BerandaKulinary
Senin, 13 Jan 2019 13:13

Setengah Matang, Ciri Khas Tempe Mendoan Purwokerto

Tempe mendoan khs Purwokerto. (Limakaki)

Gorengan berupa tempe dibalut tepung yang disebut mendoan memang sudah menjamur di Indonesia terutama di Jawa. Namun, tentu saja mendoan yang spesial ada di kota aslinya yakni Purwokerto, Banyumas.

Inibaru.id - Bagi orang Indonesia, gorengan adalah salah satu cemilan favorit yang enak dan mengenyangkan. Berbahan dasar mulai dari sayuran, pisang, tahu, hingga tempe, gorengan punya beragam jenis. Namun, yang paling spesial dan paling banyak dijumpai di warung-warung adalah mendoan.

Mendoan adalah makanan berbahan dasar tempe yang berbalut tepung bumbu dan digoreng dalam minyak panas. Camilan ini biasanya digoreng sampai kering sehingga teksturnya renyah. Namun, di daerah asal mendoan yakni Purwokerto, Banyumas, mendoan sangat berbeda dengan mendoan yang ada di pasaran. Mendoan khas Purwokerto hanya digoreng setengah matang.

Tekstur mendoan yang terlihat lembek dan basah memang jadi kekhasan tersendiri. Mendoan terlihat "basah" karena minyak yang membasahi tepung tempe masih melekat saat dihidangkan.

Dari tekstur basah itu, nama mendoan tercetus. Dalam bahasa Jawa dialek Banyumas, kata mendo berarti setengah matang. Nggak salah kalau camilan satu ini memang digoreng setengah matang.

Selain cara menggoreng, ukuran tempe yang digunakan untuk membuat mendoan juga berbeda lo, Millens. Kalau biasanya mendoan berbentuk persegi panjang kecil dan sedikit tebal, mendoan khas Purwokerto punya ukuran yang lebih lebar sekitar 10x15cm dengan potongan yang sangat tipis. Ada juga mendoan jumbo yang ukurannya 30x15 cm.

Warga Purwokerto bahkan membuat tempe khusus yang dicetak sesuai ukuran tersebut. Tempe itu biasanya dibungkus dalam daun pisang. Nah, satu bungkus tempe ini adalah satu lembar mendoan sehingga penjual nggak perlu lagi memotong tipis-tipis.

Cara membuatnya juga mudah, kok. Kamu bisa menggunakan tempe khas Purwokerto yang sudah berbentuk lembaran tipis atau menggunakan tempe biasa yang ada di daerahmu lalu diiris tipis-tipis. Adonan mendoan berisi tepung terigu, tepung tapioka, irisan daun bawang, dan air. Bumbu halusnya berupa bawang putih, kaldu bubuk, ketumbar, dan kencur.

Bila semua bahan sudah siap, campurkan hingga menjadi adonan tepung basah yang sedikit kental. Kemudian celupkan Lembaran tempe ke adonan lalu goreng di wajan yang telah berisi minyak panas. Goreng sekitar tiga hingga empat menit saja untuk menghasilkan tekstur yang basah sesuai dengan definisi mendo.

Mendoan lebih enak dinikmati dengan cabe rawit atau dicocol dengan sambal kecap saat masih hangat. Mendoan Purwokerto yang lebih kekinian biasanya dihidangkan dengan parutan keju dan sosis, lalu digulung dan diikat dengan daun bawang. Ada juga yang dilumuri bubuk cabai atau dengan sambal kacang. Wah, sedapnya!

Harga tempe mendoan khas Purwokerto ini cukup beragam bergantung ukurannya. Untuk ukuran kecil, mendoan dijual mulai dari Rp 5 ribu per empat lembar tempe, sedangkan ukuran besar mulai dari Rp 2 ribu per lembarnya. Kalau ke Purwokerto, jangan lupa cicipi camilan ini, ya! (IB07/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal 4 Budaya Kota Semarang yang Kini Berstatus Warisan Budaya Takbenda

21 Nov 2024

Memahami Perempuan Korea di Buku 'Bukannya Aku Nggak Mau Menikah' Karya Lee Joo Yoon

21 Nov 2024

AI Bikin Cerita Nyaris Sempurna, Tapi Nggak Mampu Bikin Pembaca Terhanyut

21 Nov 2024

Dilema Membawa Anak ke Tempat Kerja

21 Nov 2024

La Nina Masih Berlanjut, BMKG Minta Kita Makin Waspada Bencana Alam

21 Nov 2024

Kematian Bayi dan Balita: Indikator Kesehatan Masyarakat Perlu Perhatian Serius

21 Nov 2024

Ketua KPK Setyo Budiyanto: OTT Pintu untuk Ungkap Korupsi Besar

22 Nov 2024

Menelisik Rencana Prabowo Pengin Indonesia Hentikan Impor Beras Mulai 2025

22 Nov 2024

Meriung di Panggung Ki Djaswadi, sang Maestro Kentrung dari Pati

22 Nov 2024

Menemukan Keindahan dalam Ketidaksempurnaan, Itulah Prinsip Wabi-Sabi

22 Nov 2024

Mencegah Kecelakaan Maut di Turunan Silayur, Ngaliyan, Semarang Terulang

22 Nov 2024

Apa Alasan Orang Jepang Tidur di Lantai?

22 Nov 2024

Rute Baru Semarang-Pontianak Resmi Dibuka di Bandara Ahmad Yani Semarang

22 Nov 2024

Bagaimana Sebaiknya Dunia Pariwisata Menghadapi Kebijakan PPN 12 Persen?

23 Nov 2024

Asal Mula Penamaan Cepogo di Boyolali, Terkait Peralatan Dapur

23 Nov 2024

Mengapa Warna Bangunan di Santorini Dominan Putih dan Biru?

23 Nov 2024

Kekerasan pada Perempuan; Siapa yang Salah?

23 Nov 2024

Wejangan Raden Alas: Warga Blangu, Sragen Dilarang Beristri Dua

23 Nov 2024

Alokasi Ditambah, Serapan Pupuk Bersubsidi di Jawa Tengah Capai 60,23 Persen

23 Nov 2024

Menguak Sejarah dan Alasan Penamaan Tulungagung

24 Nov 2024