BerandaIslampedia
Sabtu, 8 Des 2017 15:29

Islam di Peru (2): Kepedulian Besar terhadap Anak Yatim dan Telantar

Masjid Babul Islam di Tacna, Peru (beautifulmosque.com)

Nggak hanya aktivitas keagamaan, muslim Peru dan organisasi Islam di sana aktif banget melakukan kerja sosial. Fokusnya membantu anak yatim piatu dan telantar yang jumlahnya banyak di negeri itu.

Inibaru.id – Mengapa perkembangan Islam bagus di Peru? Ini nggak bisa dilepaskan dari keaktifan muslim Peru dalam melakukan syiar Islam hingga sekarang,khususnya yang bergabung ke dalam beberapa organisasi.  Aktivitas dakwah ini bisa berjalan berkat kebijakan Pemerintah Peru yang memberikan kebebasan bagi setiap umat beragama.

Begitu juga, di bidang pendidikan keagamaan, pemerintah setempat mengizinkan pengelolaan sekolah agama bagi tiap komunitas agama. Terhadap siswa muslim yang menempuh pendidikan di sekolah non-Islam mereka diberi kesempatan menyusun program pembelajaran agama sesuai kepercayaannya.

Perlu kamu tahu, saat ini terdapat beberapa organisasi Islam di Peru. Hampir seluruh organisasi tersebut berpusat di Lima.

Kenapa? Kota itu memang menjadi pusat penyebaran Islam di Peru. Beberapa organisasi Islam yang ada antara lain Asociación Islámica del Perú dan Musulmanes Peruanos of Naqshbandi Haqqani.

Kedua organisasi tersebut sering menyelenggarakan kegiatan, baik kegiatan agama maupun sosial kemasyarakatan. Mereka menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat non-Islam, juga aktif membantu anak-anak telantar dan yatim piatu korban trafficking (perdagangan manusia).

Sebagai bukti, organisasi Persatuan Amerika Latin Muslim (Latin American Muslim Unity-LAMU) yang berpusat di California, AS, menggalang dana untuk membangun panti sosial  di Peru. Itu untuk menyokong program penyelamatan yatim piatu. Mereka berencana membangun panti asuhan Islam pertama di negara ini untuk menangani anak-anak telantar yang jumlahnya sangat banyak di Amerika Latin. LAMU juga memberikan bantuan dana untuk organisasi Islam Peru dalam melaksanakan program dakwah Islam.

Baca juga:
Islam di Peru (1): Minoritas yang Dikagumi
Yerusalem, Kota Suci yang Selalu Menderita

Yap, organisasi Islam di negara ini memang dikenal giat berdakwah. Nggak hanya di kota besar, aktivitas dakwah juga dilakukan di wilayah perdesaan terpencil.  Mereka melebarkan sayap dakwah melalui internet dengan membuat website bernama Musulmanes Peruanos.

Sembari berdakwah, Muslim Peru dikenal sangat ringan tangan dalam membantu warga miskin tanpa melihat latar belakang agama apalagi kelompok etnis.

Masjid Babul Islam

Masjid Babul Islam merupakan salah satu bangunan gaya Arabescos yang mempercantik Peru. Tempat ibadah ini berdiri megah di Tacna, sebuah kota di selatan Peru, dekat perbatasan dengan Chile.

Meski dibangun sejak 1995, seluruh proses pembangunan masjid baru tuntas pada 2008. Tahukah kamu, inilah masjid pertama  di Peru bahkan menjadi landmark Kota Tacna.

Pembangunan masjid ini bermula dari inisiatif  25 pengusaha Muslim asal Pakistan yang bermigrasi ke Tacna pada 1995. Awalnya, bangunan masjid ini sangat sederhana. Seiring bergulirnya waktu, sumbangan dari jamaah ataupun organisasi Islam terus mengalir. Alhasil, disempurnakanlah masjid ini dengan arsitektur cantik lengkap dengan empat kubah dan satu menara.

Baca juga:
Jejak Islam di Jamaika sejak Zaman Perbudakan
Islam di Tanah Kroasia

Saat ini Masjid Babul Islam menjadi tempat ibadah yang senantiasa ramai dikunjungi umat Islam di Tacna, yang jumlahnya sekitar 350 jiwa. Di tempat ini, mereka beribadah sekaligus berdakwah. Selain bahasa Spanyol, khotbah di masjid ini juga disampaikan dalam bahasa Arab.

Masjid Babul Islam juga membuka sekolah bagi anak-anak muslim. Nggak hanya mempelajari Islam, mereka juga mendapatkan ilmu pengetahuan umum. Sekolah ini merupakan pengembangan dari sekolah sains Shah Wali-Ullah yang didirikan Sher Afzal Khan Barikoti di area masjid. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024