BerandaHits
Minggu, 8 Feb 2025 16:41

Kerajinan Unik dari Olahan Sampah Organik Mejeng di Inacraft 2025

Kertas yang dibuat dari sampah sebagai bahan baku pembuatan produk. (Humas Jateng)

Kerajinan unik berbahan sampah organik pasar karya Herman Purwanto dari Kabupaten Semarang menarik perhatian di Inacraft 2025. Dengan kreativitasnya, sampah yang biasanya terbuang diolah menjadi produk estetik seperti tas, dompet, dan ikat pinggang.

Inibaru.id - Sudah bukan hal yang mengejutkan jika sampah bisa didaur ulang menjadi barang-barang bernilai tinggi. Tapi, apa kamu pernah membayangkan olahan sampah organik di pasar, yang biasanya kotor dan beraroma kurang sedap, bisa menjadi produk yang keren?

Yap, di tangan Herman Purwanto, olahan sampah ini diubah menjadi kerajinan tangan bernilai seni tinggi. Warga Desa Beji, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang ini memanfaatkan sampah organik dari pasar tradisional untuk menghasilkan produk seperti tas, ikat pinggang, dan dompet yang unik dan estetik.

Tentu saja, proses pembuatannya nggak instan. Herman melalui berbagai tahapan, mulai dari mengumpulkan sampah, memilah dan mengambil seratnya, mengolahnya menjadi lembaran seperti kertas, hingga akhirnya merakitnya menjadi handicraft yang menarik.

Diundang Ikuti Inacraft 2025

Berkat inovasi tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengajak Herman untuk berpartisipasi dalam pameran UMKM berskala nasional Inacraft 2025, yang digelar di Jakarta.

Saat ditemui di stan pameran, Herman mengungkapkan bahwa ide ini lahir pada 2009, berawal dari keprihatinannya terhadap kerusakan hutan akibat penebangan pohon untuk produksi kertas.

Hasil jadi produk olahan sampah pasar organik buatan Herman. (Humas Jateng)

Dari situlah muncul ide bahwa kertas itu bisa dibuat memakai bahan lain, selain dari pohon-pohon yang melakukan fungsi ekologis.

"Berangkat dari situ, saya kembangkan menjadi handicraft ini,” katanya, Jumat (7/2/2025).

Sampah dari Pasar

Sejak itu, dia mulai rutin mengumpulkan sampah organik dari tempat pembuangan sampah (TPS) di pasar tradisional seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan rumput, untuk kemudian diolah.

“Kami ambil dari pasar dan ada juga yang sampah rumahan. Lalu, kami olah. Mulai dari memotong dan mengambil seratnya, kemudian dijadikan lembaran-lembaran seperti kertas. Lembaran itulah yang kami buat handicraft,” ungkapnya.

Saat ini, produk kerajinan Herman masih diproduksi secara terbatas dan dipasarkan melalui media sosial serta pemesanan khusus (custom). Namun, dia optimistis bisa meningkatkan produksinya jika mendapat respons positif dari masyarakat.

“Saat ini baru tas, ikat pinggang, dan dompet. Rencananya kami akan produksi dengan skala besar, jika memang mendapat respons baik dari masyarakat,” tuturnya.

Merambah Pasar Nasional

Keikutsertaan dalam Inacraft 2025 menjadi kesempatan besar bagi Herman untuk memperkenalkan produknya ke pasar nasional.

“Saya berkesempatan ikut pameran di Inacraft 2025. Even yang digelar 5 sampai 9 Februari ini membuat saya senang dan bahagia. Hasil karya saya bisa dikenal lebih luas,” imbuhnya.

Sedikit informasi, Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Jawa Tengah, Shinta Nana Sudjana, menyampaikan bahwa Jawa Tengah menghadirkan 68 UMKM dalam Inacraft 2025, dengan 12 stan dari 7 kabupaten/kota. Produk yang ditampilkan meliputi fesyen, kriya, dan kerajinan tangan.

Dalam kesempatan itu juga Herman mengajak masyarakat luas untuk mengunjungi paviliun Jawa Tengah di Asembly Hall JCC Jakarta mulai tanggal 5 sampai 9 Februari 2025.

"Banyak produk menarik ditawarkan di sini,” pungkasnya.

Hm, ide untuk memanfaatkan sampah organik menjadi produk bernilai tinggi patut diapresiasi ya? Betewe, kamu berniat beli nggak nih, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Siswa di Jawa Tengah akan Belajar Mandiri selama Ramadan 2025; Bukan Libur, lo!

28 Jan 2025

Berkaca dari Hup Teck, Pabrik Kecap Legendaris yang Memilih 'Tutup Usia'

28 Jan 2025

Musim Telur Menetas, Waspada Ular Masuk Rumah!

28 Jan 2025

Jadi Umpatan Populer di Drakor, Seberapa Kasar Kata 'Shibal' bagi Orang Korea?

28 Jan 2025

Berkaca dari Insiden di Pantai Drini, Begini Tips Selamat saat Terseret Ombak

28 Jan 2025

Sejarah Tradisi Petik Angpao di Pohon saat Imlek, Sesi Seru yang Ditunggu

28 Jan 2025

Gapeka 2025 Berlaku, Perjalanan Kereta di Daop 4 Semarang Lebih Cepat 466 Menit

28 Jan 2025

Kisaran Gaji Ketua RT di Jawa Tengah; Semarang Masih Tertinggi

29 Jan 2025

Ngrancasi, Upaya Petani Mawar di Sumowono Mempersiapkan Panen Raya menjelang Lebaran

29 Jan 2025

Begini Cara Nonton Drakor 'The Trauma Code: Heroes on Call' Sub Indo Termudah

29 Jan 2025

Perihal Imlek yang Selalu Identik dengan Hujan

29 Jan 2025

Indonesia-India Perkuat Kerja Sama Digital, Siap Bersaing di Pasar Global

29 Jan 2025

Mengapa Orang Rela Terjebak Macet Berjam-Jam Demi Liburan?

29 Jan 2025

Satu Abad Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah: Puri Gedeh Semarang

30 Jan 2025

Proyek Mendulang Oksigen di Bulan, Sejauh Mana?

30 Jan 2025

Kontroversi Penggunaan Kecerdasan Buatan di Film 'The Brutalist'

30 Jan 2025

Perayaan Imlek dan Isra Mikraj, Lestari Moerdijat: Cermin Keberagaman yang Makin Kuat

30 Jan 2025

Sampai Kapan Puncak Musim Hujan di Jawa Tengah Berlangsung?

30 Jan 2025

Maraknya Pembunuhan Bermotif Sepele: Mengapa Masyarakat Kian Impulsif?

30 Jan 2025

Kampanye Darurat Gadget, Kampung Budaya Piji Wetan Perkenalkan Dolanan Tradisional

31 Jan 2025