BerandaHits
Minggu, 17 Feb 2024 17:00

Haenyeo, Perempuan Penyelam di Pulau Jeju yang Acap Diangkat dalam Drakor

Para haenyeo, perempuan penyelam di Pulau Jeju. (Naturaselection)

Dalam drakor 'Welcome to Samdal-ri' dan 'Our Blues', ada para perempuan yang jago menyelam di Pulau Jeju. Mereka dikenal sebagai haenyeo.

Inibaru.id – Kamu penggemar drama Korea (drakor) dan pernah menonton Our Blues (2022) atau yang terkini adalah Welcome to Samdal-ri (2023)? Kalau iya, kamu pasti sempat melihat para perempuan paruh baya yang kerap menyelam di lepas pantai Pulau Jeju. Mereka dikenal sebagai para Haenyo.

Para haenyo menyelam bukan untuk fun diving atau snorkeling menikmati keindahan di kedalaman laut, melainkan untuk berburu biota laut seperti kerang, tiram, atau rumput laut. Hasil tangkapan itu lalu dijual di pelelangan terdekat. Dari situlah pendapatan utama mereka.

Menyelam memang telah menjadi budaya di Pulau Jeju sejak pertengahan abad ke-5. Semula, para lelakilah yang melakukannya. Namun, pada abad ke-17 banyak perempuan mulai menggeluti profesi ini. Mereka dikenal sebagai “jamnyeo” atau perempuan penyelam.

Sekitar abad ke-18, nama "haenyeo" baru mengemuka. Kala itu, jumlah perempuan yang melakoni profesi ini jauh lebih besar ketimbang para lelaki. Alasannya, kaum hawa dianggap lebih cocok dengan aktivitas ini ketimbang laki-laki karena tubuhnya secara alami lebih kuat beraktivitas di perairan dingin.

Tanpa Peralatan Skuba

Para haenyeo nggak memakai peralatan khusus untuk menyelam hingga dasar laut. (Patagonia/Nicole Gormley)

Para haenyeo dikenal piawai menyelam. Untuk mencapai kedalaman belasan meter, mereka nggak membutuhkan peralatan skuba mutakhir seperti tabung oksigen. Dengan pakaian dan kacamata selam seadanya, mereka mampu bertahan cukup lama di dasar laut untuk mencari biota laut buruan.

Mereka bisa melakoninya karena terlatih menahan napas dengan teknik pernapasan perut yang telah diturunkan antargenerasi. Sedari kecil, para anak perempuan telah mempelajari teknik itu, termasuk mengenali perilaku biota laut dan membaca kondisi air untuk memastikan keamanan saat menyelam.

Yang menarik dari para haenyeo adalah dedikasi mereka dalam menjaga kelestarian biota laut. Mereka hanya memburu secukupnya dengan memilih buruan yang memang sudah saatnya dipanen. Alasannya, agar populasi terjaga dan mereka terus bisa mendapatkan tangkapan melimpah di masa depan.

“Kerang abalone misalnya, kami hanya menangkap yang berukuran lebih dari 7 sentimeter. Kalau sesampai di daratan ternyata menangkap yang berukuran lebih kecil dari itu, kami kembalikan," aku haenyo Pulau Jeju bernama Jang Mi-young, dikutip dari laman Unesco, 21 Desember 2023.

Sayangnya, karena risiko yang terlampau tinggi dibanding hasilnya, saat ini jumlah haenyeo di Pulau Jeju semakin menyusut. Berdasarkan catatan Unesco, hanya tersisa 3.200-3.300 haenyeo dari sekitar 15 ribu orang beberapa tahun lalu.

Wah, sayang sekali kalau profesi ini punah. Namun, biar gimana pun, keselamatan memang nggak bisa ditawar. Untuk melestarikannya, solusinya mungkin dalam hal pengamanan, ya? (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: