BerandaHits
Kamis, 31 Jul 2024 18:41

Perempuan dan Anak Jadi Pihak Paling Terdampak Atas Krisis Perubahan Iklim

Perempuan dan anak lebih terdampak krisis perubahan iklim. (Freepik)

Perempuan dan anak kerap menjadi pihak yang paling dirugikan akibat krisis perubahan iklim.

Inibaru.id - Di banyak daerah rawan bencana, perubahan iklim yang semakin ekstrem telah memaksa keluarga-keluarga untuk membuat keputusan sulit, termasuk menikahkan anak perempuan mereka di usia yang sangat muda.

Praktik pernikahan dini ini sering kali diambil sebagai langkah untuk mengurangi beban ekonomi keluarga, terutama ketika kondisi alam yang tidak menentu semakin menyulitkan mereka untuk mencari nafkah.

Perubahan iklim telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk pertanian yang menjadi sumber penghidupan utama bagi banyak keluarga di daerah tersebut. Ketika bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai semakin sering terjadi, keluarga-keluarga ini mengalami kerugian besar, kehilangan harta benda, dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dalam situasi ini, menikahkan anak perempuan dianggap sebagai cara untuk mengurangi jumlah anggota keluarga yang harus diberi makan dan dirawat.

Banyak keluarga yang memilih menikahkan anaknya meski masih di bawah umur untuk mengurangi beban. (Wedding)

Namun, pernikahan dini memiliki dampak yang sangat merugikan bagi perempuan dan anak-anak. Anak perempuan yang menikah dini cenderung putus sekolah, kehilangan akses pendidikan, dan kesempatan untuk berkembang. Mereka juga lebih rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga dan masalah kesehatan, termasuk komplikasi kehamilan dini dan malnutrisi. Lebih jauh, mereka kehilangan masa kecil dan kesempatan untuk membangun kehidupan mandiri dan bermartabat.

Perubahan iklim memperburuk situasi ini dengan memperlebar kesenjangan gender. Dalam banyak kasus, perempuan dan anak perempuan menjadi kelompok yang paling terdampak oleh bencana alam dan perubahan iklim. Mereka sering kali harus menanggung beban tambahan dalam hal pengelolaan rumah tangga dan pengasuhan anak, serta lebih sedikit akses terhadap sumber daya dan bantuan kemanusiaan.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif yang mencakup peningkatan kesadaran akan bahaya pernikahan dini, pemberdayaan ekonomi perempuan, dan peningkatan akses pendidikan bagi anak perempuan. Selain itu, penting juga untuk memperkuat sistem perlindungan sosial dan bantuan bagi keluarga yang terdampak oleh bencana alam.

Dengan demikian, diharapkan praktik pernikahan dini dapat dikurangi, dan perempuan serta anak-anak dapat memiliki kesempatan yang lebih baik untuk berkembang dalam kehidupan yang lebih aman dan stabil.

Semoga banyak pihak tergugah kesadarannya akan fenomena ini ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: