BerandaPasar Kreatif
Selasa, 31 Agu 2020 20:00

GRIS Sudah Jadi Paragon Mall, Kacang Sangan Asin Tetap Setia di Jalan Pemuda

Yayuk, penjual kacang sangan legendaris di depan Paragon City Mall. (Inibaru.id/ Audrian F)

Di pinggir Jalan Pemuda Semarang, sebuah kios kacang sangan telah berdiri lebih dari setengah abad. Kios kecil legendaris itu 'tersembunyi' di antara gedung-gedung sekitarnya, termasuk Paragon City Mall yang menjulang di depannya. Kamu pernah melihatnya?<br>

Inibaru.id - Konon, Jalan Pemuda adalah tolok ukur "peradaban" Kota Semarang. Pusat pemerintahan, sekolah favorit, gedung perkantoran, hingga mal terbaik ada di jalan yang menghubungkan Tugu Muda dengan Kota Lama tersebut. Di pinggir jalan itu, ada juga satu kios kacang kecil dengan nama besar.

Dulu, masyarakat Kota Lunpia menyebutnya Kacang Sangan Asin GRIS H Rindho. Namun, kios tersebut kini lebih dikenal dengan Kacang Sangan Paragon, karena berdiri tepat di seberang Paragon City Mall Semarang. Padahal, jauh sebelum mal nan gemerlap itu ada, kios ini telah lebih dulu berdiri.

Semula, saya sempat heran dan terenyuh melihat sebuah kios penjual kacang sangrai, yang di Semarang disebut "sangan", tampak terhimpit di antara modernitas zaman. Tempatnya sangat old school, terlihat jauh tertinggal dari Jalan Pemuda yang terus bersolek dan kekinian.

Yakin, nih, tetap berjualan kacang? Batin saya. Penasaran, saya pun membeli kacang itu pada Minggu (23/8/2020), sekaligus mencoba bertanya lebih jauh pada pemilik kios. Saya bertemu Yayuk Sri Rejeki, perempuan 43 tahun yang dengan ramah mengatakan, kios itu telah berdiri puluhan tahun silam.

Jadi Teman Nonton

Masih setia berdiri di depan Paragon City Mall yang gemerlap, ramai, dan angkuh. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Berdasarkan cerita Yayuk, kios kokoh berbahan kayu jati berukuran 2,5 x 1,5 meter itu telah lebih dari 60 tahun berdiri. Orang-orang membeli kacang sejak seberang jalan yang sekarang menjadi Paragon City Mall itu masih berupa gedung pertunjukan.

“Sebelum ada Paragon, itu (menunjuk ke seberang jalan) GRIS, sejenis gedung pertunjukan atau wayang,” jelasnya.

Perlu kamu tahu, GRIS adalah singkatan dari Gedung Gerakan Rakyat Indonesia. Di tempat itu, pergelaran wayang dipertontonkan. Nah, kacang asin di kios tersebutlah yang menjadi teman nonton yang mengasyikkan sembari menikmati wayang.

Jalan Pemuda kala itu, kata Yayuk, belum seperti sekarang: gelap dan banyak kejahatan. Sebelum GRIS dibangun, di lokasi tersebut berdirilah Societeit de Harmonie atau lebih dikenal sebagai Gedung Harmoni, tempat para mevrouw dan meneer mencari hiburan.

Kemudian, Gedung Harmoni dijual ke Perusahaan Dagang Belanda atau Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM). Masyarakat Kota Semarang kemudian iuran untuk membeli tanah sisa di sebelahnya, hingga terbangunlah GRIS pada 1950.

GRIS pun menjelma menjadi pusat hiburan. Yang paling favorit adalah wayang orang Ngesti Pandhawa. Sekitar 1970-an hingga 1980-an, pergelaran itu menjadi hiburan favorit di Kota ATLAS.

Generasi Kedua

Imabauan untuk pelanggan. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Yayuk adalah generasi kedua yang bertahan menjajakan kacang asin di kios tersebut. Dia merupakan menantu H Rindho, pendiri sekaligus pemilik kios kacang sangan. Yayuk pun berkisah, sebelum mendirikan kios, mertuanya berjualan dengan berkeliling menggunakan pikulan.

"Betul, masih dipikul, belum (mukim di) kios,” terangnya. Sorot matanya menerawang jauh seakan menembus waktu.

Di Semarang, nama besar kios kacang sangan asin ini memang terkenal hingga ke mana-mana. Alasan Yayuk masih meneruskan usaha keluarganya itu juga karena banyak pelanggan lama yang memesan. Dia merasa sayang menutupnya, kendati penjualan kacang juga kerap tertatih-tatih.

Di kios tersebut, Yayuk menjual kacang kulit sangan dan kacang kupas. Dari dulu nggak berubah. Dia juga menjamin cara memproduksinya tetaplah sama seperti sedia kala.

''Cara memasak kacang menggunakan pasir bersih dan lembut yang sudah dicuci, kemudian diberi garam beryodium. Lalu, bumbunya dicampur bawang yang juga pilihan,'' papar Yayuk, merunut pembuatan kacang sangan.

Mencoba Bertahan

Di tengah kios penyambung hidupnya. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Saya sempat mencicipi kacang sangan asin itu. Satu kilogram kacang asin dibanderol Rp 30 ribu. Tapi, kamu juga bisa juga membelinya secara eceran. Gimana dengan rasanya?

Jika kamu pegang, kacang sangan tampak kasar dan berpasir. Rasanya asin. Mohon maaf, tapi menurut saya, rasa kacang ini biasa saja. Yang istimewa adalah keteguhan untuk terus bertahan menjajakan kacang itu di tengah modernintas kota. Ha-ha.

Menurut Yayuk, seperti kebanyakan orang, tahun ini menjadi cobaan tersendiri baginya. Pandemi Covid-19 yang sempat membuat Jalan Pemuda ditutup pada malam hari menjadi tantangan untuknya. Pendapatannya menurun drastis.

Oya, selain kacang, Yayuk juga mencoba menyambung hidup dengan menjual kopi, rokok, dan makanan ringan di kios tersebut.

Kalau kamu kebetulan sedang berada di dekat-dekat situ, silakan mampir untuk membelinya ya, Millens. (Audrian F/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024