BerandaHits
Minggu, 24 Feb 2024 16:10

Timnas Sepak Bola Perempuan Dapat Pelatih Baru; Akankah Jadi Angin Segar?

Sepak bola perempuan nggak kalah keras dengan sepak bola laki-laki. (Instagram @putri_mataram_sleman).

Sebuah upaya sedang dilakukan PSIS untuk memajukan sepaak bola perempuan, yaitu dengan menunjuk Satoru Mochizuki sebagai pelatih. Benarkah hal ini menjadi angin segar bagi perkembangan sepak bola perempuan yang ada di daerah?

Inibaru.id – Banyak yang menyadari, dilihat dari sudut komersialitas, sepak bola perempuan nggak semenarik sepak bola laki-laki. Itulah yang membuat para atlet-atlet, pelatih, manajemen sepak bola perempuan seolah memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk menjadikan cabang olahraga ini sejajar dengan lainnya.

Baru-baru ini, pihak Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menunjuk Satoru Mochizuki untuk menangani tim nasional putri Indonesia. Satoru Mochizuki merupakan mantan pelatih timnas sepak bola perempuan Jepang. Dirinya adalah sosok penting dalam mengembangkan sepak bola perempuan Jepang selama lebih dari 10 tahun terakhir.

“Ini tantangan besar bagi saya. Tapi saya sangat menantikan melatih tim nasional perempuan Indonesia. Saya ingin memeriksa potensi dan tingkat individu pemain tim nasional perempuan," kata Mochizuki dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (20/2/2024)

Bagi ketua PSSI Erick Thohir, kedatangan Mochizuki menjadi langkah awal dalam mengembangkan potensi sepakbola putri Merah Putih. Menteri BUMN yang sempat mempunyai saham mayoritas klub Inter Milan itu menyatakan bahwa nggak akan melupakan sisi pembinaan. Untuk itu, PSSI tengah menyusun cetak biru kompetisi putri dari usia muda, sebelum menggulirkan Liga 1.

Sepak Bola Perempuan Nggak Kalah 'Keras'

Sri Hastuti sedang berbincang-bincang santai dengan pelatih Persis Solo Women. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Salah satu alasan sepak bola perempuan perlu digalakkan lagi lantaran adanya anggapan sepak bola merupakan olahraga maskulin karena membutuhkan kekuatan fisik. Anggapan tersebut juga membatasi pangsa pasar dan kurang mendapat perhatian media karena dinilai kurang kompetitif. Padahal jika dilihat secara objektif, sepak bola perempuan nggak kalah "keras" dibanding sepak bola laki-laki.

Hal itulah yang sebenarnya hendak disampaikan oleh Sri Hastuti, pelatih sepak bola Putri Mataram Sleman kepada para anak didiknya. Perempuan yang kerap disapa Itut itu percaya perjuangannya melatih dan memotivasi atlet sepak bola putri akan membuahkan hasil.

Baginya, komitmen bersama antara semua elemen yang meliputi atlet, pelatih, pemerintah, klub-klub di daerah, dan para stakeholder harus terus kuat. Dengan begitu, sepak bola putri perlahan akn setara dengan sepak bola putra. Menurut Itut, pemerintah maupun swasta harus menambah lebih banyak lagi turnamen.

"Harus banyak turnamen walaupun skala kecil seperti trofeo. Ini akan membuat masyarakat tahu, oh sepak bola perempuan ternyata ada dan enak dilihat juga," sarannya.

Itut berharap PSSI nggak menganaktirikan sepak bola perempuan. Dia yakin kelak klub-klub sepak bola perempuan dapat kembali berjaya seperti dulu.

"Secara sumber daya manusia kita punya potensi. Perempuan yang suka sepak bola adalah anak-anak keren, karena mereka mau panas-panasan di lapangan," tegasnya.

Yap, keluh kesah Itut sebagai pelatih yang berada di daerah perlahan telah mendapat jawaban dari PSSI dengan ditunjuknya Satoru Mochizuki sebagai pelatih timnas sepak bola putri Indonesia. Semoga hal ini membawa angin segar bagi sepak bola perempuan di daerah, ya! (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: