BerandaKulinary
Selasa, 24 Des 2018 12:00

Menepi di Sate Klatak Pak Pong, Satai Kambing Muda yang Ditusuk Jeruji Besi dan Disajikan dengan Kuah Gulai Gurih

Rumah Makan Sate Klatak Pak Pong di Bantul, Yogyakarta. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Berkunjung ke Bantul, Yogyakarta rasanya kurang afdal kalau belum mencicipi kuliner khas satai klathak. Ada satu rumah makan legendaris yang jadi rujukan wisatawan saat berkunjung ke Yogyakarta yakni Sate Klatak Pak Pong. Berikut ulasannya.

Inibaru.id – Berbicara tentang Jogja memang nggak ada habisnya. Kebudayaan yang masih kental, masyarakat yang humanis, tempat wisata yang keren, sampai kuliner yang lezat menjadikan Jogja sebagai tujuan wisata komplet. Nggak heran provinsi yang berada di selatan Jawa Tengah itu selalu dipadati wisatawan setiap akhir pekan.

Nah, kalau kamu ke Yogyakarta, khususnya ke Bantul, jangan lupa untuk mencicipi kuliner khasnya yakni satai klathak. Di Jalan Imogiri Timur kilometer 10, Bantul, Yogyakarta ada warung satai klathak legendaris yakni Sate Klatak Pak Pong. Letak warungnya persis di samping jalan besar, dekat dengan Stadion Sultan Agung, jadi mudah ditemukan, Millens.

Sate Klatak Pak Pong ini sudah berdiri sejak 1997. Namun, warung ini baru eksis setelah gempa di bantul pada 2006 silam. Hal ini dituturkan supervisor Sate Klatak Pak Pong Muhammad Abdun Nafik.

“Waktu gempa kan banyak wartawan yang meliput ke daerah sini. Terus mereka mampir makan di sini. Karena dinilai enak, langsung banyak yang ngeliput dan akhirnya terkenal,” terang lelaki yang kerap dipanggil Nafik ini.

Satu porsi Sate Klathak Pak Pong. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Sate Klatak Pak Pong sama dengan satai klathak pada umumnya yakni berbahan dasar daging kambing yang dibumbui garam sehingga berbunyi “klathak klathak”. Namun, yang membedakannya adalah daging yang dipilih. Nafik mengatakan, Sate Klatak Pak Pong memilih menggunakan daging kambing yang berumur kurang dari satu tahun karena lebih empuk saat disantap.

Nggak hanya muda, daging yang disediakan juga masih segar, lo. Setiap hari, rumah makan ini menyembelih 20 hingga 50 ekor kambing. Namun, jumlah itu nggak langsung disembelih waktu pagi. Mereka membaginya dalam tiga waktu yakni pukul 8, pukul 13, dan pukul 17. Pembagian waktu penyembelihan itu dilakukan supaya daging masih segar saat dimasak.

Satai klathak biasanya disajkan dengan kuah gulai. Ini berbeda dengan satai kambing yang lumrahnya diberi bumbu kecap bawang.

Ciri khas satai klathak buatang Pak Pong adalah alat penusuk dagingnya menggunakan jeruji besi. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Selain memanfaatkan kambing muda, rumah makan ini juga menggunakan alat penusuk satai yang unik. Orang yang menjual satai pada umumnya menggunakan bambu untuk menusuk dan menyatukan daging. Namun, di Sate Klatak Pak Pong, daging satai justru ditusuk menggunakan jeruji besi.

“Kami memang khasnya pakai jeruji besi. Kalau pakai jeruji itu pertama khas, kedua bisa didaur ulang karena bisa dipakai lagi. Ketiga, karena bahannya besi jadi bisa menghantarkan panas, lebih merata matangnya,” beber Nafik.

Selain satai klathak, rumah makan ini juga menyajikan menu lain yakni tengkleng dan tongseng. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Tenang saja, jeruji itu bakal diganti secara berkala tiga bulan sekali, kok. Jangan kawatir bakal karatan ya. He-he.

Kalau masalah rasa, jangan ditanya lagi. Pengunjung yang selalu memadati tiap hari bahkan membludak setiap akhir pekan membuktikan rasa satai klathak ala Pak Pong enak. Saking banyaknya pengunjung, kamu harus sabar antre lebih kurang 30 hingga 60 menit sampai pesananmu tiba, Millens.

Untuk menyantap seporsi satai klathak, kamu perlu merogoh kocek Rp 23 ribu. Satu porsi berisi dua tusuk satai. Eits, jangan kira sedikit karena setiap tusuk berisi sekitar enam potong daging. Potongan dagingnya pun lumayan besar, kok.

Gubug lesehan yang disediakan untuk pengunjung Sate Klatak Pak Pong. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Kalau kamu nggak pengin satai klathak, ada beberapa menu lain yang bisa kamu pesan. Menu itu di antaranya tongseng, tengkleng, kicik, dan nasi goreng kambing.

Sate Klatak Pak Pong buka setiap hari termasuk hari pertama Idulfitri dan Iduladha. Setiap hari, rumah makan ini buka mulai pukul 9 dan tutup pada pukul 23.30 WIB. Rumah makannya cukup luas dilengkapi dengan 100 meja yang berkapasitas empat orang per meja. Belum lagi gubuk-gubuk lesehan yang tersedia di lokasi utama. Jadi nggak perlu khawatir nggak kebagian tempat. Gimana, cocok kan? (Ida Fitriyah/E05)

 

Sate Klatak Pak Pong

Makanan Tradisional khas Yogyakarta

Jalan Imogiri Kilometer 10, timur Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta

Jam buka        : 09.00-23.30 WIB

Rentang harga: Rp 23 ribu-Rp 28 ribu

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: