BerandaHits
Selasa, 23 Jun 2025 09:44

Ancaman Perang Dunia III Semakin Nyata, Apa Dampaknya untuk Indonesia?

Ketegangan di Timur Tengah semakin meruncing. Potensi Perang Dunia III membesar. (Reuters/Moshe Mizrahi)

Banyak pihak, termasuk masyarakat Indonesia, yang khawatir Perang Dunia III bakal benar-benar pecah. Kalau sudah begitu, apa ya dampaknya bagi Indonesia?

Inibaru.id - Ketegangan di Timur Tengah semakin menjadi. Pasukan udara Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom ke tiga pusat nuklir utama Iran yang ada di Kota Fordow, Natanz, dan Esfahan.

Serangan ini, yang disebut sebagai kelanjutan dari agresi Israel lewat Operasi Rising Lion, menandai keterlibatan langsung AS dalam konflik yang bisa mengarah ke babak baru sejarah dunia: Perang Dunia III.

Titik Didih Baru Konflik Global

Bukan hanya pengamat luar negeri, dari Indonesia pun suara kekhawatiran mulai bermunculan. Pengamat hubungan internasional dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Dafri Agussalim, menyebut jika AS menyerang Iran, negara-negara besar lainnya kemungkinan besar ikut terlibat. Rusia, Tiongkok, bahkan Turki bisa saja turun tangan, mendukung Iran sebagai bentuk perimbangan kekuatan global.

"Kita bisa melihat potensi negara-negara Islam akan bersatu di belakang Iran. Dan jangan lupa, masalah ini bukan hanya tentang Iran, tapi juga tentang Palestina," ungkap Dafri sebagaimana dikutip dari Tribunnews, Minggu (23/6/2025).

Indonesia, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, tentu tidak akan bisa bersikap netral sepenuhnya. Sikap politik luar negeri bebas aktif akan diuji, apalagi di tengah peta global yang makin terbagi dua.

Indonesia berpotensi mengalami dampak akibat ketegangan di Timur Tengah dalam beberapa waktu belakangan. (Npr)

Ketika negara-negara besar sibuk menunjukkan otot, Presiden Prabowo justru memilih menghadiri undangan Presiden Rusia Vladimir Putin ketimbang Konferensi Tingkat Tinggi G7 di Kanada. Langkah ini, menurut Dafri, menunjukkan bahwa Indonesia berusaha menjaga jarak dari blok barat. Apakah ini sinyal baru arah diplomasi kita?

Guru besar UI Hikmahanto Juwana, mengingatkan bahwa situasi bisa makin rumit jika Iran melakukan serangan balasan. Apalagi seperti yang beberapa hari belakangan terlihat, Tel Aviv dan Haifa sudah jadi target. Negara-negara lain pun akan terpaksa menentukan posisi, termasuk Indonesia.

Krisis yang Mengintai Indonesia

Di balik hiruk-pikuk konflik global, Indonesia nggak bisa jadi sekadar penonton. Menurut ekonom Achmad Nur Hidayat, negeri ini bisa terjerat dalam tiga krisis sekaligus: fiskal, moneter, dan sosial, sehingga harus segera mengambil kebijakan agar nggak ikut masuk dalam pusaran ketegangan militer ini.

Pasalnya, ada tiga ancaman krisis sekaligus yang mengintai Indonesia jika kondisi ini terus berlarut-larut apalagi semakin memburuk, yaitu:

Krisis Fiskal: Lonjakan harga minyak dan gas akan membuat subsidi energi membengkak. APBN bisa limbung jika tidak diimbangi penerimaan yang memadai.

Krisis Moneter: Inflasi akibat kenaikan harga impor dan pelemahan rupiah akan memaksa Bank Indonesia menaikkan suku bunga. Dunia usaha bisa melambat drastis.

Krisis Sosial: Harga kebutuhan pokok yang melonjak akan menekan daya beli masyarakat, memicu keresahan dan ketidakstabilan sosial.

"Yang terkena dampak paling parah tentu masyarakat kelas menengah ke bawah. Padahal konflik ini sama sekali bukan urusan mereka," ucap Achmad sebagaimana dinukil dari Liputan6, Minggu (23/6/2025).

Indonesia, sebagai negara nonblok dan bagian dari G20, tak bisa tinggal diam. Pemerintah harus aktif menyuarakan perdamaian di forum internasional dan bersiap dengan kebijakan ekonomi darurat. Ketergantungan pada energi fosil dari luar negeri perlu segera dikurangi. Energi terbarukan dan kebijakan pangan nasional perlu digenjot.

Sejarah mencatat, perang dunia bukan hanya soal senjata. Tapi juga soal peradaban yang berubah total. Jika konflik ini dibiarkan membesar, dampaknya bisa jauh lebih dalam dibandingkan dengan sekadar harga minyak atau nilai tukar, Millens. Bagaimana menurutmu? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: