BerandaTradisinesia
Rabu, 9 Jul 2019 10:45

Topeng Ireng Adalah Gambaran Masyarakat Desa Lereng Merapi-Merbabu

Topeng Ireng Adalah Gambaran Masyarakat Desa Lereng Merapi-Merbabu

Pementasan kesenian topeng ireng. (Flickr)

Dengan kostum yang ramai dan gerakan yang rancak, kesenian topeng ireng rupanya menggambarkan kehidupan warga desa di lereng Merapi dan Merbabu yang dinamis.

Inibaru.id – Saat kamu berkunjung ke Kabupaten Magelang, khususnya di sekitar lereng Merapi Merbabu, mungkin kamu bakal menjumpai satu pertunjukan unik bernama Topeng Ireng. Tarian ini biasa digelar pada upacara bersih desa, kirab budaya, festival rakyat, gelaran seni tradisi dan budaya lainnya.

Gerakan tari ini menyerupai pencak silat, lantaran konon tarian tersebut semula memang merupakan gerakan silat. Masyarakat menyamarkannya menjadi tarian yang diiringi gamelan dan rebana karena latihan silat dilarang dilakukan pada masa kolonial Belanda.

Nama Topeng Ireng berasal dari ungkapan Jawa “Toto Lempeng Irama Kenceng”. Toto artinya menata, lempeng berarti lurus, irama berarti nada, dan kenceng berarti keras.

Karena itu, dalam pertunjukan Topeng Ireng para penarinya berbaris lurus dan diiringi musik berirama keras dan penuh semangat.

Tarian ini sebagai wujud pertunjukan seni tradisional yang memadukan syiar agama Islam dan ilmu beladiri atau pencak silat.

Nggak heran, Topeng Ireng selalu diiringi dengan musik yang rancak dan lagu dengan syair islami.

Selain sebagai syiar Islam, pertunjukan Topeng Ireng juga menggambarkan tentang kehidupan masyarakat pedesaan yang tinggal di lereng Merapi Merbabu.

Gerakannya yang tegas menggambarkan kekuatan fisik yang dimiliki oleh masyarakat desa saat bertarung maupun bersahabat dengan alam untuk mempertahankan hidup.

Topeng ireng. (Youtube)

Sebelum dikenal dengan nama Topeng Ireng, seni pertunjukan ini dikenal dengan nama kesenian Dayakan. Ini lantaran kostum yang digunakan para penari, terutama pada bagian bawah menyerupai pakaian adat suku Dayak.

Namun, lantaran kata Dayakan dinilai mengandung unsur SARA, sekitar 1995 kesenian ini diubah menjadi Topeng Ireng. Namun, sejak tahun 2005 nama Dayakan dipopulerkan lagi sehingga menjadikan kesenian ini dikenal dengan dua nama: Topeng Ireng dan Dayakan.

Daya tarik utama kesenian Topeng Ireng terletak pada kostum para penarinya yang dipenuhi hiasan bulu warna-warni serupa mahkota kepala suku Indian.Riasan wajah dan pakaian para penarinya pun setali tiga uang: berumbai-rumbai dan penuh dengan warna-warna ceria.

Sementara, kostum bagian bawahnya seperti pakaian suku Dayak dengan rok berumbai-rumbai. Sementara, pada bagian alas kaki, penari biasanya mengenakan sepatu gladiator atau sepatu bot dengan gelang kelintingan yang menciptakan suara riuh bergemerincing.

Hm, sepertinya menarik untuk dilihat! Kalau punya waktu, saksikan sendiri keseruan mereke, Millens! (IB20/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

12 Apr 2025

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

12 Apr 2025

Lindungi Masyarakat, KKI Cabut Hak Praktik Dokter Tersangka Pelecehan Seksual secara Permanen

12 Apr 2025

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025