BerandaTradisinesia
Kamis, 17 Mei 2023 14:00

Mengenalkan Kesenian Warisan Nenek Moyang via Pameran 40 Rupa Wayang

Beberapa anak sekolah terlihat sedang memotret wayang kulit yang dipamerkan di Museum Ranggawarsita. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Pameran 40 Rupa Wayang yang telah digelar di Museum Ranggawarsita menjadi media mengenalkan warisan nenek moyang pada kalangan generasi muda.

Inibaru.id - Kita patut bangga masih memiliki warisan budaya peninggalan nenek moyang, misalnya wayang. Bagi orang Jawa, wayang bahkan bukan sekadar warisan, tapi juga cerminan hidup, karena para tokoh di dalamnya adalah gambaran inti dan tujuan hidup manusia.

Dulu, wayang dipentaskan di mana-mana; menjadi hiburan sekaligus ajaran yang dipertontonkan untuk segala kalangan. Sayangnya, modernisasi panggung hiburan dan kian berkurangnya generasi penerus membuat pamor wayang meredup. Saat ini, nggak banyak lagi anak muda yang mengenal kesenian itu.

Nah, untuk mengembalikan ingatan kita sekaligus mengenalkan aneka rupa kesenian wayang kepada gen z, Museum Ranggawarsita Jawa Tengah pun menggelar pameran tematik terkait hal ini. Mengusung tema "Rupa Wayang Nusantara", acara tersebut telah berlangsung pada 9-13 Mei 2023 lalu.

Selain wayang kulit atau yang dikenal sebagai wayang purwa, pameran ini juga menghadirkan pelbagai jenis wayang lain yang ada di Indonesia, di antaranya wayang suket, wayang klithik, dan wayang potehi. Pada hari pertama, mereka bahkan menggelar pertunjukan wayang beber.

Kepala Museum Ranggawarsita Djoko Nugroho mengatakan, secara keseluruhan ada 40 "rupa" wayang yang dipamerkan di museum yang beralamat di Jalan Abdulrahman Saleh, Kalibanteng Kidul, Kecamatan Semarang Barat tersebut. Menurutnya, ini adalah upaya untuk merawat budaya.

"Wayang itu bak kesatuan yang nggak terpisahkan bagi Jawa Tengah, karena itulah kami ingin membuat masyarakat, terutama generasi muda, makin memahami diri sendiri lewat kebudayaan yang dipunyai," tegasnya. "Belum pas disebut orang Jateng rasanya kalau nggak kenal wayang."

Lebih Dekat dengan Museum

Potret rupa wayang beber yang dipamerkan di Museum Ranggawarsita. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Menurut Djoko, wayang adalah cerminan segala bentuk perilaku baik dan buruknya manusia. Oleh karenanya, Djoko mengimbau seluruh masyarakat agar nggak mengabaikan kebudayaan yang telah diturunkan oleh nenek moyang tersebut.

"Contoh-contoh orang alim, licik, dan lain sebagainya, ada pada cerita wayang; Pelajaran mengenai kehidupan juga bisa kita petik dari tontonan wayang," ujarnya.

Djoko berharap, pameran tematik tentang wayang ini mampu menggaet minat masyarakat Semarang untuk menjadikan museum sebagai ruang belajar. Menurut Djoko, Museum Ranggawarsita sangat cocok bagi orang-orang yang memiliki ketertarikan pada kebudayaan.

"Di sini (Museum Ranggawarsita) kita bukan hanya belajar tentang sejarah Jawa Tengah, tetapi juga berbagai budaya seperti gamelan, karawitan, tari, taekwondo, senam dan lain-lain," ungkap Djoko.

Perlu Digelar Rutin

Wayang Sadat dari Klaten turut dipamerkan di Museum Ranggawarsita. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Salah seorang guru SDN 03 Kalibanteng Kidul Pranomo yang datang bersama 160 siswa mengaku antusias dengan adanya pameran aneka ragam wayang dari Tanah Air ini. Menurutnya, anak-anak sekolah perlu melihat secara dekat salah satu kebudayaan Indonesia itu.

"Meski di dalam sekolah sudah diajarkan, anak-anak perlu melihat secara langsung bentuk wayang-wayang Jawa," bebernya. "Jadi, menurut saya pameran semacam ini perlu digelar secara rutin."

Hal serupa juga diakui Robbi Bagus Saputra. Pengunjung cilik ini secara terbuka mengakui bahwa dirinya hanya mengenal satu tokoh wayang sebelum datang ke museum. Dia baru tahu bahwa tokoh pewayangan sangat banyak dan bentuk kesenian wayang juga macam-macam.

"Semula saya cuma tahu Semar (tokoh utama Punakawan dalam cerita wayang Jawa), tapi setelah masuk museum jadi kenal banyak tokoh lain serta berbagai jenis wayang seperti potehi dan lain-lain," ujar siswa SMP yang datang ke museum bareng kawan-kawannya tersebut.

"Ke sini bareng teman-teman jam setengah sepuluhan. Wayangnya bagus-bagus. Kalau saya taunya wayang semar. Tapi tadi saya jadi tau rupa wayang purwa, wayang potehi dan lain-lainnya," tandas lelaki yang masih duduk dibangku SMP tersebut.

Pameran kebudayaan seperti pengenalan berbagai jenis wayang di Tanah Air ini sebaiknya memang rutin digelar, agar warisan nggak terputus dan budaya kita terus berkelindan dalam kehidupan modern di negeri ini. (Fitroh Nurikhsan/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024