BerandaHits
Selasa, 23 Okt 2023 09:45

Krisis Iklim, Pemanasan Global, dan Larisnya Es Teh Jumbo Pinggir Jalan

Penjual es teh di pinggir jalan yang selalu laris pembeli. (Terasjateng/Achmad Sakdun)

Suhu panas di Indonesia dalam beberapa bulan belakangan membuat penjual es teh jumbo pinggir jalan selalu dijejali pembeli. Tapi, di balik larisnya minuman segar ini, muncul kekhawatiran bahwa pemanasan global sudah memberikan dampak ke Indonesia.

Inibaru.id – Semenjak suhu udara di Kota Semarang terasa semakin menyengat dalam beberapa bulan belakangan, Eko (22), warga Sendangmulyo mengaku bisa membeli es teh di gerai-gerai yang ada di pinggir jalan sampai dua atau tiga kali sehari.

Menurut laki-laki yang bekerja di sebuah tempat potong rambut tersebut, selain suhu yang panas, keberadaan gerai yang dekat dengan tempat kerjanya dan di sepanjang jalan pulang ke rumah membuatnya seperti ketagihan membeli minuman segar tersebut.

“Bahkan saat malam hari sekalipun, kalau lihat di pinggir jalan rasanya pengin beli. Apalagi kan sekarang ada yang harganya Rp2.000 atau Rp2.500. Dapetnya juga banyak. Kalau diminum rasanya segar gitu pas suhu sedang panas seperti sekarang,” ungkapnya pada Minggu (20/10/2023).

Apa yang diungkap Eko ada benarnya. Kalau dicermati, kini bukan hal aneh melihat gerai minuman es teh jumbo beterbaran di pinggir jalan. Terkadang, jarak di antara satu gerai dengan yang lainnya dengan jenama yang berbeda cukup dekat. Yang bikin heran, semua gerai mengaku mampu menjual ratusan gelas es teh setiap hari dan mendapatkan keuntungan besar.

“Alhamdulilah, dalam sehari bisa jual 200 cup. Kebanyakan suka yang original, yang harganya Rp3 ribuan. Kayaknya memang karena suhu panas di Semarang belakangan ini,” ujar salah seorang penjaga gerai es teh Zaki sebagaimana dilansir dari Rri, Rabu (18/10/2023).

Tanda Bumi Semakin Panas

Ilustrasi: Pemanasan global membuat penjualan es teh pinggir jalan semakin laris manis. (Antara Foto/Arnas Padda via Katadata)

Meski BMKG sudah sejak jauh-jauh hari menyebut musim kemarau tahun ini lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya, peningkatan suhu udara yang nggak biasa dalam beberapa bulan belakangan bukanlah hal yang wajar. Larisnya es teh-es teh yang dijual di pinggir jalan karena panasnya suhu udara belakangan ini adalah tanda dari pemanasan global yang sudah terasa di Indonesia.

Hal ini dipertegas dengan data yang diungkap oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) terkait dengan suhu di Indonesia dalam rentang 22-29 September 2023 yang sangat nggak biasa.

“Anomali suhu udara di Indonesia pada September 2023 ini merupakan anomali tertinggi keempat sepanjang periode pengamatan sejak 1981,” ungkap BMKG dalam rilisan di situs resminya pada Selasa (3/10).

Yang lebih bikin khawatir, suhu rata-rata Indonesia sejak 1961 sampai 2021 ternyata memang cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, jangan heran kalau banyak daerah yang sampai mengalami kekeringan akibat hal ini.

Sayangnya, menurut penelitian yang dilakukan Yale University yang dirilis pada 3 Oktober 2023 lalu, hanya 2 persen dari warga Indonesia yang benar-benar menyadari bahaya dari pemanasan global ini. Bahkan, 55 persen dari total 3,490 responden dengan usia 16 tahun atau lebih mengaku hanya sedikit tahu krisis iklim yang sudah semakin terasa dalam beberapa waktu belakangan.

Tapi, dengan suhu udara yang panas dan larisnya es teh jumbo pinggir jalan belakangan ini, setidaknya kita jadi tahu kalau pemanasan global bisa bikin gerah dan nggak nyaman. Dampak lain seperti kekeringan hingga masalah pertanian yang bikin harga bahan makanan semakin mahal juga mulai semakin terasa.

Semoga saja, nantinya semua orang di Indonesia semakin paham dan mulai melakukan cara untuk menanggulanginya! (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: