BerandaHits
Rabu, 11 Feb 2020 11:55

Viral Gerakan #SaveBabi, Ini Arti Babi bagi Masyarakat Sumut

Aksi Demo Save Babi di Sumatera Utara. (Tagar/Humas DPRD Sumut)

Senin (10/2/20), Masyarakat Sumatera Utara melakukan aksi demo #SaveBabi untuk menolak wacana pemusnahan babi. Hal ini dianggap bisa merusak adat Batak. Apa alasannya?

Inibaru.id – Ratusan warga Provinsi Sumatera Utara melakukan unjuk rasa damai menolak wacana pemusnahan babi di depan gedung DPRD Sumut pada Senin (10/2/20).

Tempo, Selasa (11/2) menulis, beberapa waktu lalu, ada kabar yang menyebut Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi akan memusnahkan babi demi menangani wabah virus wabah hog cholera serta African swine fever (ASF). Hanya saja, kabar ini dibantah oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara, Ashar Harahap. Dia menyebut Gubernur nggak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut.

Sayangnya, kabar ini terlanjur memicu kerasahan masyarakat. Masyarakat yang menjadi peternak babi di Sumatera Utara pun kemudian memutuskan untuk melakukan aksi demo menentang ide tersebut.

A Manulang, warga Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, yang ikut serta dalam aksi damai ini menyebut babi memiliki peran besar dalam ritual adat yang nggak bisa digantikan hewan lainnya.

“Bukan hanya karena miskin kemudian menggunakan babi, tapi orang kaya pun, walaupun sudah pakai lembu atau kerbau, dia tetap butuh babi. Jadi begitulah pentingnya,” terangnya sebagaimana dikutip dari Kompas (10/2).

Ketua Aksi Gerakan Save Babi, Boasa Simanjuntak mendesak pemerintah mencari solusi lain untuk mengatasi wabah African swine fever dan hog cholera di Sumut. Menurutnya, jika sampai babi dimusnahkan, bisa membuat budaya Batak juga ikut menghilang.

Babi Bagi Masyarakat Batak

Babi diketahui digunakan sebagai persembahan di berbagai upacara adat Batak seperti kelahiran anak, menjelang dewasa, atau bahkan saat ada anggota keluarga yang meninggal. Daging hewan ini juga biasa dikonsumsi.

Dalam adat Batak, daging babi biasanya dipakai oleh masyarakat yang masih belum menjadi paradongan atau orang yang terpandang. Hal ini disebabkan oleh harganya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan daging lembu, kerbau, atau kuda yang biasanya dijadikan persembahan oleh masyarakat yang lebih kaya atau terpandang.

“Ibaratnya, kalau tidak menggunakan babi, mau digantikan dengan apa. Kemarin katanya akan ada penggantian, babi jadi lele. Tapi kan tak bisa dipakai untuk adat,” ucap Manulang.

Selain itu, banyak masyarakat Sumut yang ternyata menjadikan ternak babi sebagai penghidupan. Jika kemudian babi dimusnahkan, mereka nggak lagi punya pekerjaan.

Sebagai informasi, hingga saat ini, terlah terjadi wabah penyakit demam babi afrika atau African swine fever di Kabupaten dan Kota yang ada di Sumut. Setidaknya, sudah ada 42 ribu lebih babi yang mati akiba wabah ini.

Kalau menurut Millens, setuju nggak dengan ide pemusnahan babi di Sumatera Utara? (IB09/E06)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: