BerandaHits
Senin, 17 Sep 2023 11:00

Mengapa Banyak Bangunan Peninggalan Belanda Kondisinya Masih Baik?

Lawang Sewu, bangunan peninggalan Belanda yang masih kokoh berdiri. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Banyak bangunan peninggalan Belanda yang sudah berusia ratusan tahun namun tetap tegak berdiri. Sementara itu, banyak bangunan modern justru rusak setelah beberapa tahun saja. Apa alasannya, ya?

Inibaru.id – Kawasan Kota Tua Jakarta, Kota Lama Semarang, Lawang Sewu, hingga sejumlah stasiun kereta api di Indonesia berisi bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang masih kokoh berdiri. Padahal, usianya bisa dikatakan sudah ratusan tahun. Kok bisa ya bangunan warisan kolonial itu kondisinya bisa tetap baik?

Salah satu alasan mengapa bangunan peninggalan Belanda tetap kokoh berdiri meski usianya ratusan tahun sementara banyak bangunan yang didirikan setelah Indonesia merdeka sudah rusak adalah proses pembangunannya yang berbeda. Hal ini diungkap oleh Ketua Umum Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta.

Menurut Davy, pemerintah Kolonial cenderung memakai metode konservatif saat membangun beberapa bangunan penting, khususnya bangunan berukuran besar.

“Zaman dahulu, pembangunan gedung lebih memakai cara konservatif. Artinya, standar keamanan struktur bangunannya jauh lebih tinggi,” cerita Davy sebagaimana dikutip dari Kompas, Selasa (2/8/2022).

Mengapa metode ini yang dipilih? Begini, pada zaman dahulu, ilmu konstruksi belum semaju pada zaman sekarang. Dulu, cukup sulit memrediksi seperti apa bangunan setelah puluhan tahun atau ratusan tahun dibangun.

Alhasil, para pelaksana proyek pun memilih untuk membangun gedung sekuat mungkin. Dampaknya, biaya pembangunan gedung pun jadi lebih boros jika dibandingkan dengan pembangunan gedung pada zaman sekarang.

Bangunan di Kota Lama Semarang masih banyak yang tegak berdiri. (Inibaru.id/Audrian F)

Terkait dengan kekuatan bangunan yang jauh lebih bisa diandalkan ini, kita bisa melihat Lawang Sewu yang ada di Kota Semarang. Sempat terbengkalai selama puluhan tahun, nyatanya bangunan ini tetap kokoh berdiri dan setelah direvitalisasi, kini bangunannya bisa terlihat apik seperti sedia kala. Jika hal ini terjadi pada bangunan yang dibangun pada zaman sekarang, jika terbengkalai beberapa tahun saja, bisa jadi bangunannya rusak.

“Di Indonesia banyak gedung dengan metode pembangunan konservatif yang sudah berusia ratusan tahun. Bahkan di Eropa, ada yang sudah ribuan tahun,” terang Davy.

Salah satu contoh paling kentara dari metode pembangunan konservatif adalah ketebalan dinding bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang bisa mencapai 80-100 sentimeter. Hal ini sangat berbeda dengan bangunan zaman sekarang yang rata-rata hanya memakai dinding dengan ketebalan rata-rata 15 sentimeter saja.

Kok bisa dindingnya dibangun setebal itu? Alasannya, dinding pada zaman dahulu dijadikan sebagai struktur utama bangunan. Sementara pada zaman sekarang, dinding lebih berperan sebagai penyekat ruangan. Struktur utamanya dibebankan pada konstruksi beton.

Dari ketebalan dinding saja, kita bisa langsung memahami alasan mengapa banyak bangunan peninggalan Belanda bisa terus kokoh berdiri sampai sekarang di Indonesia. Omong-omong, dari sekian banyak bangunan warisan kolonial, mana nih yang jadi favoritmu, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: