BerandaHits
Kamis, 12 Jul 2023 10:55

Shoshinsha, Tanda Pengemudi Jepang yang Populer di Kalangan Fans Emyu

Shoshinsha, Tanda Pengemudi Jepang yang Populer di Kalangan Fans Emyu

Logo Shoshinsha di kendaraan yang ada di Jepang. Logo ini sering dipakai fans Emyu di media sosial. (Wikipedia/Tokumeigakarinoaoshima)

Logo Shoshinsha dengan bentuk perisai berwarna kuning dan hijau begitu populer di kalangan fans Emyu (Manchester United). Padahal, aslinya logo ini adalah tanda pengemudi pemula di Jepang, lo.

Inibaru.id – Ada teman kamu yang penggemar Manchester United nggak? Coba deh cek akun media sosialnya. Bisa jadi, dia menyematkan logo perisai dengan warna kuning dan hijau setelah nama akunnya.

Logo ini memang belakangan populer di kalangan penggemar Emyu sebagai tanda ketidakpuasan mereka atas pemilik klub tersebut, keluarga Glazer. Terus, apa hubungannya? Bukankah seragam tim berjuluk The Red Devils itu berwarna merah, putih, dan hitam, ya?

Jadi begini, sebelum memakai nama Manchester United, klub ini bernama Newton Heath. Klub ini dibuat sebagai tempat bermain sepak bola para pekerja dari Lanchasire and Yorkshire Railway. Nah, warna emas dan hijau yang jadi identitas perusahaan itu kemudian identik dengan klub tersebut.

Lalu, apa kaitannya dengan logo perisai kuning-hijau yang dipakai para penggemar Emyu?

Kepemilikan Klub

Sejak dimiliki Keluarga Glazer, fans MU mulai menunjukkan berbagai protes, termasuk dengan memasang logo perisai berwarna kuning-hijau di medsos mereka. (Getty Images via Bleacher Report)

Keberadaan logo tersebut nggak lepas dari sejarah kepemilikan klub yang bermarkas di Old Trafford ini. Pada 2005, kepemilikan MU jatuh ke tangan Keluarga Glazer. Namun, fans Emyu kurang senang karena Glazer membelinya pakai utang yang dibebankan ke klub.

Lima tahun menahan diri, fans yang semakin gerah dengan cara Keluarga Glazer mengelola klub yang dianggap buruk pun mulai melancarkan protes dengan memakai syal berwarna emas-hijau setiap kali masuk ke stadion.

Kombinasi dua warna ini kemudian juga dipakai di media sosial. Sebagian fans Emyu dari berbagai belahan dunia pun banyak menyematkan logo perisai berwarna kombinasi emas-hijau, maksudnya sebagai simbol ketidaksukaan mereka pada Keluarga Glazer.

Padahal, fungsi logo yang banyak ditemukan di internet itu sebetulnya bukanlah dimaksudkan untuk itu. Nggak sedikit penggemar MU yang nggak paham bahwa logo perisai tersebut punya arti yang bahkan nggak ada kaitannya dengan sepak bola.

Tanda Pengemudi Pemula

Sejumlah tanda pengemudi di Jepang. (Zoomingjapan)

Logo perisai yang acap dipakai fans Emyu itu sejatinya adalah Shoshinsa Mark atau Wakaba Mark. Tanda ini biasa disematkan pada kendaraan bermotor di Jepang untuk pengemudi pemula. Lagipula, warnanya kuning-hijau, bukan emas-hijau khas Newton Heath.

Tanda "shoshinsha" biasa ditempatkan pada bagian depan dan belakang mobil atau sepeda motor bagi pengemudi yang baru saja mendapatkan SIM. Logo ini menjadi penanda bahwa pengendara masih nubie dan belum memiliki skill serta pengalaman mengemudi yang mumpuni di jalan raya.

Nggak ada batas waktu berapa lama seseorang harus memasang tanda tersebut di kendaraannya. Namun, kebanyakan orang masih menempelnya hingga setahun setelah mendapatkan SIM. Tujuannya, agar pengendara yang ada di dekatnya lebih waspada.

Selain tanda perisai, orang Jepang juga mengenal tanda Koreisha, stiker berbentuk tetetasn air berwarna kuning-orange yang diperuntukkan bagi pengendara lansia. Terus, ada Choukaku Shougai, tanda berbentuk kupu-kupu yang menandakan pengemudi memiliki masalah pendengaran.

Yang terakhir adalah Shintai Shougai, tanda berbentuk semanggi putih dalam lingkaran biru yang diperuntukkan bagi pengemudi disabilitas. Tanda-tanda ini bisa dengan mudah kamu lihat di kendaraan-kendaraan di Jepang.

Duh, duh, dikira logo khusus untuk fans Emyu, ternyata bukan. Adakah para penggemar fanatik Setan Merah yang belum tahu tentang sejarah logo perisai berwarna kuning-hijau ini? (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025