BerandaHits
Selasa, 31 Mei 2021 15:30

Bertahan dengan Nangka di Masa Penjajahan Ala Rakyat Sri Lanka

Bertahan dengan Nangka di Masa Penjajahan Ala Rakyat Sri Lanka

Nangka, buah yang berkali-kali menyelamatkan Sri Lanka dari kelaparan. (Flickr/ Mike Fernwood)

Sejak zaman penjajahan, Sri Lanka terbiasa mengalami krisis pangan parah. Nggak ingin hal ini terus berlanjut, mereka mengantisipasinya dengan menanam nangka. Lewat buah inilah mereka bertahan dari kelaparan saat bencana atau krisis-krisis lainnya melanda.

Inibaru.id – Di Indonesia, nangka dikenal sebagai buah yang merupakan bahan utama dari masakan khas Yogyakarta, gudeg. Selain itu, nangka juga sering dijadikan camilan lezat. Tapi, di Sri Lanka, nangka bisa disebut sebagai penyelamat, banyak warganya dulu yang bertahan dengan nangka agar bisa terus hidup.

Meski secara wilayah masuk Asia Selatan, realitanya Sri Lanka adalah sebuah pulau yang terpisah dari Benua Kuning. Nah, pada 1970-an lalu, terjadi kekeringan parah di sana. Otomatis, pertanian pun terdampak dan negara ini mengalami krisis pangan luar biasa.

Sri Lanka ternyata akrab dengan sejarah krisis pangan atau gagal panen. Sejak dijajah oleh Inggris, warganya mulai menanam nangka. Tujuannya hanya demi ketahanan pangan. Jadi, jika kemudian terjadi krisis pangan, warga Sri Lanka nggak lagi kebingungan. Mereka tinggal makan dari nangka yang manis dan mengenyangkan dari kebun-kebun dekat rumah mereka.

Salah satu jenis penganan yang dibuat dari nangka di Sri Lanka adalah nangka rebus yang diberi parutan kelapa. Nangka ini kemudian disajikan dengan panci yang terbuat dari bahan tanah liat. Kok jadi ingat gudeg, ya Millens?

Selain masakan ini, muncul pula hidangan dari nangka lainnya yakni Kiri Kos, semacam kari nangka yang diberi tambahan santan. Nangka yang dipakai warga Sri Lanka untuk membuat masakan ini adalah yang belum benar-benar masak.

Sri Lanka bisa diolah jadi berbagai macam masakan di Sri Lanka. (Flickr/ Madhav Pai)

Bagi banyak orang Barat, aroma nangka kurang menyenangkan. Namun, bagi sebagian besar warga Asia Selatan dan Asia Tenggara, aroma ini sedap karena menandakan bahwa daging buah nangka di dalamnya lezat untuk disantap. Apalagi jika buah pohon terbesar di dunia ini sudah mengalami perubahan warna kulit dari kehijauan jadi kekuning-kuningan.

Memang, saat membuka kulitnya yang runcing, akan ditemui koholla, sebutan warga Sri Lanka bagi getah putih lengket dari nangka, namun getah ini sama sekali nggak mengurangi rasa nikmat saat menyantap buahnya.

Awal Mula Warga Sri Lanka Menanam Nangka

Pada 1815, saat Sri Lanka masih dijajah Inggris, warganya diminta untuk menanam tanaman yang dianggap menguntungkan seperti karet, teh, dan kayu manis. Hal ini membuat warganya nggak lagi sempat menanam padi. Dampaknya fatal, Sri Lanka pun sering mengalami masalah pangan yang cukup pelik.

Seratus tahun kemudian, yakni 1915, aktivis kemerdekaan Sri Lanka Arthur V Dias dibebaskan dari penjara. Tahu Sri Lanka rentan krisis pangan, dia ingin masyarakat membangun ketahanan pangannya sendiri. Caranya adalah dengan menanam pohon nangka sebanyak-banyaknya. Biji pohon nangka pun didatangkan dari Malaysia.

Warga Sri Lanka mulai menanam nangka pada masa penjajahan Inggris. (Flickr/ Rob Young)

Nangka dipilih karena warga lokal sebenarnya sudah akrab dengan pohon ini dan sudah tahu bagaimana cara mengolahnya menjadi berbagai macam masakan. Dulu, saat Inggris mulai meminta warganya menanam karet dan tanaman-tanaman bernilai ekonomis lainnya, pohon-pohon nangka juga ditebangi. Nah, Dias memutuskan untuk mengembalikan pohon-pohon nangka ini karena cepat tumbuh sekaligus bisa diolah masyarakat Sri Lanka dengan mudah.

Hingga saat ini, warga Sri Lanka menganggap Dias sebagai pahlawan nasional karena idenya menanam nangka menyelamatkan jutaan warga dari kelaparan, khususnya pada 1970-an. Saat itu, nggak hanya kekeringan dan kekurangan pangan yang melanda Sri Lanka, namun juga inflasi parah yang membuat ekonomi negara ini hampir kolaps.

Hal yang mirip terjadi beberapa saat belakangan, saat Sri Lanka juga dilanda kombinasi pandemi Covid-19 dan penurunan ekonomi. Siapa penyelamat warganya dari kelaparan? Sekali lagi nangka memberikan perannya.

Warga Sri Lanka pun sangat menghormati nangka dan pohon-pohonnya. Tanaman sederhana ini telah berkali-kali menyelamatkan mereka dari bencana. (Bbc/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025