BerandaPasar Kreatif
Rabu, 26 Jul 2022 10:08

Ketika Budidaya Anggrek Spesies di Purworejo Berujung Cuan

Dwi Purwaningsing membudidayakan anggrek spesies di Purworejo. (Kompas/Bayu Apriliano)

Meski terbilang nggak mudah, pasangan istri suami Dwi Purwaningsih dan Kang Bikin berhasil membudidayakan anggrek spesies.

Inibaru.id – Nggak semua orang cukup telaten merawat anggrek. Apalagi salah satu jenis anggrek yang bernama anggrek spesies yang habitat aslinya di hutan. Tapi, pasangan istri suami Dwi Purwaningsih dan Kang Bikin dari Purworejo ini mampu melakukannya. Berkat membudidayakan anggrek spesies, mereka meraup untuk jutaan rupiah setiap bulannya.

Pasangan ini tinggal di Desa Giyombong, Kecamatan Bruno. Desa ini masih dikelilingi oleh hutan yang cukup luas. Di hutan itulah, anggrek-anggrek spesies bisa ditemukan.

Meski begitu, mencari indukan anggrek spesies bukanlah hal yang mudah. Kang Bikin mengaku bisa berjalan sampai 5 kilometer menembus hutan desa hanya demi mencari satu indukan saja. Dia berangkat pada pukul 05.30 pagi dan pulang saat sore.

Saat suaminya sibuk menjelajahi alam liar, Dwi dengan telaten merawat 70 jenis anggrek yang sudah dibudidayakan di depan rumah. Tempat penampungan anggrek ini sudah eksis sejak 2 tahun lalu dengan ukuran 6x2 meter dan atap plastik.

“Yang didapat dari Hutan Bruno sendiri ya ada sekitar 30-an jenis anggrek,” cerita Dwi.

Mendapatkan Omzet Jutaan Rupiah per Bulan

Jenis anggrek spesies cukup sulit dibudidayakan. (Orchid.jellajah)

Anggrek-anggrek spesies dan anggrek hibrida yang mereka budidayakan kemudian mereka jual secara daring dan luring. Tapi, keduanya mengaku lebih fokus menjualnya secara daring karena mampu mendapatkan pasar lebih luas.

Nggak hanya dari dalam kota, pembeli Dwi juga datang dari luar kota seperti Wonosobo, Kebumen, Magelang, dan lokasi lainnya. Luar Pulau Jawa pun banyak yang mendapatkan anggrek spesies darinya.

“Jawa, Bali, Sumatra itu yang banyak membeli anggrek spesies kami,” lanjut Dwi.

Setiap minggu, setidaknya tiga sampai delapan anggrek laku terjual dengan kisaran harga Rp 100 ribu sampai Rp 700 ribu. Hal ini berarti, omzet bisnis yang sudah eksis sejak 2018 ini mencapai Rp 2 juta - Rp 4 juta per bulan.

"Kalau diambil pastinya sekitar Rp2 juta pasti dapat. Di bulan-bulan tertentu bisa lebih banyak," ujar Dwi.

Berkat kegigihan Dwi dan Kang Bikin dalam membudidayakan anggrek, kini Desa Giyombong dikenal sebagai desa penghasil anggrek spesies terbesar di Kabupaten Purworejo. Nggak hanya membuat anggrek-anggrek tersebut tetap lestari, mereka juga merasakan manisnya keuntungan berjualan bunga yang cantik tersebut.

Kalau kamu lebih tertarik berbisnis anggrek atau pembeli anggrek untuk dinikmati keindahan di halaman rumah, Millens? (Kom/IB09/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024