Inibaru.id – Cukup banyak nama daerah di Indonesia yang punya nama sejarah yang unik. Penamaan Kota Salatiga atau Kota Semarang misalnya, bahkan punya cerita rakyatnya sendiri. Nah, di Bantul, Daerah Istimewa Yogayakarta (DIY), ada sebuah dusun bernama Dusun Piring. Penasaran nggak kok bisa sebuah nama wilayah diberi nama dari alat makan?
Dusun Piring bisa kamu temui di Kelurahan Murtigading, Kapanewon Sanden. Kalau dari pusat kota Bantul, jaraknya kurang lebih 11 kilometer ke arah selatan. Lokasi dusun ini lebih dekat dengan Pantai Pandansari, Pantai Samas, dan Pantai Goa Cemara, Millens.
Nggak hanya nama dusunnya yang nggak biasa, di wilayah Kalurahan Murtigading, ada dua dusun dengan nama Piring, yaitu Dusun Piring I dan Piring II. Nah, terkait dengan penamaan kedua dusun ini, kabarnya gara-gara pada masa awal manusia mulai membangun permukiman di sana, ada banyak pecahan piring di kawasan tersebut.
“Kalau dari cerita yang diungkap simbah pada zaman dahulu, sebelum diberi nama Dusun Piring, area sini masuk wilayah Kademangan Genggong,” ucap Kepala Dusun Piring I Yani Sunanto sebagaimana dinukil dari Radarjogja, Minggu (16/7/2024).
Nama Genggong sendiri berasal dari sebuah tokoh bernama Mbah Genggong. Nggak ada kejelasan tentang pada masa apa Mbah Genggong hidup. Tapi, tatkala dia membabat alas untuk dijadikan permukiman, menemukan banyak piring di hutan tersebut. Permukiman tersebut akhirnya dikenal sebagai Kademangan Genggong.
Meski pecahan piring yang ditemukan tersebut sudah nggak ada rimbanya, kisah penemuannya lebih populer di kalangan masyarakat daripada nama resmi permukimannya. Warga setempat dan sekitarnya akhirnya lebih sering menyebut wilayah tersebut dengan Piring. Akhirnya, setelah Indonesia merdeka, nama Piring pun jadi nama resmi dusun tersebut.
Lantas, kok ada Piring I dan Piring II? Kalau soal ini sih demi kemudahan keperluan administrasi warga saja, Millens. Pasalnya, wilayah Dusun Piring dulu cukup luas dan bisa merepotkan warga jika perlu mengurus administrasi. Dengan dibagi jadi dua wilayah, warga pun nggak lagi repot.
“Iya, dipisah jadi dua karena dulu wilayahnya sangat luas jadi kalau mengurus kepentingan, warganya lebih mudah,” lanjut Yani.
Di Dusun Piring I maupun Piring II, masih banyak warga yang hidup di sektor pertanian. Meski begitu, mulai banyak pula yang menjadi pengusaha. Hal ini dibuktikan dengan munculnya Bakpia Cemani III yang diproduksi di sana.
Menarik juga ya cerita tentang nama Dusun Piring di Bantul ini? Kalau di tempatmu sendiri, ada nggak nama wilayah yang juga menarik seperti ini? (Arie Widodo/E10)