BerandaHits
Sabtu, 1 Nov 2024 16:42

Kue Arwah, Asal Usul 'Trick or Treat' di Tradisi Halloween yang Penuh Misteri

Dengan mendatangi rumah ke rumah, orang-orang yang berdandan a la hantu mengucapkan 'trick or treat' ketika meminta permen. (Shutterstock)

Diperingati setiap 31 Oktober, tradisi Halloween identik dengan frasa 'trick or treat' ketika meminta permen. Konon, sebelum digantikan oleh permen, hadiah yang diminta adalah kue arwah.

Inibaru.id - Frasa "trick or treat" pada Halloween berasal dari tradisi kuno yang menggabungkan unsur meminta hadiah atau permen dengan ancaman iseng. Budaya ini sudah ada sejak lama dan memiliki akar dalam kebiasaan masyarakat Eropa abad pertengahan, yang kemudian berkembang menjadi tradisi Halloween modern.

Asal-usul dari “trick or treat” dapat ditelusuri ke beberapa praktik yang sudah ada jauh sebelum istilah ini menjadi populer, di antaranya:

1. Tradisi Kelt Kuno - Festival Samhain

Halloween berakar pada Samhain, festival panen bangsa Kelt kuno yang menandai akhir musim panas dan awal musim dingin. Pada malam Samhain, orang Kelt percaya bahwa batas antara dunia manusia dan dunia roh menjadi kabur, sehingga roh-roh berkeliaran di bumi.

Untuk mengusir roh jahat, masyarakat mengenakan kostum dan membuat persembahan agar roh-roh nggak mengganggu mereka. Kebiasaan ini menjadi cikal bakal dari praktik berpakaian menyeramkan dan meminta hadiah.

2. Tradisi Minta Hadiah - "Souling" di Inggris dan Irlandia

Permen menjadi harapan utama di malam Halloween. (Shutterstock)

Pada abad pertengahan, masyarakat di Inggris dan Irlandia merayakan "All Hallows' Eve" (malam sebelum All Saints' Day) dengan kegiatan "souling". Anak-anak dan orang miskin akan berkeliling meminta “soul cakes” (kue arwah) dari rumah ke rumah sebagai imbalan doa untuk arwah keluarga yang telah meninggal.

Kue ini melambangkan kedamaian bagi jiwa-jiwa di akhirat. Praktik ini berkontribusi pada tradisi Halloween di mana anak-anak berjalan dari rumah ke rumah untuk meminta permen.

3. Perubahan ke “Trick or Treat” di Amerika Serikat

Imigran Eropa yang datang ke Amerika membawa serta tradisi ini. Pada awal 1900-an, tradisi meminta permen dan mengenakan kostum berkembang menjadi aktivitas yang lebih ringan dan penuh keceriaan. Anak-anak yang berkeliling pada malam Halloween mulai menggunakan frasa “trick or treat", dengan “trick” sebagai ancaman untuk melakukan kenakalan jika tidak diberi hadiah atau permen (treat). Di sinilah muncul konsep bahwa “trick” adalah pilihan alternatif, walaupun jarang dilakukan secara serius.

4. Budaya Populer dan Komersialisasi

Di Amerika, terutama setelah Perang Dunia II, Halloween menjadi semakin populer dan komersial, dengan kostum dan permen yang diproduksi massal. Anak-anak pun dibiasakan mengucapkan “trick or treat” sebagai cara yang menyenangkan untuk meminta permen. Pada era ini, “trick” menjadi lebih simbolis, sementara “treat” menjadi harapan utama mereka.

Frasa “trick or treat” ini sekarang identik dengan Halloween dan memberikan suasana khas, di mana anak-anak berpakaian kostum menyeramkan atau lucu berkeliling untuk mengumpulkan permen.

Tradisi ini melestarikan rasa kebersamaan sekaligus memberi kesempatan bagi anak-anak untuk bersenang-senang dalam suasana yang penuh misteri dan keceriaan.

Kamu juga merayakan Halloween, Millens? Dapat berapa banyak permen nih? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Jajanan Latiao Akibatkan Keracunan, Dilarang Beredar!

2 Nov 2024

Ketua Panser Biru Kepareng Diperiksa Polisi Terkait Ujaran Kebencian terhadap Yoyok Sukawi

2 Nov 2024

Sebanyak 34.300 Obat Kedaluwarsa Dimusnahkan BPOM Semarang

2 Nov 2024

Mengambil Keputusan Sendiri Tanpa Penyesalan; Seni Bertanggung Jawab atas Pilihan Hidup

2 Nov 2024

Anggur 'Shine Muscat' di Jateng Aman, Dishanpan: Beli yang Berizin Edar

2 Nov 2024

Naungi 1300 Peternak, UD Pramono Mau Tutup Usai Ditagih Pajak Ratusan Juta!

2 Nov 2024

Untuk Apa Guru Besar Unpad Merekam Suara Bumi dengan AI?

3 Nov 2024

Tips Main ke Labuan Bajo dari Pulau Jawa dengan Pesawat dan Kapal Feri

3 Nov 2024

Bisa Membawa Air Hujan Berton-Ton, Kok Awan Nggak Jatuh?

3 Nov 2024

Telah Ditemukan Bioplastik yang Bisa Terurai di Laut

3 Nov 2024

Panarama Residential Resort Tawarkan Hunian Lifestyle yang Terintegrasi dengan Hunian One Stop Living

3 Nov 2024

Jangan Simpan Madu di Dalam Kulkas, Ini Sebabnya!

3 Nov 2024

KSPI: Ribuan Buruh Anak Perusahaan Sritex di Kota Semarang Di-PHK

3 Nov 2024

Polda Jateng Pastikan Selidiki Penyebab Terbakarnya Pabrik di KIK

3 Nov 2024

Menangkal Santet, Kesaktian Air Sendang Bancolono Karanganyar Pemandian Prabu Brawijaya V

3 Nov 2024

Cerita Kode Pos Indonesia yang Baru Dipakai pada Tahun 1985

4 Nov 2024

Rayakan Pergantian Musim, Masyarakat Karimunjawa Gelar Festival Thothok

4 Nov 2024

Manisnya Kisah Cinta Anak Muda Akhir 90-an di '20th Century Girl'

4 Nov 2024

Rumah yang Menginspirasi Film 'Up' Masih Berdiri Sampai Sekarang

4 Nov 2024

Di Rumah Kemasan Jateng, Kamu Bisa Membuat 'Packaging' Berkualitas

4 Nov 2024