BerandaHits
Minggu, 24 Agu 2024 14:00

Kapan Kali Terakhir Hukuman Mati dengan Guillotine Dilakukan?

Replika guillotine yang dibawa pada aksi demo menolak revisi UU Pilkada. (X/Fleurseva)

Populer karena dipakai untuk memenggal kepala Louis XVI dan Maria Antoinette, hukuman mati dengan guillotine ternyata masih dilakukan hingga dekade 1970-an, lo. Siapa ya penjahat yang kali pertama dipenggal kepalanya dengan alat ini?

Inibaru.id – Di aksi demo mengawal putusan MK sekaligus menolak revisi UU Pilkada yang berlangsung sejak Kamis (22/8/2024), kita melihat benda yang sudah lama nggak terlihat, yaitu guillotine, alat pemenggal kepala yang dipakai untuk menghukum orang-orang yang dianggap melakukan kesalahan besar.

Memang, guillotine yang dibawa ke aksi demo hanyalah replika yang terbuat dari kayu. Juga nggak ada pisau tajam yang bisa dipakai untuk memenggal orang. Tapi, keberadaan benda ini seperti menjadi simbol perlawanan dari rakyat atas kesewenang-wenangan pemerintah.

Buat kamu tahu saja, orang yang mengajukan saran untuk memakai guillotine untuk menghukum penjahat kelas kakap adalah Joseph-Ignace Guillotin pada 10 Oktober 1789. Kala itu, ahli fisika dari Prancis ini menyebut alat ini bisa memberikan hukuman mati yang lebih ringkas dari cara sebelumnya. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 1792, hukuman mati dengan guillotine kali pertama dilakukan di Paris, tepatnya di depan Place de I’Hotel de Ville.

Ironisnya, meskipun hukuman ini dilegalkan oleh pemerintahan Raja Louis XVI, sang raja sendiri kemudian dihukum mati dengan alat tersebut. Pada 21 Januari 1793, tepatnya di Place de la Revolution, Paris, sang raja dipenggal di usia 38. Istrinya, Maria Antoniette, juga dihukum dengan alat yang sama di tempat yang sama pada 16 Oktober 1793.

Hamida Djandoubi, manusia terakhir yang dihukum mati dengan guillotine. (X/TMIHARINI)

Kematian keduanya menandakan era baru Prancis yang berubah dari kerajaan menjadi republik. Sejak saat itu pula, guillotine terus dipakai untuk menghukum mati para penjahat. Tercatat, Marie-Louise Giraud jadi perempuan terakhir yang dihukum dengan guillotine pada 30 Juli 1943. Sementara itu, laki-laki terakhir yang dihukum dengan alat ini adalah Hamida Djandoubi pada 10 Septemberr 1977.

Djandoubi adalah seorang imigran asal Tunisia yang memaksa seorang perempuan muda bernama Elizabeth Bousquet dan dua anak perempuan di bawah umur lainnya untuk menjadi PSK. Dia bahkan membunuh Elizabeth dengan cara mencekiknya di Kota Marseille, Prancis selatan.

Dia dipenggal pada pukul 04.40 waktu setempat hanya dua pekan sebelum ulang tahunnya yang ke-28. Kalau menurut dokter yang ikut menyaksikan pemenggalan Djandoubi, meski kepalanya sudah terpenggal, Djandoubi masih sempat hidup selama 30 detik, Millens. Seram banget, ya!

Empat tahun setelah eksekusi Djanoubi, Prancis nggak lagi memberlakukan hukuman mati. Djanoubi pun jadi orang terakhir di dunia yang dihukum dengan alat tersebut. Di negara-negara lain, hukuman mati dilakukan dengan teknik lain seperti ditembak atau diberi suntikan khusus.

Nggak disangka ya, ternyata hukuman mati dengan guillotine kali terakhir terjadi nggak sampai 50 tahun yang lalu. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: