BerandaHits
Jumat, 21 Des 2023 17:15

Libur Nataru, BMKG Sampaikan Analisis Cuaca

BMKG meminta masyarakat waspada pada cuaca ekstrem pada libur Natal dan Tahun Baru 2024. (dok. BMKG)

Dalam keterangan BMKG, beberapa wilayah di Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.

Inibaru.id - Dalam menghadapi periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru), Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengajukan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di Indonesia, Millens.

Dia menyoroti bahwa fenomena cuaca ekstrem tersebut merupakan hasil dari dinamika atmosfer yang dipengaruhi oleh posisi Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudera.

"Wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Jawa dan Sumatera bagian selatan, perlu waspada setelah Natal hingga awal bulan setelah tahun baru. Terdapat potensi hujan lebat hingga ekstrem yang dapat disertai angin kencang," ungkap Dwikorita setelah rapat dengan Menteri Perhubungan Budi Karya dan Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, pada Selasa (19/12).

Dwikorita juga menegaskan perlunya kewaspadaan sebelum perayaan Natal, terutama di wilayah utara Indonesia yang berbatasan dengan daerah khatulistiwa.

"Sebelum Natal, perlu kewaspadaan di wilayah Indonesia bagian utara, terutama di Utara khatulistiwa, Sumatera Utara, Aceh, dan Kalimantan," tambahnya.

Selain cuaca ekstrem, Dwikorita juga memperingatkan tentang potensi gelombang tinggi di Samudera Hindia, Pasifik, dan Selat Sunda selama musim Nataru.

Dia juga menyoroti risiko arus laut dan angin kencang, dan meminta perusahaan pelayaran, angkutan penyeberangan, nelayan, dan masyarakat umum untuk meningkatkan kewaspadaan guna mencegah terjadinya kecelakaan laut.

Samudera Hindia, Pasifik, dan Selat Sunda selama musim Nataru diprediksi mengalami gelombang tinggi. (Unsplash)

Sementara itu Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, menambahkan bahwa analisa BMKG menunjukkan potensi cuaca ekstrem selama pekan Nataru disebabkan oleh aktivitas pola tekanan rendah di Laut Cina Selatan.

Pola tekanan rendah ini secara nggak langsung membentuk pola pertemuan dan belokan angin, meningkatkan awan hujan di sekitar Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Dalam rangka mengantisipasi cuaca ekstrem Nataru, BMKG telah menyediakan akses informasi cuaca terintegrasi untuk jalur transportasi. BMKG juga mendirikan posko kesiapsiagaan dengan mengirim mobile radar cuaca dan alat observasi ke pelabuhan Merak, Bakauheni, dan Juanda.

Asal kamu tahu, radar cuaca ini akan menyajikan informasi terbaru setiap 10 menit dan memberikan dasar peringatan dini ketika cuaca buruk terjadi. Masyarakat juga diimbau untuk mengakses informasi cuaca melalui aplikasi @infobmkg sebagai panduan selama pekan Nataru.

Semoga momen libur Nataru berlangsung dengan lancar dan nggak ada gangguan cuaca ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024