BerandaHits
Kamis, 29 Jul 2020 14:00

Dulu Dianggap Makanan Ular, Porang Kini Jadi Komoditas Ekspor Besar

Penampakan porang. (Healthline.com)

Porang yang dulu bukanlah yang sekarang. Dulu nggak dilirik karena dianggap makanan ular, sekarang orang ramai-ramai menanamnya. Umbi ini dikenal sebagai komoditas ekspor yang cukup menjanjikan. Yuk kita kenali porang lebih dekat!

Inibaru.id – Porang, umbi-umbian satu ini dulu sering diabaikan dan hanya menjadi tanaman liar di pekarangan rumah. Kini tumbuhan satu ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai daerah karena memiliki nilai ekspor yang cukup menggiurkan. Yap, umbi porang kini banyak dicari untuk dijadikan tepung.

Masyarakat Jawa menyebut tanaman dengan nama latin Amorphophallus muelleri ini sebagai iles-iles. Sebagian bahkan menganggap bahwa porang sebagai makanan ular. Namun siapa sangka, porang punya nilai ekspor ke Jepang, Tiongkok, Taiwan dan Korea.

Porang banyak dimanfaatkan dengan diolah menjadi tepung dan dipakai sebagai bahan baku kosmetik, pengental, lem, mie ramen, dan campuran makanan lo.

Tumbuhan porang. (Kalosara news)

Porang sendiri punya keunggulan karena mudah dibudidayakan. Hal ini karena umbi-umbian satu ini mudah beradaptasi di berbagai jenis tanah di ketinggian antara 0 hingga 700 mdpl. Selain itu porang juga bisa bertahan di tanah yang kering serta membutuhkan perawatan yang minim.

Sistem tanamnya pun bisa dengan teknik tumpang sari karena porang toleran dengan naungan hingga 60 persen.

Bibit porang bisa berasal dari potongan umbi batang maupun umbi yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam secara langsung. Namun, porang baru bisa menghasilkan umbi yang baik pada usia di atas satu tahun sehingga masa panennya tergolong cukup lama.

Sekarang banyak lo yang membudidayakan. (Dua Simpul)

Sekilo umbi porang dihargai dengan Rp 4.000. Namun porang yang telah diolah dan siap ekspor akan melejit mencapai Rp 14.000 perkilonya. Badan Karantina Pertanian menyebutkan bahwa pada 2018 ekspor tepung porang mencapai 254 ton atau senilai dnegan Rp 11,3 miliar.

Kini sentra pengolahan umbi porang berada di daerah Bandung, Maros, Wonogiri, Madiun, dan Pasuruan. Karena nilainya, para pejabat dan kepala daerah mendorong pengembangan tanaman porang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Nah bagaimana, Millens? Tertarik membudidayakan umbi bernilai tinggi ini? (Kom/IB27/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ada Tiga Bibit Siklon Tropis Kepung Indonesia, Apa Dampaknya?

9 Des 2024

Menilik Hasil Rekapitulasi Suara Pilkada 2024 di Lima Daerah

9 Des 2024

Produksi Genting di Desa Papringan, Tetap Autentik dengan Cara Tradisional

9 Des 2024

Rekor 1.000 Poin Megawati Hangestri di Liga Voli Korea

9 Des 2024

Peringati Perang Diponegoro, Warga Yogyakarta Gelar Kirab Tongkat Kiai Cokro

9 Des 2024

Tanpa Transit! Uji Coba Direct Train Gambir-Semarang Tawang, KAI Tawarkan Diskon 50 Persen

9 Des 2024

Sidang Kode Etik Kasus Penembakan di Semarang, Hadirkan Saksi dan Keluarga Korban

9 Des 2024

Apa yang Bikin Generasi Z Sering Dideskripsikan sebagai Generasi Paling Kesepian?

9 Des 2024

Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Robig Dipecat Tidak Dengan Hormat!

10 Des 2024

Penembak Siswa SMK 4 Semarang Dipecat; Ayah Korban: Tersangka Nggak Minta Maaf

10 Des 2024

50 Persen Hidup Lansia Indonesia Bergantung pada Anaknya; Yuk Siapkan Dana Pensiun!

10 Des 2024

Asap Indah Desa Wonosari, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Jawa Tengah

10 Des 2024

Hanya Membawa Kerugian, Jangan Tergoda Janji Manis Judi Online!

10 Des 2024

Benarkah Pasien BPJS Hanya Bisa Dirawat Inap Maksimal 3 Hari?

10 Des 2024

Jepara Tetapkan Status Siaga Bencana Hidrometeorologi

10 Des 2024

Banyak Bencana di Akhir Tahun, Pakar: Musim Hujan Kali Ini Nggak Normal

10 Des 2024

2024, Vasco da Gama Akhirnya Mencapai Maluku!

11 Des 2024

Kisruh Perebutan Kursi Ketua PMI, Bagaimana Kronologinya?

11 Des 2024

Janji kepada Anjing Mengilhami Pembuatan Film 'The Biggest Little Farm'

11 Des 2024

Geliat Genting Tanah Liat dalam Pusaran Bisnis Atap yang Semakin Berat

11 Des 2024