BerandaHits
Senin, 2 Nov 2025 11:01

Mengenal Istilah Lavender Marriage yang Konon Dilakoni Sejumlah Selebritas Indonesia

Ilustrasi: Pernikahan lavender. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Konon, sejumlah selebritas di Indonesia melakukan pernikahan lavender. Apa alasan mereka melakukan hal ini, ya?

Inibaru.id - Selain berita terkini, media sosial di Indonesia juga diramaikan dengan gosip hangat dari sejumlah tokoh publik, khususnya selebritas. Nah, belakangan, ada kabar tentang sejumlah selebritas yang baru saja menikah atau bercerai, yang melakoni pernikahan lavender alias lavender marriage. Istilah apa lagi ini?

Secara sederhana, lavender marriage adalah pernikahan antara laki-laki dan perempuan yang dilakukan bukan karena hubungan romantis, melainkan untuk menutupi identitas seksual salah satu atau bahkan keduanya.

Istilah ini kali pertama populer pada 1920-an, terutama di Hollywood, ketika menjadi gay atau lesbian bisa mengancam karier dan reputasi seseorang. Kala itu, pernikahan semacam ini dianggap sebagai “jalan aman” agar publik tetap melihat mereka sesuai norma heteroseksual.

Warna lavender sendiri bukan dipilih tanpa alasan. Warna ini sudah lama menjadi simbol komunitas LGBTQIA+. Jejaknya bisa dilacak hingga penyair Yunani kuno, Sappho, yang menggambarkan cinta antarperempuan dengan untaian “mahkota violet”.

Di awal abad ke-20, warna ini bahkan menjadi bentuk penghormatan dan solidaritas di antara perempuan lesbian dan laki-laki gay. Maka, istilah lavender marriage menyiratkan sesuatu yang lembut, indah, tapi juga sarat rahasia.

Pernikahan lavender masih menjadi perdebatan di Indonesia. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Menurut terapis Jesse Kahn, fenomena pernikahan lavender ini berakar pada kebutuhan akan rasa aman. Di masa lalu, menjadi queer secara terbuka bisa berarti kehilangan pekerjaan, dikucilkan keluarga, bahkan menjadi sasaran kekerasan.

Bagi sebagian orang, menikah secara “hetero” adalah cara bertahan hidup, melindungi karier, reputasi, juga kesehatan mental. Tak hanya di dunia hiburan, praktik serupa juga terjadi di kalangan politikus dan tokoh publik yang hidup di bawah sorotan tajam masyarakat.

Sejarawan Justin Bengry menambahkan, lavender marriage juga kerap dilakukan untuk menjaga keharmonisan dengan keluarga dan komunitas. Di banyak budaya, tekanan untuk menikah dengan lawan jenis masih sangat kuat. Jadi, bagi beberapa orang, pernikahan seperti ini bukan sekadar bentuk kebohongan, melainkan bentuk kompromi terhadap realitas sosial yang belum sepenuhnya menerima keberagaman orientasi seksual.

"Pernikahan lavender memang bisa melindungi seseorang dari keluarga atau komunitas yang nggak menyetujui orientasi seksualnya," ucap Bengry sebagaimana dinukil dari Parade, Sabtu (21/6/2025).

Namun, di balik semua itu, lavender marriage menyisakan dilema. Hubungan semacam ini bisa menciptakan rasa terjebak dan kesepian karena masing-masing pasangan harus terus berpura-pura. Di sisi lain, keberadaannya juga menjadi cermin bahwa penerimaan terhadap perbedaan masih butuh perjuangan panjang.

Pada akhirnya, lavender marriage bukan hanya soal siapa yang menikah dengan siapa, melainkan tentang bagaimana masyarakat masih menilai “kelaziman” dalam cinta dan identitas. Makanya, keberadaan pernikahan ini pun jadi perbincangan hangat bagi warganet di media sosial, Gez. (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: