BerandaTradisinesia
Jumat, 28 Jan 2021 17:00

Pewaris Mbah Maridjan, Asihono; Juru Kunci Gunung Merapi yang Melek Teknologi

Juru kunci Gunung Merapi sekarang, Asihono, memperhatikan teknologi untuk memastikan keselamatan warga. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Anak Mbah Maridjan, Asihono, kini menjadi juru kunci Gunung Merapi. Seperti apa ya tugas yang dilakukannya sekarang di zaman serba teknologi seperti sekarang ini?

Inibaru.id – Gunung Merapi mengalami puncak erupsi pada 26 Oktober 2010. Mbah Maridjan, sang juru kunci yang enggan dievakuasi, ditemukan nggak bernyawa dalam posisi sujud di dalam rumahnya di Dusun Kinahrejo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

Lebih dari sedekade pascakejadian itu, jabatan juru kunci yang diperoleh Marijdan dari ayahnya kini diemban sang anak, Asihono. Seolah mengulang kejadian 2010, Asihono kini dihadapkan pada kondisi yang hampir sama: Merapi menggeliat!

Perlu kamu tahu, Merapi adalah salah satu gunung yang banyak mengubah sejarah di Jawa. Pada abad ke-10, konon Kerajaan Medang (Mataram Kuno) terpaksa dipindahkan. Lalu, pada 1006, erupsi gunung di perbatasan Jawa Tengah-DI Yogyakarta itu juga mengubur Candi Borobudur dan Prambanan.

Dua erupsi besar itu tentu saja menjadi gambaran gamblang betapa dahsyatnya Merapi. Gunung yang dalam naskah lama disebut Mandrageni ini juga terbilang sangat aktif, karena hampir selalu bergolak dalam 2-4 tahun.

Sejak Mbah Maridjan menjabat juru kunci pada 1982, beberapa kali Merapi mengalami letusan, di antaranya pada 1994, 1998, 2006, dan 2010. Selama itu pula Maridjan enggan mengungsi. Bahkan, saat Sultan Hamengkubuwono X meminta Maridjan mengungsi, dia menolak. Dia pun mangkat.

Asihono, anak Mbah Maridjan yang kini menjadi juru kunci Gunung Merapi dengan Mas Kliwon Surakso Hargo. (Twitter/kratonjogja)

Era Mbah Maridjan pun berlalu. Kini, Asihono yang menghadapi Merapi. Gimana dia bakal bersikap? Sedikit informasi, selain sebagai juru kunci, Asihono juga menjadi staf administrasi di Universitas Islam Indonesia, kampus yang berlokasi di punggung Merapi.

Bekerja di dunia pendidikan sejak 1996 membuat Asihono memiliki pendekatan tersendiri dalam menanggapi aktivitas Gunung Merapi. Asihono rutin berkomunikasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Jika ada imbauan dari lembaga ini, dia nggak akan mengabaikannya dan segera memberitahukannya kepada warga.

“Saya melaksanakan tugas yang diberikan keraton terkait kondisi Merapi. Tentu saja saya harus berkomunikasi dengan pemerintah. Saya memang bisa mengamati aktivitas gunung lewat mata telanjang, tapi mereka kan memakai peralatan lebih canggih,” jelas Asihono.

Gunung Merapi merupakan salah satu gunung teraktif di Indonesia. (Aljazeera/AFP/Agung Supriyanto)

Menurutnya, salah satu peran yang dijalankan juru kunci adalah mengabarkan adanya kemungkinan bahaya erupsi. Dulu para juru kunci memakai ilmu titen alias menghapal kebiasaan Merapi untuk memberi peringatan pada warga. Juru kunci juga berdoa agar kalau pun erupsi, nggak ada korban.

Asihono mengaku saat ini cukup menekankan pentingnya peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam memberikan informasi mitigasi terhadap warga. Baginya, hal ini sangat penting bagi keselamatan mereka.

Lebih dari itu, Asihono tetap memegang peran juru kunci, yakni meredam kepanikan masyarakat di tengah masa bencana, sembari tetap meminta mereka senantiasa waspada. Saat ini Asihono juga mengaku masih mempersiapkan ritual Labuhan Merapi yang berlangsung setiap 30 Rajab.

Mengemban tugas sebagai juru kunci dari salah satu gunung teraktif di Indonesia tentu saja bukanlah pekerjaan mudah. Di tengah masyarakat yang nggak bisa lepas dari gawai, juru kunci yang melek teknologi tentu menjadi suatu kelebihan tersendiri. Baik-baik ya, Merapi! (Vic/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: