BerandaHits
Minggu, 30 Sep 2017 17:27

Jajang: Arifin Bikin Film G30S agar Rakyat Punya Gambaran

Jajang C Noer. (Foto: Nita Dian/Tempo)

Jajang mengakui jika film itu pesanan, dibuat agar rakyat mendapat gambaran kejahatan Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai dalang peristiwa 30 September 1965. Selanjutnya, film itu menjadi alat propaganda anti-PKI oleh Orba.

Inibaru.id – Tahun demi tahun peristiwa 30 September 1965 (G30S) menjadi perdebatan di kalangan masyarakat, terutama pasca-Orde Baru (Orba) lengser. Tak hanya peristiwanya, film Pengkhianatan G30S PKI (1984) juga menjadi polemik. Banyak orang ingin mengetahui latar belakang pembuatan film ini.

Sang produser, Gufran Dwipayana, sudah meninggal pada 18 Maret 1990. Sementara sang sutradara, Arifin C Noer, juga telah berpulang sejak 28 Mei 1995. Siapa yang harus ditanya? Maka, istri Arifin, Jajang C Noer, pun menjadi sasaran.

Jajang mengakui jika film itu pesanan, dibuat agar rakyat mendapat gambaran kejahatan Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai dalang peristiwa 30 September 1965. Selanjutnya, film itu menjadi alat propaganda anti-PKI oleh Orba.

Baca juga: Jajang: Film G30S Dibuat Tanpa Tekanan

Dilansir dari Detikcom, Jajang mengatakan, setidak-tidaknya dibutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk membuat Pengkhianatan G30S PKI. Rentang selama itu digunakan untuk mencari data dan syuting.

“Ya, dua tahun. Syuting di tiap rumah ibu-ibu (jenderal) itu memakan waktu seminggu. Macam-macam yang mesti di-take. Kebetulan sekali, tiap adegan ditembak dan diseret itu malam Jumat. Nggak tahu kenapa? Seolah-olah direstui, diridai,” jelasnya.

Adapun untuk data-data yang digunakan sebagai landasan, berasal dari pemerintah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa itu, Nugroho Notosusanto, adalah sumber sumber data utama film ini. Tak ada yang dikarang.

Sebagaimana dituturkan Jajang, Arifin C Noer menjadi sutradara film Pengkhianatan G30S PKI atas rekomendasi penulis cum pendiri majalah Tempo, Goenawan Mohamad. Jadi, akunya, tak ada tekanan sama sekali.

Baca juga: Inilah 5 Film Sejarah Indonesia Paling Kontroversial

Jauh sebelum film itu dibuat, produser Gufran Dwipayana sempat meminta rekomendasi Goen, sapaan akrab Goenawan Mohamad, siapa sutradara yang bagus di Tanah Air. Maka, tersebutlah dua nama, yakni Teguh Karya dan Arifin.

Dwipa pun memilih Arifin. Sejumlah film kemudian menjadi kerja sama dua insan perfilman tersebut. Harmoniku (1979), Yuyun Pasien Rumah Sakit Jiwa (1979), dan Serangan Fajar (1982), menjadi sejumlah karya yang dihasilkan. Setelah itu, ungkap Jajang, barulah film peristiwa G30S dibuat.

“Kalau mau menolak (film G30S) bisa saja. Toh, nggak ada kontrak. Tapi lagi-lagi Mas Goen meyakinkan Mas Arifin. Jadi karena itu dia mau bikin,” tegas Jajang. (GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: