BerandaKulinary
Minggu, 25 Agu 2018 15:00

Manisnya Ledre, Semprong Rasa Pisang dari "Perbatasan"

Ledre rasa pisang. (Inibaru/Artika Sari)

Manis dan gurihnya pisang bisa kamu rasakan di ledre. Sebagai makanan khas Bojonegoro, kue kering ini layak kamu jadikan referensi oleh-oleh jika berkunjung ke pengujung barat Provinsi Jawa Timur ini.

Inibaru.id - Pernah mendengar ledre? Bagi kamu yang berasal dari Kabupaten Bojonegoro dan Kota Cepu, Blora, panganan satu ini tentunya nggak asing lagi. Meski ledre merupakan makanan khas Bojonegoro, kue kering ini juga kerap menjadi oleh-oleh bagi mereka yang singgah di Cepu, lo, Millens!

Berbahan dasar tepung terigu dan pisang, bentuk ledre mirip cerutu, tapi berwarna cokelat muda. Saat membuka kemasannya, aroma pisang akan menyergap hidungmu. 

Semula, ledre hanya dibuat dari pisang. Kemudian, agar variatif, sejumlah pembuat ledre membuat varian seperti durian, keju, waluh, nangka, nanas, cokelat, dan stroberi. Kendati begitu, varian pisang tetaplah menjadi primadona hingga sekarang.

Panjang kue ini sekitar 20 sentimeter dengan diameter sekitar 1,5 sentimeter. Kendati ringan, isi satu kardus ledre ini lumayan banyak, kok.

Ledre dalam kemasan. (Inibaru/Artika Sari)

Untuk mempertahankan rasa. pembuat ledre biasanya menggunakan pisang raja sebagai campurannya lantaran rasanya yang manis dan aromanya yang harum. Namun, kini jenis pisang lain juga digunakan produsen.

Camilan yang memiliki tekstur gampang rapuh ini cocok kamu santap sembari meminum teh atau kopi. Rasanya, hmm, nikmat!

Ledre memiliki tekstur yang gampang rapuh. (Inibaru/Artika Sari)

Sekotak ledre biasanya dihargai sekitar Rp 18 ribu-50 ribu. Ini tergantung dari ukuran mana yang kamu pilih. Sejumlah pusat oleh-oleh di Cepu dan Blora umumnya menjual penganan yang satu ini. Namun, kalau pengin langsung ke pusatnya, kamu bisa datang ke Kecamatan Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, yang merupakan sentra pembuatan ledre. (Artika Sari/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024