BerandaHits
Senin, 21 Jul 2024 15:12

Kisah Puluhan Warga Grobogan Tinggal di Tengah Hutan Tanpa Listrik dari PLN!

Warga desa di Grobogan yang masih nggak dialiri listrik dari PLN. (YouTube/Bocah Bandungan)

Di zaman serba modern seperti sekarang, ternyata di Grobogan, Jawa Tengah masih ada wilayah di mana warga hidup di tengah hutan tanpa listrik dari PLN. Bagaimana mereka bertahan hidup, ya?

Inibaru.id – Kepikiran nggak pada 2024 ini masih ada wilayah di Indonesia yang masih nggak dialiri listrik dari PLN? Kalau di luar Jawa karena selama ini pembangunan di Indonesia Jawasentris banget mungkin masih banyak, ya? Tapi, hal ini bisa kamu temukan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, tepatnya di Dusun Rejosari, Desa Sugihmanik, Kecamatan Tanggungharjo.

Lokasi dusun ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Kedungjati dan berada di sebuah hutan. Kalau diukur dari pusat kota Purwodadi, jaraknya sekitar 37, 8 kilometer ke arah barat daya. Uniknya, jarak ke Kota Semarang malah sedikit lebih dekat, yaitu sekitar 31 kilometer ke arah tenggara.

Meski secara jarak nggak jauh-jauh banget dari pusat pemerintahan kabupaten maupun provinsi, nyatanya wilayah di mana 19 KK tinggal di hutan yang masuk wilayah Dusun Rejosari tersebut cukup sulit diakses. Dari Kedungjati saja, kamu harus melalui jalan setapak di pinggir rel sekitar 2 kilometer untuk mencapainya. Karena sulitnya akses menuju ke sana itulah, listrik dari PLN belum mengaliri rumah-rumah warga.

“Sebenarnya ada 19 KK yang tinggal di hutan tersebut. Tapi, yang sudah resmi jadi warga Rejosari hanya 5 KK atau 16 orang. Sisanya masih masuk warga Kecamatan Kedungjati. Mereka tinggal di tanah milik PT Kereta Api Indonesia (PT KAI),” ungkap Kepala Dusun (Kadus) Rejosari Saiman sebagaimana dinukil dari Murianews, Senin (6/5/2024).

Salah seorang warga Dusun Rejosari sati, mengaku memilih untuk terus tinggal di hutan tanpa listrik selama puluhan tahun karena hanya di sana dia bisa tinggal.

Warga memilih tinggal di sana karena nggak punya lahan lain untuk ditempati. (iNews/Rustaman Nusantara)

“Saya sudah 62 tahun dan tinggal di sini sejak usia 10 tahun. Terus di sini karena nggak punya tanah di perkampungan,” ceritanya.

Untungnya, meski nggak dialiri listrik dari PLN, warga memakai pembangkit listrik tenaga surya untuk menyalakan lampu di malam hari. Meski begitu, pembangkit listrik tersebut kurang berguna jika seeding musim hujan.

“Saya beli sendiri tenaga surya tersebut, setidaknya bisa buat lampu selamalam. Kalau pas musim hujan seringnya nyala lampunya jadi redup,” lanjutnya.

Sati dan warga lain yang tinggal di hutan bertahan hidup dengan menanam jagung. Hasil dari penjualan jagung itulah yang mereka pakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membeli beras di Kedungjati.

Meski tinggal di hutan dan nggak dialiri listrik dari PLN, setidaknya mereka ada sedikit solusi soal penerangan di malam hari, ya. Tapi, alangkah baiknya jika akses jalan juga diperbaiki sehingga ke depannya mereka bisa mendapatkan sambungan listrik. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024