BerandaHits
Rabu, 22 Okt 2024 13:00

Mengatasi Ekspektasi Pasangan Ideal: Yang Penting Mampu Menyelaraskan Irama Kehidupan

Menyelaraskan irama kehidupan adalah kunci untuk menemukan kebahagiaan dalam hubungan. (Pinterest/ Ahmi A R)

Pernikahan bukan hanya soal memenuhi kriteria ideal, tetapi lebih pada kemampuan untuk mencintai kekurangan pasangan dan menciptakan harmoni bersama dengan komunikasi dan saling pengertian.

Inibaru.id - Setiap orang pasti punya bayangan ideal tentang pasangan hidup. Ada yang menginginkan pasangan yang sempurna, baik dari segi fisik, finansial, maupun spiritual. Namun, sering kali ekspektasi ini justru menjadi jebakan yang membawa kekecewaan ketika realita tidak sesuai harapan.

Dalam kajian Nongkrong Tobat Santrendelik Semarang, Ustaz Fahruddin Aziz menekankan bahwa mencari pasangan bukan hanya soal memenuhi kriteria saja, melainkan juga bagaimana menyelaraskan irama kehidupan bersama.

Menurut ustaz Fahruddin Aziz, sebagai manusia, menginginkan sesuatu dan memiliki ekspektasi itu adalah fitrah. Kendati demikian, ada satu hal yang nggak bisa diabaikan: kuasa Allah yang menentukan segala sesuatu.

“Dalam dunia tasawuf, hal ini sebenarnya sudah dijelaskan. Ingin mencari jodoh atau ingin memilih sendiri dulu itu pilihan masing-masing," kata Ustaz Fahruddin saat menjawab pertanyaan jamaah.

Beliau menjelaskan lebih lanjut mengenai hukum nikah dalam Islam. Dalam beberapa hadis, Rasulullah mengajarkan bahwa hukum nikah itu bisa jadi wajib dalam situasi tertentu.

“Contohnya, seseorang yang punya kemampuan finansial seperti telah sukses membuat usaha, itu wajib menikah. Karena kalau tidak, bisa mendatangkan mudharat," jelasnya.

Menurut Ustaz Fahruddin, dalam mencari pasangan, yang paling penting adalah menemukan seseorang yang mampu menyeimbangkan irama kehidupan.

"Orang itu kan keinginannya tidak sama, ekspektasinya juga berbeda. Maka bagi saya, yang paling penting adalah seorang pasangan itu mampu mencintai kekurangan pasangannya untuk menciptakan irama dalam rumah tangga," tegasnya.

Kriteria Khusus Bukan yang Utama

Kriteria jodoh yang mengharuskan pasangan bisa memasak, hafal Al-Qur'an, dan sebagainya itu merupakan kriteria sekunder. (Istimewa)

Ia menekankan bahwa mengejar kriteria sempurna seperti ingin memiliki istri seorang hafidzah, ahli memasak, atau kriteria lainnya, bagi Ustaz Fahruddin, itu hanyalah persoalan sekunder.

"Menciptakan irama berdua itulah yang utama," tambahnya.

Ustaz Fahruddin juga mengingatkan untuk tidak mudah membandingkan kisah percintaan dengan orang lain.

"Makanya, jangan mudah menilai pasangan orang lain, karena kriteria tiap pasangan itu sesuai dengan kebutuhan hidup mereka. Nggak usah terlalu memikirkan kriteria yang tidak penting, yang terpenting adalah bagaimana bisa menyeimbangkan irama," saran Ustaz Fahruddin.

Sebagai contoh, dia dan istrinya membuat kesepakatan bersama untuk debat kusir tidak boleh dilakukan di depan anak-anak, dan masalah apapun tidak boleh dibiarkan lebih dari sehari semalam.

Bahkan dia juga rutin mengadakan ‘meeting’ dua pekan sekali dengan istrinya untuk sekadar mengobrol tentang hal-hal yang mungkin terasa kurang selama seminggu.

"Menurut saya, istri salehah atau suami yang saleh adalah mereka yang tidak pernah letih untuk menciptakan irama yang diinginkan berdua. Persoalan nggak hafal Al-Qur'an, hadis, dan sebagainya, itu hanya kriteria pilihan tiap orang," kata Ustaz Fahruddin dengan tegas menutup kajiannya.

Nah, daripada terjebak dalam daftar kriteria ideal yang mungkin tak realistis, fokuslah pada keselarasan yang dibangun melalui komunikasi, pengertian, dan usaha bersama. Karena pada akhirnya, itulah kunci dari hubungan yang harmonis dan bahagia. (Rizki Arganingsih/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: