BerandaHits
Minggu, 23 Mar 2024 15:59

Luasnya Banjir Pantura Tanda Selat Muria Kembali Muncul?

Proyeksi estimasi luasnya banjir Pantura yang mirip dengan Selat Muria. (Twitter/@encepdenis)

Pakar UGM mengungkap kemungkinan Selat Muria kembali muncul setelah melihat luasnya banjir Pantura belakangan ini. Seperti apa ya pendapatnya?

Inibaru.id – Banjir Pantura yang melanda sejumlah wilayah seperti Demak, Kudus, Jepara, Grobogan, dan Pati memang sudah mulai surut. Tapi, pada beberapa hari yang lalu, genangan air cukup dalam dan luas. Saking banyaknya tempat yang kebanjiran, banyak orang yang sampai terpikir kalau nantinya Selat Muria bakal kembali eksis.

Luasnya cakupan wilayah yang tenggelam tampak dari proyeksi estimasi banjir Pantura yang dibuat oleh pemerhati ilmu bumi Dennish Ari di akun Twitternya @encepdenis. Dalam unggahannya, terlihat banjir sudah menenggelamkan sebagian besar wilayah Demak, sebagian wilayah Kudus, dan terus berlanjut hingga pesisir Pati. Luasnya genangan membuat Selat Muria seakan-akan kembali eksis layaknya pada zaman Kesultanan Demak.

Apalagi, pada Rabu (20/3/2024), Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Demak Agus Nugroho menyebut 90 desa yang ada di 12 dari total 14 kecamatan di Demak sudah tergenang. Kota Demak yang biasanya nggak terdampak juga sampai tergenang banjir.

“Kota kami sudah tenggelam. Listrik sudah dimatikan. Jadi saya harap satu-satunya solusi penanganan banjir Demak hanya bagaimana penutupan tanggul bisa tutup dengan baik,” ungkap Agus sebagaimana dilansir dari Detik, Rabu (20/3).

Jika memang banjir Pantura separah itu, mungkinkah anggapan banyak orang bahwa Selat Muria bahwa selat Muria bakal benar-benar kembali eksis bisa terwujud? Terkait dengan hal ini, Dosen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Salahuddin Husein memastikan kalau hal tersebut nggak bakal terjadi.

Demak jadi wilayah paling parah terkena banjir Pantura dua kali pada 2024. (Twitter/deyyrsw)

“Nggak bakal Sulat Muria muncul lagi. Pasalnya, proses geologi berupa erosi Lajur Perbukitan Kendeng dan Lajur Perbukitan Rembang oleh jejaring Sungai Tuntang, Sungai Serang, dan Sungai Juwana masih terus berlangsung sampai saat ini dan itu membawa sedimen yang cukup tinggi,” ujar Salahuddin sebagaimana dilansir dari Kompas, Rabu (20/3).

Gara-gara sedimentasi ini, pesisir Demak hingga Juwana di Pati bakal terus menebal dan maju ke lautan. Padahal, kalau pengin Selat Muria muncul kembali, seharusnya terjadi pembentukan cekungan laut. Bisa dikatakan, proses sedimentasi saat ini bertolak belakang dengan proses terbentuknya cekungan laut tersebut.

“Jika ditilik secara geologis, selat tercipta kalau ada kerak bumi di kawasan tersebut mengalami peregangan dan penurunan secara tektonis. Sampai sekarang juga nggak ada lagi indikasi hal itu mulai terjadi,” lanjutnya.

Asal kamu tahu ya, berdasarkan penelitian, hilangnya Selat Muria pada abad ke-15 sampai ke-16 justru disebabkan oleh seringnya banjir yang terjadi di kawasan Demak, Pati, dan Juwana akibat Sungai Tuntang, Sungai Serang, dan Sungai Juwana. Saat banjir menerjang, sedimen dari Lajur Perbukitan Kendeng dan Perbukitan Rembang mengendap dan membentuk dataran pada wilayah yang dulunya adalah selat.

Alih-alih menganggap banjir Pantura sebagai tanda bahwa Selat Muria bakal kembali muncul yang ternyata menurut para ahli nggak mungkin terjadi, bagaimana jika kita menengok rusaknya alam di kawasan pegunungan yang bikin banjir besar sampai dua kali terjadi di awal tahun ini? Jika alamnya diperbaiki, seharusnya banjir nggak akan kembali terjadi kan, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT