BerandaHits
Selasa, 28 Okt 2019 09:32

Fakta tentang Sumpah Pemuda Ini Jarang DIketahui

Fakta tentang Sumpah Pemuda Ini Jarang DIketahui

Fakta sumpah pemuda. (Kompas)

Kemunculan Sumpah Pemuda nggak terlepas dari sejumlah lika-liku yang dihadapi pemuda-pemudi zaman tersebut. Bahkan, saat Kongres Pemuda berlangsung, ada beberapa hal yang mesti mereka hindari.

Inibaru.id – Setiap 28 Oktober, masyarakat Indonesia selalu memperingati Hari Sumpah Pemuda. Peringatan ini nggak lepas dari peristiwa 91 tahun silam saat pemuda-pemudi Indonesia berikrar dan berjanji atas tiga poin tentang Tanah Air, bangsa, dan bahasa.

Seperti yang umum diketahui, ketiga butir Sumpah Pemuda itu merupakan hasil perundingan para pemuda pada Kongres Pemuda 1928. Saat itu Indonesia masih dalam cengkeraman penjajahan Belanda. Bertalian dengan itu, Kongres Pemuda nggak bisa bebas seperti kongres-kongres yang berlangsung di era ini.

Ada sejumlah fakta menarik pada Kongres Pemuda II sebelum disepakatinya Sumpah Pemuda. Berikut fakta-fakta menarik tersebut.

Larangan Mengucapkan Kata “Merdeka”

Kongres Pemuda II yang dihadiri para pemuda dari berbagai daerah itu berlangsung dalam pengawasan polisi Belanda. Pihak Belanda melarang kata "merdeka" untuk diucapkan. Soegondo, pemimpin Kongres Pemuda saat itu khawatir rapat akan dibubarkan polisi Belanda jika peserta rapat mengucapkan kata "merdeka".

Lagu Kemerdekaan Indonesia Nggak Disyairkan

Sehubungan dengan pelarangan kata merdeka, lagu "Indonesia Raya" juga nggak disyairkan. Ini karena lagu tersebut mengandung banyak kata merdeka.

Soegondo kemudian mengizinkan WR Soepratman memainkan lagu "Indonesia Raya" tanpa menyanyikan syairnya. WR Soepratman hanya memainkan biolanya.

Kongres Pemuda II Dihadiri 10 Perempuan

Kongres Pemuda II dihadiri sebanyak 700 peserta yang berasal dari berbagai organisasi pemuda yang ada pada waktu itu. Beberapa organisasi itu di antaranya Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), dan Pemuda Kaum Betawi.

Dari sekian banyak pemuda yang hadir, ada 10 perempuan yang juga turut ikut kongres ini. Namun, dari 10 perempuan itu hanya enam orang yang tercatat yakni Dien Patow, Emma Poeradiredjo, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernamawoelan, dan Siti Sundari.

Istilah Sumpah Pemuda Baru Berlaku 31 Tahun Setelah Kongres Pemuda II

Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada 27-28 Oktober 1928 belum menggunakan istilah Sumpah Pemuda. Mereka memilih menggunakan diksi Deklarasi Pemuda. Saat itu, Muh Yamin, sekretaris sekaligus perumus tunggal dari naskah Sumpah Pemuda belum memiliki sebutan untuk naskahnya.

Istilah Sumpah Pemuda baru diberlakukan sejak 1959 dengan dikeluarkannya Keppres No 316 tahun 1959 tertanggal 16 Desember 1959 yang menetapkan Hari Sumpah Pemuda sebagai Hari Nasional.

Para Pemuda Menggunakan Bahasa Belanda

Butir ketiga Sumpah Pemuda menyatakan para pemuda harus menjunjung tinggi bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia. Namun, pada kenyataannya masih banyak pemuda yang menggunakan bahasa Belanda saat Kongres Pemuda II. Beberapa pembicara seperti Siti Soendari menyampaikan pidatonya dalam bahasa Belanda. Bahkan, para notulen rapat juga menulis catatan mereka menggunakan bahasa Belanda.

Wah, perjuangan pemuda pada zaman dulu sangat berat ya, Millens. Nah, sekarang kan kamu sudah bebas dari penjajahan, jadi jangan sampai ingkari Sumpah Pemuda yang dibuat mati-matian itu, ya! (IB24/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Alunan Musik Yogyakarta Royal Orchestra yang Menyatu dengan Suara Laju Kereta di Stasiun Tugu Jogja

10 Apr 2025

Sudahi Kontrak di Red Sparks, Megawati akan Dirindukan Penggemar Voli di Korea

10 Apr 2025

Kuda yang Jadi 'Kambing Hitam' atas Bau Pesing di Kawasan Malioboro Jogja

10 Apr 2025

Menghidupkan Kembali Hewan Punah: Mungkinkah Etis?

10 Apr 2025

Forum Senayan Peduli Jateng Perdana Digelar, Ketua DPRD Sumanto: Sinergi Kunci Kemajuan Daerah

10 Apr 2025

Benahi Layanan BRT Semarang, Pemkot Segera Atasi 'Cumi Darat' dan Perbaiki Shelter

10 Apr 2025

Menteri Maruarar: Program Rumah Subsidi untuk Jurnalis Bukan untuk Membungkam Kritik

10 Apr 2025

Lolongan dari Masa Lalu; Dire Wolf Lahir Kembali lewat Rekayasa Genetika

10 Apr 2025

Pijar Park Kembali Jadi Destinasi Wisata Keluarga Terfavorit di Kudus selama Libur Lebaran

10 Apr 2025

Seniman Penuh Talenta Berumur Panjang Itu Kini Berpulang; Titiek Puspa Namanya!

11 Apr 2025

Sejarah Getuk Goreng Sokaraja; Tercipta karena Nggak Disengaja

11 Apr 2025

Kabar Lelayu: Pemilik Lekker Paimo Semarang Meninggal Dunia

11 Apr 2025

Prosesi Buka Luwur Makam Ratu Kalinyamat Diiringi Lantunan Doa untuk Kemajuan Jepara

11 Apr 2025

Mengapa Manusia Terobsesi Umur Panjang? Antara Takut Mati dan Cinta Hidup

11 Apr 2025

Sesaji Rewanda; Ketika Para Monyet Goa Kreo Juga Diberi 'Angpao' saat Lebaran

11 Apr 2025

Dua Manusia Kloning yang Saling Bekerja Sama dalam 'Mickey 17'

11 Apr 2025

BMKG: Seminggu ke Depan, Ada Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang di Indonesia

11 Apr 2025

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025