BerandaAdventurial
Kamis, 22 Jul 2020 16:48

Naik Waroeng On The Bus Serasa Nongkrong Sambil Mengitari Kota Semarang

Waroeng On The Bus cocok dinaiki keluarga. (Inibaru.id/ Audrian F)

Konsep kafe bus tampaknya sudah hadir di banyak kota, salah satunya Kota Semarang. Kalau di sini namanya adalah Waroeng On The Bus. Tampaknya kamu perlu mencoba agar bisa melihat pesona Kota Semarang dari sudut pandang yang lain.<br>

Inibaru.id - Kalau saya bilang, ini serasa nongkrong di cafe atau angkringan. Hanya bedanya tempatnya adalah sebuah bus dan uniknya, nongkrong ini sambil memutari Kota Semarang. Beneran deh, kamu harus mencobanya.

“Waroeng On The Bus”, sebuah konsep baru yang diusung oleh biro pariwisata dalam menyulap bus layaknya warung. Bus yang tadinya hanya berisi kursi-kursi penumpang, kini ditambahi dengan meja.

Terobosan baru muncul karena didasari karena mandeknya masyarakat penyewa bus untuk pariwisata. Tahu kan semenjak pandemi, pergi ke tempat ramai atau piknik dilarang oleh Pemerintah? Di sisi lain kebutuhan hidup nggak bisa berhenti, untuk itulah konsep warung tersebut merupakan siasat untuk tetap bertahan di tengah pandemi.

Shogi, marketing sekaligus pemandu Waroeng On The Bus. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Sebetulnya konsep tersebut sudah hadir di banyak kota. Nah Waroeng On The Bus tadi adalah yang ada di Kota Semarang. Pengusungnya PT Aji Jaya Tour.

Saya naik Waroeng On The Bus pada Minggu (19/7/2020). Shogi, marketing sekaligus guide dari Waroeng On The Bus bercerita banyak tentang bisnis barunya.

“Kami pilih nama 'Waroeng' agar dekat dengan masyarakat. Kalau di kota-kota lain kan Cafe. Jadi orang sudah khawatir dulu karena harganya mahal,” ujarnya.

Kata Shogi, Waroeng On The Bus sudah hadir selama 2 minggu. Dalam waktu itu pula sudah sekitar 800-an orang yang menjajalnya. Tujuan utama dari Waroeng On The Bus ini adalah berupaya mendekatkan kembali pariwisata kepada masyarakat pasca-larangan berwisata karena covid-19.

Sebelum masuk bus harus cuci tangan. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Jadi caranya adalah dengan membawa para penumpang memutari lokasi wisata di Kota Semarang. Nah di sepanjang perjalanan, Shogi menerangkan berbagai informasi tentang apa-apa saja yang terlintas, khususnya tempat-tempat ikon Kota Semarang.

“Inspirasi Waoreng On The Bus ini juga dari dua bus wisata Kota Semarang yaitu Denok dan Si Kenang tapi konsepnya dimodifikasi,” ungkapnya.

Eits, nggak hanya berkeliling, Millens. Para penumpang juga diberi waktu khusus untuk mengabadikan momen atau sekadar melihat-lihat sekitar. Objek yang akan dikunjungi seperti Bandara Ahmad Yani atau Alun-Alun Kota Semarang.

Sesi foto di Bandara Ahmad Yani. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Dalam sehari, Waroeng On The Bus mengadakan 4 sesi yakni pada pukul 12.00, 15.00, 16.30, 18.30, dan 20.00. Harga yang dipatok adalah Rp 35 ribu, sementara kalau akhir pekan jadi Rp 40 ribu.

“Fasilitasnya dapat snack, jajan pasar, dan sebotol jamu,” jelas Shogi.

Rute yang dilewati antara lain seperti Simongan - Museum Rangga Warsita - Bandara A Yani - Pelabuhan Tanjung Mas - Kota Lama - Alun-alun Mesjid Kauman - Balai Kota - Lawang Sewu - Tugu Muda - RSUP dr Kariadi - Sam Poo Kong - Simongan (Garasi Bus).

Melewati tempat-tempat ikonik di Kota Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Oh iya. Waroeng On The Bus juga boleh lo kamu sewa untuk menggelar acara ulang tahun, rapat, arisan, dan perpisahan. Bahkan sekitar bulan Agustus nanti, akan ada yang melangsungkan ijab kabul di dalam bus. Unik ya?

“Yak arena sekarang serba terbatas, kemarin ada yang minta untuk ijab kabul di sini (bus),” pungkas Shogi.

Selain merasa seperti nongkrong di kafe atau angkringan tadi, naik Waroeng On The Bus adalah cara untuk menyaksikan keindahan Kota Semarang dengan cara lain, Millens. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024