BerandaTradisinesia
Minggu, 8 Sep 2018 13:40

Merti Dusun, Perayaan Panen Para Petani

Gunungan buah untuk upacara Merti Dusun. (metrotvnews.com)

Di wilayah Dusun Srunggo, Bantul, Yogyakarta terdapat upacara adat yang digelar usai musim panen. Namanya Merti Dusun. Seperti apa ya, ritualnya?

Inibaru.id – Kata perti dusun berasal dari kata petri (memayu, memetri, memerti) yaitu mempercantik, memperindah, dan melestarikan. Merti dusun juga dapat diartikan sebagai sedekah bumi atau bersih dusun.

Merti dusun digelar pada Minggu Pahing dalam bulan Suro (Muharam). Kalau menilik kalender Jawa, cuma ada sekali dalam setahun, Millens. Biasanya upacara adat ini dilaksanakan pada pagi hari dan selesai hingga siang hari.

Upacara ini merupakan wujud syukur atas hasil panen dan permohonan kepada Tuhan supaya diberi berkah, keselamatan, ketentraman, kebahagiaan bagi masyarakat dan keluarga dalam menjalankan kewajiban sehari-hari.

Selain itu, masyarakat yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani ini mengadakan upacara merti dusun sebagai persembahan bagi penguasa pertama desa tersebut. Kira-kira siapa ya?

Berdasarkan mitos, Gua Cerme pernah digunakan sebagai tempat musyawarah Wali Sanga (Wali Sembilan) dalam pengembangan agama Islam di Jawa. Sehingga upacara ini jadi persembahan untuk para Wali Sanga yang pertama kali memberi nama Gua Cerme.

Proses Upacara Merti Dusun

Para perempuan punya tanggung jawab untuk memasak dan menyiapkan sesaji. Ada yang menata sesaji ke jodhang atau kotak kayu sebagai wadah makanan, membuat takir yaitu wadah makanan dari daun pisang, dan sebagainya.

Setelah semua siap, semua sesaji dibawa ke pelataran Paseban Gua Cerme. Jodhang yang penuh terisi sesaji dipikul dua hingga empat orang.  Masyarakat ikut meramaikan iringan ini dengan berpakaian adat dan membawa dos yang berisi sesaji. Bisa dibayangkan gimana ramainya, kan?

Masyarakat ikut meramaikan kirab dengan berpakaian daerah. (bantulkab.go.id)

Doa bersama sebagai acara utama merti dusun digelar. Masyarakat berdatangan ke makam Srunggo untuk berdoa dan tabur bunga. Dengan bantuan juru kunci, kepala kerbau yang dibungkus kain mori ditanam. Prosesi ini bertujuan agar masyarakat mendapat keselamatan dari Yang Maha Kuasa.

Setelah seluruh prosesi selesai, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Hiburan rakyat berupa jathilan, wayang kulit, dan salawatan turut digelar untuk meramaikan merti dusun, lo.

Nilai kebaikan upacara ini patut ditiru nih sobat Millens. Yaitu mensyukuri berkah Tuhan dan panen yang didapat dari ibu pertiwi. Unik ya. Kalau  di desamu ada ritual apa, Millens? (MG13/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Jelang Tahun Baru, BNN Operasi Yustisi, 19 Orang Positif Narkoba

31 Des 2024

Cerita Orang-Orang yang Justru Menjauh dari Keramaian Malam Tahun Baru

31 Des 2024

Warna-Warna yang Bakal Jadi Tren di Tahun 2025

31 Des 2024

Urumqi di Tiongkok, Kota Terjauh dari Lautan di Seluruh Dunia

31 Des 2024

Anker Lega, Tiket Kereta Api Nggak Kena PPN 12 Persen

31 Des 2024

Tugu Lilin Gumilir Resmi Jadi Landmark Baru Cilacap yang Melambangkan Cahaya dan Energi

31 Des 2024

Resolusi Tahun Baru, Pentingkah untuk Hidup Kita?

31 Des 2024

Jokowi dalam Jajaran Tokoh Terkorup di Dunia

1 Jan 2025

Menko Pangan Zulhas: 2025, Bulog akan Serap Hasil Pertanian Indonesia

1 Jan 2025

Untuk Perikanan Jateng, Menteri KKP Revitalisasi Tambak di Pantura Jawa

1 Jan 2025

Tahun Baru 2025, Begini Tantangan Berat Pers di Masa Depan Menurut Dewan Pers

1 Jan 2025

Tentang Dua Film 'Last Letter' yang Digarap Seorang Sutradara

1 Jan 2025

Libur Sekolah Selama Ramadan 2025; Mendikdasmen: Belum Jadi Keputusan

1 Jan 2025

AQ, Faktor Penting Penentu Kesuksesan Selain IQ

1 Jan 2025

Pemerintah Revisi Aturan PPN 12 Persen, Apa yang Terjadi?

1 Jan 2025

Kata Guru dan Orang Tua Siswa tentang Rencana UN yang Akan Diadakan Kembali

2 Jan 2025

Ttangkkeut, Tempat Warga Korea Melihat Matahari Terbit Pertama di Awal Tahun

2 Jan 2025

YOLO; Filosofi Hidup Sekali yang Memacu Kebahagiaan Plus Risiko

2 Jan 2025

Ada Sampah di Planet Mars, Arkeolog: Jangan Dibuang tapi Dilestarikan!

2 Jan 2025

Hari Pertama 2025: KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 25 Ribu Penumpang, Paling Banyak di Stasiun Tawang

2 Jan 2025