BerandaHits
Selasa, 17 Apr 2023 08:00

Sejarah THR; Ada Setelah Protes Kaum Buruh

Ilustrasi: THR awalnya muncul dari inisiasi Perdana Menteri Indonesia dari Masyumi, Soekiman Wirjosandjojo pada tahun 1951. (Istimewa)

Dulu, THR hanya diberikan kepada para PNS. Karena merasa turut berkontribusi dalam perekonomian Nasional, kaum buruh menuntut adanya THR juga. Pemerintah mengabulkan dengan lahirnya kebijakan soal Tunjangan Hari Raya yang wajib diterapkan oleh perusahaan negeri maupun swasta.

Inibaru.id - Lebaran tinggal menghitung hari. Banyak karyawan baik negeri maupun swasta sudah menerima Tunjangan Hari Raya (THR) dari perusahaannya. THR diberikan untuk memenuhi kebutuhan pekerja dan keluarganya dalam merayakan Hari Raya Keagamaan.

Mendapat THR tentu saja membuat kita senang ya, Millens? Oleh karena itu, kita patut berterima kasih kepada para tokoh zaman dulu yang memperjuangkan kebijakan pemberian tunjangan ini. Omong-omong, apakah kamu sudah tahu siapa saja orang yang meminta adanya THR bagi karyawan?

Asal muasal THR nggak lepas dari “kerja sama tak sengaja” antara Masyumi dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang selama ini dikenal sebagai air dan api.

THR awalnya muncul dari inisiasi Perdana Menteri Indonesia dari Masyumi, Soekiman Wirjosandjojo pada tahun 1951. Dia memberikan tunjangan kepada Pamong Pradja (sekarang PNS) berupa uang persekot (pinjaman awal) dengan tujuan agar dapat mendorong kesejahteraan lebih cepat. Uang persekot akan dikembalikan ke negara dalam bentuk pemotongan gaji pada bulan berikutnya.

Soekiman Wirjosandjojo adalah sosok yang memperjuangkan adanya THR bagi pekerja pamong pradja pada zaman dahulu. (Wikimedia Commons)

Namun kebijakan ini kemudian membuat gejolak dari berbagai kalangan, terutama kaum buruh. Mereka menuntut pemerintah untuk memberikan tunjangan yang sama seperti pekerja Pamong Pradja (PNS). Buruh merasa ikut berhak memeroleh THR karena tekanan hidup mereka relatif lebih berat.

Kelompok buruh yang diorganisasi Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) pun menggelar aksi besar-besaran hingga mogok kerja pada 1952. Organisasi sayap PKI itu mendesak pemerintah memberikan THR bagi buruh. Selain untuk memenuhi kebutuhan, buruh merasa berhak mendapatkan THR karena ikut berkontribusi terhadap perekonomian Nasional.

Tahun 1954 perjuangan tersebut berbuah hasil. Menteri Perburuhan Indonesia mengeluarkan surat edaran tentang Hadiah Lebaran. Hal ini bertujuan mengimbau setiap perusahaan untuk memberikan "Hadiah Lebaran" untuk para pekerjanya sebesar seperdua-belas dari upah.

Pada tahun 1994, Menteri Ketenagakerjaan mengeluarkan peraturan menteri. Peraturan itu mengubah istilah "Hadiah Lebaran" menjadi "Tunjangan Hari Raya" atau THR yang kita kenal sampai sekarang.

Tahun 2016, aturan pemberian THR direvisi melalui Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016. Kini aturan pemberian THR diberikan kepada pekerja dengan minimal 1 bulan kerja yang dihitung secara proporsional.

Begitulah sejarahnya bagaimana kamu yang bekerja sebagai karyawan bisa menerima THR tiap menjelang Lebaran. Nah, meski namanya Tunjangan Hari Raya, bukan berarti pesangon itu harus tandas untuk keperluan hari raya saja ya, Millens. Kamu juga bisa memanfaatkan THR untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat. (Siti Khatijah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024