BerandaTradisinesia
Sabtu, 22 Nov 2019 14:43

Tahu Pong Semarang Setia Jaga Resep Rahasia Hingga Generasi Ketiga

Rumah makan Tahu Pong Semarang bertempat di depan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Gajah Mada. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Selain tahu gimbal dan tahu bakso, ada kuliner khas Semarang berbahan tahu lain yang harus kamu cicipi. Namanya, tahu pong. Meski tahu ini kopong alias tanpa isi, rasanya lezat dan gurih. Salah satu penjual tahu pong legendaris ada di Jalan Gajah Mada 63 B Semarang. Sekarang, usaha ini dijalankan oleh generasi ketiga.

Inibaru.id – Sekitar 1950-an, perempuan bernama Ngatini dan suaminya Sutikno berjualan tahu pong sebagaimana penjual kaki lima di daerah Kranggan Semarang. Sebagai pasangan Jawa tulen, sejoli ini nggak ragu bersaing dengan produk tahu yang lain. Orang tentu lebih mengenal tahu sebagai makanan dari Tiongkok dan biasanya dijadikan usaha oleh warga peranakan.

Usaha yang didirikan oleh Ngatini dan Sutikno bernama Tahu Pong Semarang. Semakin lama, usaha tersebut kian berkembang hingga pada 1972 mereka pindah ke bangunan baru di Jalan Gajah Mada 63 B Semarang.

Tahu pong yang dalamnya kopong, makin lezat ditambah bumbu kecap. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Saat ini, Tahu Pong Semarang telah diwarisi oleh generasi ketiga atau cucu dari Ngatini dan Sutikno yaitu Sigit Indriatmoko dan Lestari. Dibantu beberapa pegawai, dalam sehari mereka bisa melayani lebih dari seratus pembeli yang datang dari dalam dan luar kota. Nggak jarang mereka kewalahan. Jika diamati, kapasitas total tempat duduk baik di lantai satu dan dua nggak lebih dari 35 orang. Kebayang kan kalau pengunjung datang bersama-sama?

Baca juga: Kenikmatan Tahu Pong di Kedai Ini Memang Bukan Omong Kosong

Di sini, kamu bisa memilih Tahu Pong Kompolit yang berisi tahu pong, tahu emplek (tahu yang dalamnya masih putih), gimbal (adonan tepung-udang), dan telur. Ada juga Tahu Kopyok Telur dan Tahu Pong Gimbal Telur. Namun jika pengunjung penasaran sama rasa original tahu pong, bisa memesan menu Tahu Pong saja.

Suasana lantai II Tahu Pong Semarang. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

“Kalau tahu pongnya pesan, nggak buat sendiri. Pesan di pengrajin, tahunya jenis tahu pong,” kata Lestari. Untuk menjaga kerahasian resep, dia nggak mau menyebutkan di mana tahu yang menjadi legenda tersebut dipesan. Hm, oke deh!

Baginya yang paling sulit dari melanjutkan usaha ini adalah bagaimana menjaga resep rahasia agar terus terjaga, dengan rasa dan kualitas yang nggak berubah dari generasi pertama. “Banyak yang sudah tahu jadi khasnya Semarang. Terbebaninya kita harus menjaga ciri khas rasa dan kualitas. Nggak boleh mengubah cita rasa,” ungkap Tari.

Dapur tempat memasak. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

O ya, meski telah berkembang, Tahu Pong Semarang nggak membuka cabang di tempat lain lo. Makanya, kalau Millens tertarik merasakan tahu ini, pastikan alamatnya benar. Kamu bisa menikmati gurihnya tahu ditemani minuman, seperti es teh, es jeruk, susu, hingga kopi.

Cukup dengan bujet antara Rp 10 ribu-Rp 28 ribu kamu sudah bisa merasakan kuliner legenda Semarang satu ini. Tertarik? (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024