BerandaKulinary
Jumat, 7 Sep 2023 18:09

Comfort Food saat di Demak, Bakso Balungan Tempuran

Bakso balungan Tempuran buatan Mak Jah sejak tahun 1980-an, berjualan di warung sederhana di Desa Tempuran, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Senin (4/9/2023).

Berlokasi di tengah permukiman warga di Desa Tempuran, bakso balungan yang berdiri sejak 1980-an ini menjadi comfort food yang perlu kamu coba saat berada di Kabupaten Demak.

Inibaru.id - Ketika merasa sedih atau kehilangan mood, sebagian orang akan "melarikan diri" dengan mencari comfort food. Bagi saya, bakso nggak pernah gagal untuk ini. Kalau tengah berada di Demak, Jawa Tengah, Bakso Balungan Tempuran selalu menjadi pilihan utama saya.

Berlokasi di Desa Tempuran, Kecamatan Demak, kedai bakso ini tidaklah mewah, bahkan jauh dari kata instagenik. Namun, usaha yang didirikan Sukijah pada 1980-an itu begitu laris dan bagi saya, ngangeni. Nggak hanya rasa baksonya yang menggoyang lidah, tempatnya juga homey banget.

Sedikit gambaran, kedai yang menyatu dengan rumah ini berada di tengah permukiman dengan suasana perdesaan yang kental. Kalau mau makan di tempat, ada meja lesehan memanjang di teras rumah, tepat di bahu jalan.

Mak Jah, sapaan akrab Sukijah, agaknya sengaja membuat kedai itu "menyatu" dengan masyarakat agar terasa merakyat. Hal ini kentara sekali, terlihat dari cara penyajian baksonya yang nggak neko-neko. Namun, saya yakin siapa pun yang pernah ke sini bakal sepakat bahwa rasanya bikin pengin balik lagi.

Kuah Kaldu adalah 'Koentji'

Kuah sop jadi andalan bakso balungan Tempuran di Desa Tempuran, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, karena memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dengan bakso lainnya, Senin (4/9/2023).

Belum lama ini saya mengajak makan seorang kawan yang berasal dari luar kota ke kedai yang buka tiap hari pukul 10.00-17.00 WIB tersebut. Kebetulan hari itu belum begitu ramai, jadi saya juga sempat mengajak ngobrol Irma, anak sulung Mak Jah yang kini menjalankan usaha bakso tersebut.

Irma mengatakan, magnet utama dari bakso balungan bikinan ibunya sejatinya terletak pada kuahnya yang istimewa. Alih-alih semata air rebusan bakso, kuah di kedai tersebut mengandung kaldu. Jadi, dari sini saja sudah kebayang dong gimana gurihnya bakso balungan ini?

"Orang bilang, kuah bakso di sini beda. Balungannya juga lunak, dengan tingkat kematangan yang pas," ujar lelaki 32 tahun itu semringah.

Seperti namanya, seporsi bakso ini memang sudah termasuk "balungan", potongan tulang sapi atau kerbau yang direbus lama. Oya, dalam penyajiannya, mereka nggak menyertakan mi atau bihun. Namun, bagi saya sudah cukup mengenyangkan, karena porsinya termasuk banyak.

"Kalau kurang kenyang, kami menyediakan nasi atau lontong, kok!" sambut Irma seakan mengetahui apa yang ingin saya tanyakan. Kami pun tertawa setelahnya.

Jual Ratusan Porsi

Pembeli dari berbagai daerah yang tidak ingin ketinggalan menikmati kelezatan bakso balungan Tempuran di Desa Tempuran, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Senin (4/9/2023).

Seporsi Bakso Balungan Tempuran dibanderol Rp30 ribu. Terbilang mahal untuk ukuran bakso di kampung. Namun, menilik porsinya yang nggak tanggung-tanggung, terurama balungannya, menurut saya nggak kemahalan, sih. Justru itungannya murah.

Irma mengungkapkan, untuk servis ke pelanggan, Mak Jah memang nggak suka setengah-setengah. Dalam sehari dia bisa bisa menghabiskan hingga setengah kuintal balungan untuk menyediakan ratusan porsi bakso yang biasanya bakal segera ludes diserbu pembeli.

Nggak hanya warga setempat, bakso balungan ini juga menjadi gravitasi bagi banyak pelanggan dari luar daerah. Bahkan, menurut Irma, nggak sedikit pembeli dari luar kota yang sengaja datang ke kedainya untuk mencicipi bakso tersebut.

"Pelanggan kami ada yang dari Yogyakarta, Semarang, Kendal, Magelang, Pati, Kudus, Jepara, dan lain-lain. Alhamdulillah. Biasanya rombongan ke sini," jelasnya.

Yap, ini benar sekali! Saya melihat sendiri betapa panjangnya antrean pelanggan di kedai Mak Jah. Karena tempatnya yang nggak terlalu luas, para pelanggan juga nggak jarang terpaksa makan di teras rumah tetangga dengan alas seadanya.

Namun, bagi saya dan mungkin sebagian pelangan di sini, antrean mengular itu merupakan "perjuangan" yang sepadan untuk seporsi comfort food yang bikin hati kembali nyaman dan perut terpuaskan ini. Tertarik mencobanya juga, Millens? (Ayu Sasmita/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024