BerandaHits
Kamis, 3 Jul 2024 18:01

Jangan Mudah Terpancing, FOMO Cuma Bikin Masalah Keuanganmu Semakin Parah

Jangan mudah terpancing dengan gaya hidup orang lain. (via Halodoc)

Mengikuti tren mungkin bikin kamu dicap "up to date". Tapi kamu nggak perlu memaksakan diri jika sudah punya masalah keuangan. Bukannya tambah happy, dompetmu justru makin terkuras.

Inibaru.id - FOMO, atau Fear of Missing Out, adalah fenomena psikologis yang kerap kali membuat seseorang merasa khawatir atau cemas jika melewatkan sesuatu yang dianggap penting atau menarik. Di era digital saat ini, FOMO sering kali dipicu oleh media sosial, di mana kita terus-menerus terpapar dengan pencapaian dan gaya hidup orang lain.

Namun, FOMO nggak hanya mempengaruhi kesejahteraan mental, tetapi juga dapat menyebabkan masalah keuangan yang serius.

Berikut adalah beberapa cara FOMO dapat memperburuk kondisi keuanganmu:

1. Belanja Impulsif

FOMO sering kali mendorong kita untuk membuat keputusan belanja yang impulsif. Ketika melihat teman atau kenalan membeli barang baru, berlibur ke tempat eksotis, atau menghadiri acara-acara bergengsi, kita merasa terdorong untuk melakukan hal yang sama agar nggak merasa ketinggalan.

Akibatnya, kita cenderung mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sebenarnya nggak dibutuhkan atau nggak sesuai dengan anggaran.

2. Utang yang Menumpuk

FOMO bisa membuatmu berutang untuk hal yang nggak perlu. (BFI Finance)

Untuk memenuhi hasrat FOMO, nggak jarang orang rela berutang. Menggunakan kartu kredit atau meminjam uang untuk memenuhi gaya hidup yang dipamerkan di media sosial dapat menjadi bumerang.

Bunga dan biaya tambahan dari utang ini bisa menumpuk dan menyebabkan beban keuangan yang semakin berat. Tanpa disadari, FOMO dapat menjebak kita dalam lingkaran utang yang sulit untuk keluar.

3. Mengabaikan Prioritas Keuangan

FOMO dapat mengalihkan fokus dari tujuan keuangan jangka panjang yang penting, seperti menabung untuk dana darurat, investasi, atau rencana pensiun. Ketika kita terlalu fokus untuk mengikuti tren atau gaya hidup orang lain, kita cenderung mengabaikan rencana keuangan yang lebih strategis dan berjangka panjang. Ini bisa mengakibatkan kesulitan finansial di masa depan.

4. Tekanan Sosial dan Emosional

FOMO juga dapat menimbulkan tekanan sosial dan emosional. Ketika merasa tertinggal dari orang lain, kita mungkin akan berusaha lebih keras untuk mengejar ketinggalan, meskipun itu berarti mengorbankan kesehatan finansial kita. Tekanan ini bisa menyebabkan stres, kecemasan, dan ketidakpuasan yang berdampak negatif pada kualitas hidup secara keseluruhan.

Mengatasi FOMO untuk Keuangan yang Lebih Sehat

Untuk menghindari dampak negatif FOMO terhadap keuangan, penting untuk mengambil langkah-langkah proaktif:

1. Sadari dan Kendalikan: Sadari ketika FOMO mulai mempengaruhi keputusan finansialmu. Belajar untuk mengendalikan dorongan impulsif dan buatlah keputusan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan finansialmu sendiri.

2. Tetapkan Prioritas: Fokus pada tujuan keuangan jangka panjang yang penting. Buat anggaran dan rencana keuangan yang jelas, serta patuhi komitmen tersebut.

3. Kurangi Paparan Media Sosial: Batasi waktu yang dihabiskan di media sosial dan hindari membandingkan diri dengan orang lain. Ingatlah bahwa apa yang terlihat di media sosial seringkali nggak mencerminkan kenyataan sepenuhnya.

4. Belajar Menolak: Jangan takut untuk menolak ajakan atau kegiatan yang tidak sesuai dengan anggaranmu. Prioritaskan kesehatan finansialmu di atas tekanan sosial.

5. Cari Dukungan: Jika merasa kesulitan mengatasi FOMO, cari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional keuangan. Mereka dapat membantumu tetap fokus pada tujuan finansial yang lebih penting.

Dengan mengelola FOMO secara bijak, kita dapat menjaga kesehatan keuangan dan mencapai stabilitas finansial jangka panjang. Ingatlah bahwa kehidupan nggak harus selalu mengikuti tren, dan kebahagiaan sejati nggak diukur dari pencapaian materi semata.

Gimana, kamu gampang FOMO nggak nih, Millens. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Indonesia Juara FIFAe World Cup 2024; E-Sport Kita Makin Berkembang

14 Des 2024

Legenda Kali Woro; Tentang Kesombongan Manusia terhadap Alam

14 Des 2024

Menguak Rahasia Rasa Manis Ubi Cilembu, Benarkah Karena Diberi Gula atau Madu?

14 Des 2024

Minimarket di Korea Selatan, Lebih dari Tempat Belanja, Kini Jadi Tujuan Wisata

14 Des 2024

Mengapa Belanja Live di Aplikasi Online Semakin Digemari?

14 Des 2024

Langkah Awal Indonesia untuk Lindungi Anak dari Bahaya Timbal

14 Des 2024

Cerita Mereka yang Pindah ke Kota Semarang untuk Kehidupan yang Lebih Sehat

15 Des 2024

Bubur Lezat Mbak Las Kota Semarang, Surga Penggemar Kuliner Bubur

15 Des 2024

Mengungkap Ketokohan Brawijaya, Fiktif atau Nyata?

15 Des 2024

Libur Nataru, Gunung Bromo Bakal Tutup Sehari

15 Des 2024

Mengapa saat Terbang Ponsel Harus Dalam Mode Pesawat?

15 Des 2024

Punya Rasa Manis, Apa Dampak Makan Ubi Cilembu untuk Gula Darah?

15 Des 2024

Kuliner Pedas dan Mantap di Warung Pecel Bu Gik Semarang

16 Des 2024

Lima Napi Bali Nine Dipulangkan ke Australia; Yusril: Mereka Tetap Narapidana

16 Des 2024

Rumah Pemujaan Dewi Samudra dan Klenteng Tertua di Lasem: Tjoe An Kiong

16 Des 2024

Indahnya Wisata Musim Dingin di Otaru, Jepang

16 Des 2024

Sejarah Candy Cane, Permen Ikonik dengan Makna Mendalam di Hari Natal

16 Des 2024

Isu Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD, Ide Positif atau Kemunduran Demokrasi?

16 Des 2024

Jateng Raih Dua Penghargaan di ABBWI 2024; Strategi Pariwisata Sukses Bawa Wisatawan

17 Des 2024

Catat Baik-Baik, Cuti Bersama dan Libur Sekolah pada Libur Nataru Kali Ini!

17 Des 2024