BerandaKulinary
Senin, 1 Sep 2019 08:14

Filosofi Dalam Tiap Gigitan Semar Mendem

Semar mendem. (Instagram/bucit)

Dalam setiap makanan, nggak hanya komposisi dan rasa yang bisa kamu nikmati. Tiap bagiannya juga membawa filosofi yang dalam, lo.

Inibaru.id – Sebuah makanan nggak hanya berisi bahan-bahan sebagai komposisi, kandungan gizi, atau usaha si pembuat dengan sepenuh hati. Lebih dari itu, sebuah makanan juga dapat menjadi media untuk menyampaikan makna pada para penikmatnya.

Nggak ketinggalan dengan semar mendem. Dari namanya saja, kudapan khas Yogyakarta yang satu ini sudah terdengar unik bukan?

Jika diartikan, semar mendem berarti Semar yang sedang mabuk. Yap, Semar yang dimaksud merupakan tokoh pewayangan Jawa yang bijak dan terhormat. Konon, nama itu disematkan karena bentuk kue semar mendem yang mirip dengan perawakan Semar.

Semar mendem. (Resep Koki)

Semar mendem cenderung berbentuk padat dengan isi yang banyak. Mirip dengan Semar yang memiliki perawakan gempal, Millens. Sedangkan kata mendem atau mabuk dimaknai sebagai kebiasaan Semar yang gemar makan hingga kekenyangan.

Hm, sepertinya bukan hanya Semar nih yang gemar makan dan susah untuk berhenti sebelum kekenyangan. Menikmati semar mendem juga dapat membuatmu ketagihan dan sulit untuk berhenti mengunyah.

Terang saja, suwiran ayam yang gurih, legitnya ketan, plus telur dadar sebagai kulitnya memang merupakan perpaduan yang tepat untuk perut. Baik untuk camilan maupun menu makanan, semar mendem bukanlah pilihan yang salah.

Semar mendem. (Diahdidi)

Eits, peran Semar dalam kudapan semar mendem nggak berhenti sampai di situ, lo. Semar juga dilambangkan sebagai kekuasaan.

Secara filosofis, para Semar atau penguasa nggak boleh mendem atau mabuk kekuasaan. Jabatan yang dimiliki oleh para penguasa baiknya digunakan untuk melakukan hal-hal dalam kebaikan, terutama untuk mengayomi rakyat.

Wah, di balik gurihnya kudapan ternyata ada makna mendalam untuk para penikmatnya nih! Hm, bakal lebih menikmati rasa dan filosofi dalam setiap gigitannya nggak nih? Ha-ha. (IB10/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Longsor di Petungkriyono Pekalongan: Korban Meninggal 17 Orang

22 Jan 2025

Info Resmi dari Pemerintah tentang Libur Sekolah pada Bulan Ramadan 2025

22 Jan 2025

Hanya Buka Sekali dalam 35 hari, Begini Keunikan Pasar Kramat Jumat Pahing Muntilan

22 Jan 2025

Di Jepang, Ada Cafe Cuddle yang Perbolehkan Pengunjung Peluk Pelayannya

22 Jan 2025

Pj Gubernur Jateng: Pemicu Banjir dan Tanah Longsor karena Alih Fungsi Lahan

22 Jan 2025

Pisahkan Nomor Pribadi dan Kantor untuk Work-Life Balance yang Lebih Baik!

22 Jan 2025

Viral Jam Tidur Siang di Sekolah Surabaya, Sudah Diterapkan di Jepang dan Tiongkok

22 Jan 2025

Apakah Memenuhi Semua Keinginan Pasangan Bisa Menjamin Kesetiaan?

22 Jan 2025

Temanggung Resmikan 8 TPS3R untuk Kelola Sampah Berbasis Masyarakat

22 Jan 2025

Lestari Moerdijat: Indonesia di BRICS Harus Berdampak Positif untuk Semua Sektor

22 Jan 2025

Erick Thohir: Tarif Tiket Kendaraan Umum Nggak Naik saat Lebaran 2025

23 Jan 2025

Nasi Goreng Pak Basiyo, Hidden Gem Kuliner Sukoharjo

23 Jan 2025

Mau Tinggal di Desa Albinen, Swiss? Pemerintah Bakal Siapkan Uang Rp540 Juta Buatmu!

23 Jan 2025

Hari Ketiga Banjir Grobogan, KAI Masih Terapkan Rekayasa Operasi dan Pembatalan Perjalanan

23 Jan 2025

Pathol Sarang, Gulat Tradisional Khas Rembang yang Eksis Sejak Zaman Majapahit

23 Jan 2025

Menghadapi Atasan Otoriter: Antara Bertahan dan Menjaga Profesionalisme

23 Jan 2025

Perbaikan Sistem Penerimaan Murid Baru Wujudkan Pendidikan Inklusif

24 Jan 2025

Benarkah Kopi Arabika Akan Punah Pada 2050 karena Perubahan Iklim?

24 Jan 2025

'When Life Gives You Tangerines', Drama Korea Terbaru IU

24 Jan 2025

Hari-Hari di Dukuh Pangkalan; Belasan Tahun Dibekap Rob, Terus-menerus Tinggikan Rumah

24 Jan 2025