Inibaru.id - Frasa "trick or treat" pada Halloween berasal dari tradisi kuno yang menggabungkan unsur meminta hadiah atau permen dengan ancaman iseng. Budaya ini sudah ada sejak lama dan memiliki akar dalam kebiasaan masyarakat Eropa abad pertengahan, yang kemudian berkembang menjadi tradisi Halloween modern.
Asal-usul dari “trick or treat” dapat ditelusuri ke beberapa praktik yang sudah ada jauh sebelum istilah ini menjadi populer, di antaranya:
1. Tradisi Kelt Kuno - Festival Samhain
Halloween berakar pada Samhain, festival panen bangsa Kelt kuno yang menandai akhir musim panas dan awal musim dingin. Pada malam Samhain, orang Kelt percaya bahwa batas antara dunia manusia dan dunia roh menjadi kabur, sehingga roh-roh berkeliaran di bumi.
Untuk mengusir roh jahat, masyarakat mengenakan kostum dan membuat persembahan agar roh-roh nggak mengganggu mereka. Kebiasaan ini menjadi cikal bakal dari praktik berpakaian menyeramkan dan meminta hadiah.
2. Tradisi Minta Hadiah - "Souling" di Inggris dan Irlandia
Pada abad pertengahan, masyarakat di Inggris dan Irlandia merayakan "All Hallows' Eve" (malam sebelum All Saints' Day) dengan kegiatan "souling". Anak-anak dan orang miskin akan berkeliling meminta “soul cakes” (kue arwah) dari rumah ke rumah sebagai imbalan doa untuk arwah keluarga yang telah meninggal.
Kue ini melambangkan kedamaian bagi jiwa-jiwa di akhirat. Praktik ini berkontribusi pada tradisi Halloween di mana anak-anak berjalan dari rumah ke rumah untuk meminta permen.
3. Perubahan ke “Trick or Treat” di Amerika Serikat
Imigran Eropa yang datang ke Amerika membawa serta tradisi ini. Pada awal 1900-an, tradisi meminta permen dan mengenakan kostum berkembang menjadi aktivitas yang lebih ringan dan penuh keceriaan. Anak-anak yang berkeliling pada malam Halloween mulai menggunakan frasa “trick or treat", dengan “trick” sebagai ancaman untuk melakukan kenakalan jika tidak diberi hadiah atau permen (treat). Di sinilah muncul konsep bahwa “trick” adalah pilihan alternatif, walaupun jarang dilakukan secara serius.
4. Budaya Populer dan Komersialisasi
Di Amerika, terutama setelah Perang Dunia II, Halloween menjadi semakin populer dan komersial, dengan kostum dan permen yang diproduksi massal. Anak-anak pun dibiasakan mengucapkan “trick or treat” sebagai cara yang menyenangkan untuk meminta permen. Pada era ini, “trick” menjadi lebih simbolis, sementara “treat” menjadi harapan utama mereka.
Frasa “trick or treat” ini sekarang identik dengan Halloween dan memberikan suasana khas, di mana anak-anak berpakaian kostum menyeramkan atau lucu berkeliling untuk mengumpulkan permen.
Tradisi ini melestarikan rasa kebersamaan sekaligus memberi kesempatan bagi anak-anak untuk bersenang-senang dalam suasana yang penuh misteri dan keceriaan.
Kamu juga merayakan Halloween, Millens? Dapat berapa banyak permen nih? (Siti Zumrokhatun/E05)