BerandaHits
Kamis, 3 Apr 2024 17:00

Meski Disusun Alfabetis, Nggak Ada Deret Kursi I dan O di Bioskop, lo!

Ilustrasi: Kursi bioskop tidak menyediakan deretan huruf I dan O. (lazone)

Meski disusun alfabetis atau sesuai aksara, ternyata bioskop nggak menggunakan deret kursi I dan O, lo. Apa alasannya?

Inibaru.id – Layanan menonton film secara digital kini cenderung lebih variatif. Biaya berlangganannya juga terjangkau. Namun, ini nggak lantas membuat bioskop mati, karena bagi sebagian orang, nonton di bioskop adalah pengalaman seru yang nggak mungkin diperoleh dengan streaming via platform digital.

Yap, dengan ruangan yang megah, layar super-lebar, dan suara menggelegar, menonton di bioskop tentu menjadi pengalaman yang jauh berbeda dari sekadar streaming via ponsel. Selain itu, nonton di bioskop juga bisa dilakukan bareng-bareng. Oya, kamu suka milih tempat duduk di deret mana, nih?

Eh, memilih tempat duduk di bioskop juga menjadi keseruan tersendiri, lo! Yang nggak suka terlalu dekat dengan layar, mereka biasanya bakal milih huruf awal seperti A, B, atau C; sedangkan yang pengin merasakan sensasi nonton dari dekat bisa memilih huruf paling akhir.

Sedikit informasi, deret kursi di bioskop umumnya memang disusun alfabetis dengan huruf A menjadi yang paling jauh dari layar. Beberapa bioskop nggak jarang hanya sampai deret K, tapi ada pula yang mencapai Z. Namun, tahukah kamu bahwa nggak ada abjad I dan O di antara deret alfabetis itu?

Huruf 'Terlarang' di Bioskop

Tidak ada huruf I dan O di bioskop. (Vidazenitha)

Nomor kursi yang tertera di tiket bioskop biasanya merupakan kombinasi antara huruf dan angka. Huruf menunjukkan deret, sedangkan angka menunjukkan nomor kursi. Nah, dalam penamaan ini, abjad I dan O adalah dua huruf "terlarang" yang nggak bakal tertera di tiket bioskop.

Setelah melewati deret kursi H, abjad akan langsung melompat ke huruf J. Setali tiga uang, deret selepas N juga akan langsung melompat ke P. Kenapa bisa demikian?

Berbeda dengan angka 4 dan 13 yang dihindari di Jepang dan Tiongkok lantaran dipercaya membawa kesialan, menghilangkan huruf I dan O di bioskop nggak ada hubungannya dengan klenik, kok. Keduanya dihilangkan karena berpotensi dibaca sebagai abjad lain.

Huruf I dianggap mirip angka 1 atau abjad l (L kecil), sedangkan O seperti 0 (nol) atau huruf D. Nah, karena nomor tiket adalah kombinasi huruf dan angka semisal B17, C9, atau 10, akan merepotkan jika huruf I dan O masih dicantumkan, misalnya seperti ini: I10 atau O10.

Nggak Hanya Kursi Bioskop

Selain bioskop, sejumlah maskapai penerbangan juga memilih meniadakan huruf I dan O untuk menghindarkan kebingungan pada para penumpang. (Kompas/Kristianto Purnomo)

Kebijakan untuk meniadakan huruf I dan O sejatinya nggak hanya berlaku untuk penamaan kursi bioskop. Hal serupa juga berlaku untuk sejumlah maskapai penerbangan di dalam dan luar negeri, termasuk Garuda Indonesia.

Sudah sejak lama Garuda Indonesia nggak mencetak tiket dengan huruf I karena alasan yang sama dengan penamaan kursi bioskop. Kebijakan ini dikeluarkan untuk mencegah para penumpang mengalami kebingungan saat berupaya mencari tempat duduk mereka.

Kendati begitu, nggak semua maskapai penerbangan mengeluarkan kebijakan ini. Alih-alih menghilangkan huruf O, sejumlah perusahaan mengakalinya dengan memilih memakai simbol Ø atau slashed zero untuk angka nol agar berbeda dengan huruf O.

Daripada menimbulkan kerancuan, meniadakan huruf I dan O pada nomor tiket kursi bioskop dan maskapai penerbangan memang menjadi jalan keluar yang tepat sih. Sepakat, Millens? (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Indonesia Juara FIFAe World Cup 2024; E-Sport Kita Makin Berkembang

14 Des 2024

Legenda Kali Woro; Tentang Kesombongan Manusia terhadap Alam

14 Des 2024

Menguak Rahasia Rasa Manis Ubi Cilembu, Benarkah Karena Diberi Gula atau Madu?

14 Des 2024

Minimarket di Korea Selatan, Lebih dari Tempat Belanja, Kini Jadi Tujuan Wisata

14 Des 2024

Mengapa Belanja Live di Aplikasi Online Semakin Digemari?

14 Des 2024

Langkah Awal Indonesia untuk Lindungi Anak dari Bahaya Timbal

14 Des 2024

Cerita Mereka yang Pindah ke Kota Semarang untuk Kehidupan yang Lebih Sehat

15 Des 2024

Bubur Lezat Mbak Las Kota Semarang, Surga Penggemar Kuliner Bubur

15 Des 2024

Mengungkap Ketokohan Brawijaya, Fiktif atau Nyata?

15 Des 2024

Libur Nataru, Gunung Bromo Bakal Tutup Sehari

15 Des 2024

Mengapa saat Terbang Ponsel Harus Dalam Mode Pesawat?

15 Des 2024

Punya Rasa Manis, Apa Dampak Makan Ubi Cilembu untuk Gula Darah?

15 Des 2024

Kuliner Pedas dan Mantap di Warung Pecel Bu Gik Semarang

16 Des 2024

Lima Napi Bali Nine Dipulangkan ke Australia; Yusril: Mereka Tetap Narapidana

16 Des 2024

Rumah Pemujaan Dewi Samudra dan Klenteng Tertua di Lasem: Tjoe An Kiong

16 Des 2024

Indahnya Wisata Musim Dingin di Otaru, Jepang

16 Des 2024

Sejarah Candy Cane, Permen Ikonik dengan Makna Mendalam di Hari Natal

16 Des 2024

Isu Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD, Ide Positif atau Kemunduran Demokrasi?

16 Des 2024

Jateng Raih Dua Penghargaan di ABBWI 2024; Strategi Pariwisata Sukses Bawa Wisatawan

17 Des 2024

Catat Baik-Baik, Cuti Bersama dan Libur Sekolah pada Libur Nataru Kali Ini!

17 Des 2024