BerandaHits
Jumat, 20 Mei 2021 13:00

Sejarah Warteg di Jakarta; Awalnya untuk Kuli, Kini Merambah Seluruh Negeri

Sejarah Warteg di Jakarta; Awalnya untuk Kuli, Kini Merambah Seluruh Negeri

Sejarah warteg di Jakarta cukup unik, Millens. (MI/Medcom)

Sejarah warteg ternyata terkait erat dengan para kuli yang dulu merantau ke Ibu Kota Jakarta. Nah, sejak kapan sih sebenarnya warteg bermunculan di Jakarta?

Inibaru.id – Ada satu peristiwa yang membuat warung tegal (Warteg) menjamur di Jakarta. Pada 1950, saat itu Ibu Kota Indonesia dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta. Sejak saat itu, banyak orang-orang dari kawasan Jawa Tengah yang merantau ke Jakarta.

Kalau menurut sejarawan JJ Rizal pada Kamis (25/10/2018) lalu, banyak orang Jawa Tengah merantau ke Jakarta saat Ibu Kota dipindahkan pemerintah ke sana. Di kawasan Kebayoran Baru, terjadi banyak pembangunan yang membutuhkan banyak pekerja. Orang-orang dari Jawa Tengahlah yang akhirnya menjadi pekerja di kawasan tersebut.

Sang presiden kala itu, Soekarno, adalah seorang arsitek. Dia berambisi mengubah wajah Jakarta dari kota kolonial menjadi kota nasional. Sejumlah proyek pun dibuat seperti pembangunan Jembatan Semanggi, Jalan Thamrin, Monas, dan lain-lain.

Para tukang yang berasal dari Jawa Tengah ini tentu butuh makan. Masalahnya, makanan lokal di Jakarta belum tentu cocok dengan lidah mereka. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh para perantau dari Tegal untuk membuat warung makan. Nah, alasan mengapa mereka menyematkan nama Tegal di warungnya semata-mata hanya untuk menandakan bahwa pemilik warung tersebut adalah orang Tegal.

“Warteg ini jadi penadna karena yang berjualan orang Tegal jadi sampai sekarang dikenal seperti itu. Waktu itu juga banyak fenomena seperti tukang cukur dari Garut sehingga membuat Garut identik dengan tukang cukur hingga sekarang,” ujar Rizal.

Warteg dipengaruhi oleh pembangunan Ibu Kota di zaman Presiden Soekarno. (Medcom)

Nah, para kuli yang berasal dari Jawa Tengah dan merantau di Jakarta pun seperti mendapatkan solusi untuk mendapatkan makanan yang cocok dengan lidah mereka dengan mudah sekaligus murah. Nah, para penjual makanan dari Tegal ini kemudian membawa keluarganya ke Jakarta. Warteg-warteg pun kemudian semakin banyak bermunculan di Ibu Kota dan menjadi andalan warga Jakarta mencari makan hingga sekarang.

Yang menarik, warteg nggak hanya dijadikan sumber mencari nafkah, melainkan seperti menjadi paguyuban warga Tegal yang mengadu nasib di Ibu Kota. Karena alasan inilah kini berdiri Koperasi Warung Tegal atau Kowarteg yang tujuannya saling membantu dan ajang saling silaturahmi para pemilik warteg di Ibu Kota.

Kabarnya, orang pertama yang kali pertama mengajak orang-orang dari Tegal merantau ke Ibu Kota dan membuat warteg adalah Mbah Bergas. Dulu, dia mengajak warga Sidokaton dan Sidapurna untuk membuka warung di Jakarta demi menghidupi keluarga di Tegal.

Kini, warteg nggak hanya muncul di Jakarta. Di sebagian besar kota-kota di Indonesia, kamu pasti bisa menemukannya. Ciri khasnya tentu saja adalah lauknya yang bervariasi, bentuk warungnya yang cenderung kecil, dan harganya yang murah.

Sejarah warteg ternyata cukup unik, ya Millens. Kalau kamu, punya warteg andalan yang sering kamu kunjungi nggak, nih? (Kom, Phi/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

12 Apr 2025

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

12 Apr 2025

Lindungi Masyarakat, KKI Cabut Hak Praktik Dokter Tersangka Pelecehan Seksual secara Permanen

12 Apr 2025

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025