BerandaHits
Kamis, 10 Jan 2024 18:11

Vape, Bom Waktu yang Dikhawatirkan Para Pakar Kesehatan

Pengguna vape di Indonesia semakin meningkat. (Yankes.kemkes)

Sebagian besar pengguna vape atau rokok elektrik adalah mereka yang berusia remaja atau dewasa muda. Para pakar kesehatan khawatir, pengguna akan mengalami masalah kesehatan pada 10-15 tahun ke depan.

Inibaru.id – Dampak dari semakin mahalnya harga rokok konvensional membuat peminat vape atau rokok elektronik semakin tinggi di Indonesia. Penggunaan vape yang sembarangan dan nggak terkontrol, khususnya di kalangan anak muda ini membuat banyak pakar kesehatan menganggapnya sebagai bom waktu kesehatan di masa depan.

Fakta tentang semakin meningkatnya jumlah pengisap vape diungkap Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto. Dia membandingkan hasil Global Youth Tobacco Survey pada 2011, 2018, dan 2021 yang menunjukkan kalau pengguna vape naik sampai 10 kali lipat, khususnya di kalangan 10-18 tahun.

“Di kalangan remaja 10-18 tahun, jumlah perokok elektrik di Indonesia juga naik hampir 10 kali lipat dalam 2016-2018,” terangnya dalam konferensi pers virtual sebagaimana dilansir dari BBC, Rabu (10/1/2024).

Menurut informasi yang diungkap Nina Sarmidi dari Komnas Pengendalian Tembakau (Kompas PT), selain karena harga rokok konvensional yang mahal, adanya kesalahpahaman yang menyebut vape atau rokok elektrik lebih aman dari rokok biasa juga ikut meningkatkan jumlah penggunanya. Apalagi, nggak adanya edukasi atau regulasi yang jelas membuat iklannya sangat mudah ditemui di mana-mana.

“Jumlah penggunanya naik gila-gilaan secara mengerikan. Sayangnya remaja menganggapnya lebih aman. Padahal nggak benar kalau rokok elektrik itu nggak bikin kecanduan atau nggak menyebabkan kanker,” jelas Nina.

Agus Dwi Susanto dengan yakin menyebut sejumlah rokok elektrik bisa memiliki kadar nikotin sampai 90 persen. Kandungan inilah yang bisa bikin kecanduan dan menyebabkan kanker tersebut. Selain itu, ada bahaya lain yang mengintai dari vape, yaitu bahan karsinogen dari cairan atau liquid-nya.

Layaknya rokok biasa, vape bisa menyebabkan dampak kesehatan yang serius. (Kompas/6okean)

Apalagi, sudah ada penelitian yang dilakukan pada 2018 yang mencatat bahwa para perokok elektrik sebenarnya mengisap racun yang setara dengan mengisap 5 batang rokok konvensional setiap hari.

Masalahnya, karena kebanyakan pengguna rokok elektrik adalah mereka yang berusia remaja atau dewasa muda, diperkirakan dampak kesehatan fatal akan mereka rasakan pada 10-15 tahun ke depan. Hal inilah yang membuat vape dianggap sebagai bom waktu kesehatan yang perlu diwaspadai.

“Saya sudah menemui pasien seorang laki-laki 23 tahun yang mengalami paru bocor dan penumpukan cairan pada paru kiri karena sudah merokok sejak 10 tahun lalu dan nge-vape 50 isap sehari dalam setahun belakangan. Setelah operasi pengeluaran cairan dia berhenti nge-vape dan nggak kambuh lagi. Jadi kalau ada yang bilang perokok elektrik selama dua tahun parunya bagus, artinya kerusakannya masih di tingkat sel. Bisa jadi 10 tahun lagi baru muncul dampak kerusakan yang jauh lebih parah,” ungkap Dokter Dwi.

Untungnya, keluhan para pakar kesehatan ini didengarkan oleh Kementerian Kesehatan. Bakal ada aturan berbentuk beleid turunan dari UU 17/2023 yang meregulasi penggunaan vape. Nantinya, vape bakal dilarang untuk mereka yang berusia kurang dari 21 tahun. Selain itu, kadar nikotin dan zat-zat tambahannya juga bakal dibatasi.

Lebih dari itu, promosi dan iklan vape bakal dibatasi. Perasa vape juga bakal dilarang agar nggak mudah menarik minat pengguna baru. Kabarnya sih, aturan ini bakal segera diketok palu, Millens.

Selain itu, semoga saja dalam waktu dekat juga bakal ada aturan yang lebih tegas terkait dengan larangan orang merokok atau mengisap rokok elektrik sembarangan di tempat umum. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: