BerandaKulinary
Minggu, 2 Feb 2019 09:05

Lambang Kemakmuran, Makna Filosofis Nasi Kuning

Lambang Kemakmuran, Makna Filosofis Nasi Kuning

Hidangan nasi kuning khas Indonesia. (cookpad.com)

Masyarakat Indonesia sering menyertakan nasi kuning sebagai hidangan wajib dalam berbagai perayaan. Termasuk dalam perayaan ulang tahun, maupun perayaan tradisi di berbagai wilayah.

Inibaru.id – Nasi kuning atau yang dikenal pula dengan nama nasi tumpeng, lazimnya disajikan dengan bentuk mengerucut atau menyerupai gunung. Merujuk pada koranyogya.com, warna kuning dengan bentuk gunung tersebut memiliki makna kemakmuran.

Makna tersebut membuat nasi kuning ini selalu nongol dalam acara syukuran maupun perayaan sedekah bumi. Sebab, acara tersebut merupakan wujud syukur yang ditunjukkan masyarakat atas berkat kemakmuran yang telah diterimanya. Selain itu, bentuk mengerucut juga menjadi simbol dari adanya harapan agar hubungan secara vertikal antara manusia dan Tuhan dapat terjaga baik. Dalam banget ya, Millens!

Variasi lauk dalam sajian nasi kuning. (divertone.com)

Oh iya, biasanya nasi kuning ini disajikan dengan berbagai macam pelengkap yang juga memiliki makna filosofis lo! Seperti ayam, ikan, telur rebus dan sayur urap. Nah, untuk ayam, biasanya yang dipilih adalah ayam jago yang kemudian dimasak utuh (ingkung). Ini merupakan simbol dari kekhusyukan dalam menyembah Tuhan dan mengendalikan diri.

Sayuran yang ikut disajikan juga nggak sembarangan, sobat Millens. Ada tujuh jenis sayuran yang masing-masing memiliki makna. Sayur pertama adalah kangkung yang berarti melindungi. Kemudian bayam yang menjadi simbol ketentraman. Lalu taoge (kecambah) yang berarti tumbuh. Kacang panjang yang dapat dimaknai sebagai harapan agar seseorang memiliki pemikiran ke depan.

Bawang merah yang melambangkan pertimbangan dari segala sesuatu. Cabe merah yang sering digunakan sebagai hiasan di ujung tumpeng yang berarti penerangan. Kluwih yang menjadi simbol harapan agar memiliki keunggulan dan bumbu urap yang bermakna menghidupi.

Nah, sekarang sudah paham kan? (IB23/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025