BerandaHits
Sabtu, 7 Jul 2023 19:16

Menilik Sentra Produksi Shuttlecock di Desa Lawatan Tegal

Sentra produksi shuttlecock di Desa Lawatan, Tegal. (FB/Infotegal)

Warga Desa Lawatan, Tegal, punya usaha yang nggak biasa. Di sana, banyak yang menjadi produsen shuttlecock, peralatan yang sangat penting dalam olah raga badminton alias bulu tangkis.

Inibaru.id – Badminton alias bulu tangkis sepertinya memang akan selalu berjodoh dengan Indonesia. Meski banyak orang menyebut popularitasnya nggak setinggi sepak bola, nyatanya olah raga ini dimainkan di mana saja, kota besar, atau desa pelosok sekalipun. Hal ini membuat kebutuhan shuttlecock untuk dimainkan dalam olah raga ini cukup tinggi.

Mengetahui tingginya kebutuhan shuttlecock di Tanah Air, banyak warga Desa Lawatan, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, yang kemudian berprofesi sebagai produsen shuttlecock. Mereka menjalani bisnis nggak biasa ini sejak 1980-an, Millens.

Salah seorang di antaranya Akhmad Husain. Dia mengaku sudah menggeluti usaha ini sejak 1980-an. Meski begitu, sebelum bikin usaha sendiri, Husain belajar cara membuat kok dulu dengan menjadi pekerja di tetangganya yang sudah membuka usaha tersebut sebelumnya.

“Awalnya saya jadi karyawan di usaha tetangga saya. Akhirnya buka sendiri dan bertahan sampai sekarang,” cerita laki-laki yang kini berusia 66 tahun tersebut sebagaimana dilansir dari Tribunjateng, Jumat (7/7/2023).

Dia pun nggak segan menjelaskan proses pembuatan shuttlecock di tempat usahanya. Dia mengaku nggak kesulitan untuk mendapatkan bahan baku karena sudah dikirim oleh pihak pengusaha atau pemesan. Merekalah yang menentukan standar dari shuttlecock yang dibuat.

Sebagai contoh, gabus pemberat dan lem yang dipakai untuk memasang bulu angsa pasti diimpor dari Tiongkok. Husain dan produsen shuttlecock lainnya di Desa Lawatan pun tinggal mengurus hal-hal lain seperti mencuci bulu angsa, lalu menggunting, menjahit, hingga memasang bulu tersebut ke gabus pemberat sampai menjadi shuttlecock siap pakai.

Proses produksi shuttlecock di Desa Lawatan, Tegal. (Panturapost/Bentar)

Bersama dengan belasan pekerja yang merupakan tetangga desanya, Husain mengaku mampu memroduksi ribuan shuttlecock yang dipasarkan di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, Ibu Kota dan sekitarnya, serta Lampung.

“Per hari kami pengrajin shuttlecock bisa bikin sekitar 3.600 buah,” lanjutnya.

Terkait dengan harga shuttlecock, per pak yang berisi 12 shuttlecock bisa dihargai Rp30 ribu sampai Rp115 ribu. Perbedaan harga ini bergantung pada kualitas shuttlecock yang dijual.

Harga jual yang cukup kompetitif ini membuat Husain mampu meraup omzet harian sampai Rp 25 juta per hari. Meski terkesan tinggi, jumlah uang tersebut nantinya harus dikurangi biaya produksi. Selain itu, Husain juga mengaku omzetnya sebenarnya menurun sampai 50 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Dulu bisa sampai Rp50 juta per hari. Sepertinya memang ada penurunan market sejak awal tahun,” pungkas Husain.

Semoga saja usaha produksi shuttlecock di Desa Lawatan Tegal tetap bertahan dan bahkan semakin membaik kondisinya, ya? Jadi kita bisa tetap mendapatkan shuttlecock berkualitas untuk main badminton. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: