BerandaAdventurial
Sabtu, 8 Apr 2022 11:00

Mengulik Suasana Ramadan Kampung Muslim di Bali hingga Kuliner Khas; Satai Susu

Umat Islam menjalani Ramadan di Bali. (Republika/Fitria Andayani)

Di Bali, ada empat kampung muslim unik yang bakal bikin Ramadanmu makin seru. Seperti apa sih bulan puasa di sana?

Inibaru.id – Di Indonesia, Islam adalah agama mayoritas. Namun, di sejumlah wilayah, seperti di Bali, muslim merupakan minoritas.

Menurut data sensus 2020, dari total lebih dari 4,3 juta penduduk di Bali, hanya 10,05 persen merupakan muslim. Sementara itu, jumlah umat Hindu mencapai 86,91 persen. Menariknya, meski minoritas, senggaknya ada empat kampung muslim yang cukup populer di sana.

Kampung tersebut adalah Kampung Gelgel di Klungkung, Kampung Loloan di Jembrana, Kampung Pegayaman di Buleleng, dan Kampung Kecicang Islam di Karangasem. Setiap kampung punya cerita menariknya sendiri, Millens.

Kampung Gelgel yang lokasinya sekitar 60 km dari Denpasar disebut-sebut sebagai kampung muslim tertua di Pulau Dewata. Menarik, ada aturan adat yang mengharuskan Kepala Desa di kampung tersebut dipilih dari kalangan muslim. Sementara itu, di Kampung Kecicang Islam, ada Masjid Baiturrahman yang kabarnya sudah ada sejak abad ke-17.

Beralih ke kampung Loloan dan Pegayaman. Jejak Islam di kedua kampung ini merujuk pada kedatangan prajurit Bugis ke Bali sekitar empat abad silam. Di Kampung Loloan, kamu masih bisa mendengar orang yang bercakap-cakap dengan Bahasa Bugis.

Nah, di antara keempat kampung Islam itu, Kampung Pegayamanlah yang menunjukkan nuansa kombinasi Islam dan Hindu Bali paling kuat.

Umat Islam di Kampung Pegayaman, Buleleng, Bali. (1001indonesia.net)

Bagaimana nggak, budaya Bali seperti Subak dan Banjar masih tetap dipegang teguh warga. Bahkan, di sana, nama-nama khas Bali dipadukan dengan nama-nama Islam. Jadi, jangan kaget kalau kamu menemukan orang dengan nama Nyoman Abdurrahman, ya?

Di Kampung Pegayaman pula, kamu bakal menemukan tradisi salat tarawih yang lain dari biasanya. Maklum, di sana tarawih diadakan pukul 22.00 WITA. Kok malam, banget? Ternyata, hal ini agar para perempuan bisa menyelesaikan pekerjaan rumah dulu sehingga mampu beribadah dengan khusyuk.

Bagaimana dengan Muslim di Kota Besar?

Di kota besar seperti Denpasar, jumlah muslim sebenarnya cukup besar. Data sensus 2017 menyebut umat Islam di kota ini mencapai 25,78 persen atau hampir seperempat dari total warganya yang lebih dari 897 ribu orang. Data sensus 2020 juga menyebut total ada 28 masjid dan 122 musala di Denpasar. Jadi, nggak sulit mencari tempat ibadah Islam di sana.

Di Ibu Kota Provinsi Bali ini, kamu juga bisa menemukan kuliner khas yang hanya tersaji saat Ramadan, lo. Nama makanannya adalah satai susu sapi, Millens.

Satai susu sapi, kuliner khas Ramadan di Bali. (muthebogara.blog)

Salah satu tempat di mana kamu bisa menemukan satai susu sapi adalah di Kampung Jawa Denpasar yang ada di dekat Masjid Baiturrahman. Di sana, jelang waktu berbuka, bakal ada pasar kaget yang ada di Jalan Ahmad Yani, Jalan Kartini, dan Jalan Maruti. Namanya juga pusat kuliner, semua orang tanpa pandang agama tumpah ruah di sana.

Salah seorang penjual satai sapi di sana, Siti Khoiriyah membuka lapaknya di dalam gang masjid. Dia mengaku membuat 5 ribu tusuk satai susu sapi dan membuka lapaknya sejak pukul 16.00 WITA.

“Tadi bikin 5.000 tusuk. Ada yang beli 10-60 tusuk sekali beli,” ceritanya, Sabtu (17/4/2021).

O ya, satai susu sapi ini bukannya daging sapi disiram susu ya. Satai ini dibuat dari puting sapi yang dipotong kotak-kotak tipis dan diberi bumbu pedas. Siti Khoiriyah mengaku menjualnya Rp 2.500 per tusuk.

Menurut ceritanya juga, pasar kaget ini sudah dijalani umat muslim di sana secara turun-temurun setiap kali Ramadan. Kamu juga bisa menemukan jajanan hingga lauk matang seperti sayuran, olahan ayam, ikan, dan ayam, serta satai usus, sumsum, dan lainnya.

Wah sepertinya seru ya menjalani puasa di Bali, Millens. (Sin,Cnn,Tri,Wik/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: