BerandaInspirasi Indonesia
Kamis, 24 Jan 2018 07:31

Heni Sri Sundani, Mantan TKI yang Peduli Pendidikan Anak-Anak Petani

Heni Sri Sundani (Jawapos.com)

Termasuk salah seorang anak muda berpengaruh di Asia versi majalah Forbes, siapa sangka bahwa Heni Sri Sundani merupaka mantan TKI. Pengalaman pahitnya menempuh pendidikan saat kecil, memotivasinya mendirikan Gerakan Anak Petani Cerdas dan Komunitas AgroEdu Jampang.

Inibaru - Nama Heni Sri Sundani masuk ke dalam daftar "30 under 30 Asia" kategori Social Entrepreneur dari Majalah Forbes. Heni, begitu dia biasa disapa merupakan penggagas Gerakan Anak Petani Cerdas dan Komunitas AgroEdu Jampang.

Berawal dari mendidik 15 siswa di kampung Sasak, Desa Jampang, Bogor, Heni memulai gerakan Anak Petani Cerdas bersama suaminya Aditia Ginantaka pada 2012. Dalam kelompok belajar yang ia bentuk itu, selain membawakan buku bacaan ke pelosok desa, Heni juga memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak petani. Dia mengajar bahasa Inggris, literasi, matematika, bisnis, komputer, pertanian, peternakan, dan perkebunan. Hal itu dia lakukan agar taraf hidup mereka dapat meningkat.

Kini Gerakan Anak Petani Cerdas sudah tersebar di 10 kabupaten, yaitu Bogor, Ciamis, Bandung, Banjar, Tasikmalaya, Majenang, Indramayu, Cirebon, Bekasi dan Pekalongan.

Adapun komunitas AgroEdu Jampang yang juga dia bentuk bersama sang suami, merupakan komunitas yang mewadahi para petani dan keluarganya. Lewat komunitas tersebut, Heni dan suaminya ingin para petani dan keluarganya lebih mandiri dan dapat mengakses layanan kesehatan dan pendidikan yang sudah menjadi haknya. Selain itu, dia juga mengupayakan konsultasi bagi para petani, membantu mereka menjual hasil tani dan melibatkan petani dalam program wisata pendidikan pertanian.

Dibantu para donatur untuk urusan operasional, komunitas yang menjalankan program-programnya sejak 2013 itu kini sudah memberikan manfaat kepada ribuan keluarga yang tersebar di 40 kabupaten di Jawa dan Lombok. Sebuah kontribusi yang patut untuk diapreasi, bukan?

Lantas apa sebenarnya yang membuat Heni mau melakukan hal tersebut? Semuanya berawal dari masa kecilnya yang sulit.  Ya, Heni yang anak buruh tani miskin di Ciamis tersebut memiliki masa kecil yang susah. Dia pun ingin mengubah nasibnya lewat pendidikan. Tentu saja itu bukan hal yang mudah. Dia harus merasakan pengalaman hidup yang pahit dalam menempuh pendidikan.

Bercita-cita menjadi guru, saat kecil dia harus berjalan kaki ke sekolah selama satu jam. Tamat SD dengan nilai tertinggi, dia memutuskan melanjutkan sekolah ke SMP meski mendapat cibiran banyak tetangga. Dia dianggap nggak akan bisa menyelesaikan sekolahnya karena keterbatasan biaya. Namun berbekal uang pesangon ibunya, Heni nekad mendaftar ke SMP yang jaraknya dua kali lipat lebih jauh dari SD. Berhasil lulus SMP, Heni lalu melanjutkan sekolah di SMK. Namun agar bisa membayar uang sekolah, dia juga bekerja serabutan mulai dari jadi asisten rumah tangga, jualan jilbab hingga menawarkan jasa mengetik kepada teman-temannya.

Setelah lulus SMK, lagi-lagi dia ingin meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Sayang benget, keinginan untuk kuliah dan bisa menjadi guru harus terhenti karena ketiadaan biaya. Akhirnya Heni memutuskan menjadi TKI ke Hongkong. Saat hidup di Hongkong itulah, mata Heni terbuka lebar. Dia melihat banyak peluang untuk mengubah nasibnya menjadi lebih baik.

Mengutip Jawapos.com (6/5/2017), saat bekerja menjadi babysitter di Hongkong, Heni menghabiskan jatah liburnya untuk kuliah di D-3 IT Saint Mary’s University. Hal itu dia lakukan tanpa sepengetahuan sang majikan. Merasa hak-haknya selama dua tahun bekerja nggak terbayarkan sebagaimana mestinya, Heni memutuskan untuk mencari majikan baru. Beruntung majikan barunya sangatlah baik. Bahkan keluarga majikannya itu mendukungnya untuk terus menuntut ilmu. Akhirnya dia pun memutuskan mengambil kuliah S-1 di Saint Mary’s University dengan mengambil bidang bisnis di Jurusan Manajemen Wirausaha.

Untuk membiayai kuliahnya, dia nggak hanya mengandalkan gajinya saja. Memakai nama pena Jaladara, diam-diam dia juga mengirimkan tulisannya ke pelbagai koran, majalah atau tabloid berbahasa Indonesia di Hongkong serta mengikuti lomba. Nggak hanya kemampuan menulisnya yang terasah, uang kuliahnya juga terbayar. Bahkan selama enam tahun di sana, dia berhasil melahirkan 17 buku dan puluhan tulisan yang dipublikasikan di pelbagai media.

Kerja kerasnya pun berbuah manis. Heni lulus dengan predikat cumlaude dan menyandang gelar Bachelor of Science in Entrepreneurial Management. Saat itulah Heni lalu memutuskan pulang ke Indonesia. Sekembalinya di Indonesia, perempuan kelahiran 2 Mei 1987 itu melanjutkan cita-citanya yang sempat tertunda, yaitu menjadi seorang guru. Dia lantas menginisiasi program pendidikan lewat taman baca Gudang Ilmu di Ciamis. Aktivitas itu pun tetap berlanjut saat Heni sudah menikah dan pindah ke Bogor  pada 2012.

Sempat menjadi guru di sekolah swasta elite dengan gaji selangit di Bogor, Heni keluar dari pekerjaannya tersebut dan memilih mengajar anak-anak petani.

Hanya satu kata untuk yang dilakukan Heni: inspiratif! (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ada Tiga Bibit Siklon Tropis Kepung Indonesia, Apa Dampaknya?

9 Des 2024

Menilik Hasil Rekapitulasi Suara Pilkada 2024 di Lima Daerah

9 Des 2024

Produksi Genting di Desa Papringan, Tetap Autentik dengan Cara Tradisional

9 Des 2024

Rekor 1.000 Poin Megawati Hangestri di Liga Voli Korea

9 Des 2024

Peringati Perang Diponegoro, Warga Yogyakarta Gelar Kirab Tongkat Kiai Cokro

9 Des 2024

Tanpa Transit! Uji Coba Direct Train Gambir-Semarang Tawang, KAI Tawarkan Diskon 50 Persen

9 Des 2024

Sidang Kode Etik Kasus Penembakan di Semarang, Hadirkan Saksi dan Keluarga Korban

9 Des 2024

Apa yang Bikin Generasi Z Sering Dideskripsikan sebagai Generasi Paling Kesepian?

9 Des 2024

Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Robig Dipecat Tidak Dengan Hormat!

10 Des 2024

Penembak Siswa SMK 4 Semarang Dipecat; Ayah Korban: Tersangka Nggak Minta Maaf

10 Des 2024

50 Persen Hidup Lansia Indonesia Bergantung pada Anaknya; Yuk Siapkan Dana Pensiun!

10 Des 2024

Asap Indah Desa Wonosari, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Jawa Tengah

10 Des 2024

Hanya Membawa Kerugian, Jangan Tergoda Janji Manis Judi Online!

10 Des 2024

Benarkah Pasien BPJS Hanya Bisa Dirawat Inap Maksimal 3 Hari?

10 Des 2024

Jepara Tetapkan Status Siaga Bencana Hidrometeorologi

10 Des 2024

Banyak Bencana di Akhir Tahun, Pakar: Musim Hujan Kali Ini Nggak Normal

10 Des 2024

2024, Vasco da Gama Akhirnya Mencapai Maluku!

11 Des 2024

Kisruh Perebutan Kursi Ketua PMI, Bagaimana Kronologinya?

11 Des 2024

Janji kepada Anjing Mengilhami Pembuatan Film 'The Biggest Little Farm'

11 Des 2024

Geliat Genting Tanah Liat dalam Pusaran Bisnis Atap yang Semakin Berat

11 Des 2024