BerandaKulinary
Rabu, 19 Mei 2020 18:15

Terkuak, Ini Alasan Mengapa Porsi Nasi Padang yang Dibungkus Lebih Banyak

Nasi padang dibungkus lebih banyak porsinya dibandingkan nasi padang yang dimakan di tempat (instagram.com/afterworking)

Sama-sama enak, nasi padang yang dibungkus porsinya biasanya lebih banyak daripada nasi padang yang dimakan di tempat. Apa alasannya, ya?

Inibaru.id - Nasi padang adalah salah satu masakan yang paling populer di Indonesia. Kamu bisa menjumpainya di berbagai tempat. Nggak hanya rasanya yang enak, porsi nasi padang biasanya juga bisa sangat mengenyangkan. Hanya, jika dicermati, porsi nasi padang yang dibungkus biasanya lebih banyak dibandingkan dengan nasi padang yang dimakan di tempat. Apa alasannya, ya?

Ternyata, ada beberapa faktor yang membuat nasi padang dibungkus porsinya jadi lebih banyak. Yuk simak penjelasannya!

Porsi Banyak Nasi Padang yang Dibungkus Bisa Dinikmati Banyak Orang di Rumah

Ilustrasi nasi padang yang dibungkus (instagram.com/stevanielim)

Orang-orang Minang percaya bahwa nasi padang yang dibungkus nggak hanya dimakan sendiri, tapi dibagi dengan anggota keluarga lainnya. Jadi, para penjual sengaja menambahkan porsinya agar cukup dimakan untuk sekeluarga.

Ternyata, kepercayaan ini berasal dari kondisi masyarakat Minang di zaman penjajahan Belanda, lo, Millens. Saat itu, masakan padang biasanya hanya dapat dibeli oleh para anggota kerajaan, priayi, dan petinggi VOC. Jikalau ada pribumi yang bisa membelinya, tentu porsinya hanya cukup untuk satu orang.

Penjual masakan padang yang dikenal memiliki solidaritas tinggi pada sesama mengakali hal ini dengan menambah porsi nasi padang yang dibungkus para pribumi ini. Dengan porsi yang lebih banyak, tentu semua orang di rumah bisa menikmatinya. Kebiasaan inilah yang berlangsung hingga sekarang.

Sayangnya, kebiasaan turun-temurun ini nggak lagi diteruskan oleh semua penjual masakan padang, khususnya yang nggak dikelola oleh orang Minang asli.

Terkait dengan Estetika Bungkus Nasi Padang

Ilustrasi nasi padang dibungkus. (iStock)

Menurut salah satu ahli kuliner Minang, besarnya nasi padang sudah ada patokan tersendiri. Ukuran ini bisa menambah estetika pesanan yang dibungkus. Bahkan, hal ini membuat penjual bisa saja nggak segan untuk menambah lauk sebagai bonus. Bagi penjual, keseimbangan antara nasi dan lauk harus menjadi pertimbangan. Kalau sampai lauknya kurang, misalnya, rasa nasi padang tentu akan menjadi kurang mantap.

Membawa Pulang Pesanan Berarti Mengurangi Kerepotan Pemilik Rumah Makan

Ilustrasi penjual sedang melayani. (Kompas/ Fira Abdurachman)

Kalau kamu makan langsung di rumah makan padang, para karyawan akan mengeluarkan tenaga lebih banyak untuk memberi dan mencatat menu, mengantar makanan ke meja, hingga mencuci piring dan gelas.

Semua kerepotan itu bisa berkurang kalau nasi padang yang kamu pesan dibungkus. Oleh karena itu, para penjual akan menambah porsi makanannya sebagai cara mengucapkan terima kasih.

Orang Minang Suka Dianggap Sebagai Orang yang Murah Hati

Ilustrasi tumpukan nasi padang. (iStock)

Memberi kesan yang baik pada pelanggan sepertinya hal yang wajib dilakukan oleh para penjual, termasuk para penjual rumah makan padang. Mereka memberi pelayanan ekstra agar terlihat royal, termasuk dengan melebihkan porsi nasi padang yang dibungkus.

Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, orang-orang Minang ingin terkesan royal baik itu dalam hal penggunaan bumbu masakan maupun penyajian makanan. Jadi, jangan heran kalau masakan padang mempunyai bumbu yang pekat agar bisa dipamerkan di etalase kaca ya, Millens. Bahkan ada beberapa penjual yang sengaja menata semua lauk yang tersedia di atas meja orang yang ingin makan di tempat.

Nah, sudah tahu kan alasan porsi nasi padang yang dibungkus lebih banyak? Kalau kamu, lebih suka makan di tempat atau dibungkus, nih Millens? (Hip/IB24/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: