Inibaru.id – Selain terkenal dengan banyak tempat wisata bersejarah, di Kota Semarang terdapat rumah sakit (RS) yang umurnya lebih dari satu abad. RS itu adalah William Booth yang terletak di Kecamatan Gajahmungkur, Semarang.
Dahulu, rumah sakit ini dikenal sebagai spesialis pengobatan penyakit mata. Namun kini, RS William Booth juga memberikan pelbagai layanan seperti pengobatan penyakit dalam, bedah, syaraf, instalasi rawat bersalin, dan lain-lain. Lantaran sudah eksis sejak zaman Belanda, bagaimana sejarah perjalanan rumah sakit ini?
Pelayanan Bala Keselamatan
Dilansir Tribun (30/4/2020), berdirinya RSU William Booth, nggak lepas dari aliran Bala Keselamatan.
Di Indonesia, Bala Keselamatan dirintis oleh dua opsir berkebangsaan Belanda yakni Staf Kapten Jacob Gerrit Brouwer dan Ensign Adolf Teodorus Van Emmerick pada 1894. Kemudian, pada awal 1907, dr. Vilhelm A. Wille ditugaskan oleh pemimpin Bala Keselamatan untuk melayani orang-orang miskin di daerah Bugangan, Semarang Timur.
Banyak pasien yang ditemukan oleh dr. Wille menderita penyakit mata yang cukup parah. Dengan keterbatasan peralatan dan fasilitas, dr. Wille tetap memaksimalkan pelayanan yang diberikan pada masyarakat sekitar. Kabar inilah yang akhirnya menyebar hingga ke pelbagai penjuru dunia.
Dikenal Hingga Kancah Internasional
Dari kabar yang menyebar, banyak pasien penyakit mata yang datang ke tempat praktik dr. Wille di Bugangan. Mereka berasal dari Malaysia, Singapura, hingga negara-negara di Asia Timur, demikian dikutip dari laman resmi rsuwilliambooth.
Pada 1914, untuk pertama kalinya dr. Wille menemukan penyakit mata yang dikenal dengan nama xerophthalmia. Ini adalah penyakit mata yang menyerang anak-anak karena kekurangan vitamin. Lagi-lagi dengan alat dan fasilitas yang minim, dr. Wille berhasil menyelamatkan anak-anak tersebut.
Kondisi yang memprihatinkan ini mengetuk hati banyak orang. Seorang pasien bahkan memberikan sebidang tanah di perbukitan selatan Kota Semarang. Pasien tersebut turut menggugah pasien lain untuk menjadi donatur. Bahkan, Ratu Wilhelmina juga turut menyumbang. Hasil donasi ini terkumpul sebesar 94 ribu gulden.
Berdirilah RS Mata William Booth pada 23 Juni 1915 yang diresmikan oleh Residen Semarang, PKW Kern. Dahulu, masyarakat menyebut rumah sakit ini dengan nama RS Madurangin karena letaknya yang berada di perbukitan bernama Madurangin.
Operasional RS Mata William Booth sempat berhenti pada masa perang dunia ke II. Saat itu, Indonesia berada di tangan Jepang. Setelah kekalahan Jepang, rumah sakit ini diserahkan kepada Indonesia.
Kemudian, pada 1948 rumah sakit ini dikembalikan kepada Bala Keselamatan dan kini dikelola Yayasan Pelayanan Kesehatan Bala Keselamatan (YPKBL). Untuk meningkatkan pelayanannya, RS William Booth memperoleh izin sebagai Rumah Sakit Umum sejak 1984.
Btw, kamu pernah berobat ke RS William Booth, Millens? (Kharisma Ghana Tawakal/E05)