Inibaru.id - Tumpukan buku baru telah terserak di Kampung Budaya Universitas Negeri Semarang (Unnes) sedari Senin (8/5/2023). Para pengunjung yang didominasi mahasiswa terlihat datang silih berganti. Sebagian hanya melihat-lihat, tapi nggak sedikit yang akhirnya memutuskan membeli.
Dira dan kawan-kawan agaknya cukup berhasil menggelar bazar buku yang bakal berlangsung hingga 13 Mei mendatang ini. Untuk menarik minat pengunjung, selain buku, mereka juga menggelar beberapa event literasi dan seni dalam pameran bertajuk "Maring" tersebut.
Mereka patut merasa lega karena event yang diinisiasi Maring Institut bersama BEM KM Unnes itu terbilang berhasil, mengingat ini baru kali pertama. Dira yang bertindak sebagai ketua panitia mengungkapkan, sebelumnya pameran buku di Semarang kebanyakan justru digawangi orang dari luar kota.
"Benar, kebanyakan yang bikin pameran kan dari luar Semarang, misal Patjar Merah atau Sejuta Buku," lontar Dira saat ditemui Inibaru.id di tengah pameran, Rabu (10/5). "Nah, mumpung kami punya toko buku, kami coba bikin event ini.”
Oya, Dira adalah pemilik toko buku Cahaya Ilmu di Stadion Diponegoro Semarang yang dia kelola bersama Munif. Di toko buku itulah Maring Institut mereka bentuk, dengan tujuan mulia untuk menumbuhkan budaya literasi di Semarang.
Dira memang sudah sejak lama berharap mampu berkontribusi menggairahkan budaya literasi di ibu kota Jawa Tengah ini. Sebagai langkah awal, Maring Institut rutin menggelar berbagai kegiatan diskusi literasi serta nonton bareng.
Nggak ingin berhenti di situ, perempuan bernama lengkap Adetya Pramandira ini kemudian mencoba merangkul beberapa jaringan penerbit untuk mewujudkan gairah literasi di Kota ATLAS. Dari kolaborasi ini, lalu bekerja sama dengan BEM KM Unnes, terciptalah bazar buku yang berlokasi di Kampus Unnes Sekaran, Kecamatan Gunungpati tersebut.
“Ada 1.500 judul buku berbagai genre, mulai dari politik, sejarah, umum, hingga fiksi; dengan total 6.000-an eksemplar yang kami sertakan pada event ini,” jelas Dira.
Ada Buku Gratis
Untuk ukuran event perdana, Bazar buku Maring bisa dibilang cukup lengkap. Para pencinta buku yang bertandang juga kian dimanjakan dengan berbagai diskon yang ditawarkan, mulai dari potongan harga hingga diskon 100 persen alias gratis.
Hal itu dibenarkan Dira. Perempuan yang saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syariah ini mengungkapkan, buku-buku gratis yang disediakan Maring Institut merupakan titipan dari teman-teman aktivis lingkungan.
"Selain isu literasi, kami juga ingin menyuarakan isu lingkungan. Jadi, beberapa buku tentang isu ini kami sediakan gratis, di antaranya dua buku dari Walhi Jateng terkait riset PLTU dan kumpulan cerpen. Selain itu, ada juga buku tentang isu Kendeng dan Pabrik Semen,” terang Dira.
Dengan beragamnya genre dan diskon besar-besaran yang ditawarkan ini, Dira membeberkan, per hari rata-rata ada ratusan buku berhasil terjual. Menurutnya, para pengunjung kebanyakan mahasiswa yang berasal dari pelbagai kampus di Semarang.
"Selama bazar berlangsung, penjualan buku berkisat pada angkat 150-an buku per hari," akunya.
Ilham Bahrul Alam, salah seorang pengunjung yang menyambangi bazar buku Maring untuk menambah koleksi bacaan self-improvement-nya ini mengaku senang bisa mendapatkan beberapa alternatif di tempat tersebut. Harganya pun cukup miring.
“Iya, buku-buku di sini tergolong murah dan lumayan lengkap, kok!” ujar pemuda yang masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang tersebut. "Event-nya juga oke, tapi sekadar saran, tiap meja sebaiknya diberi papan kategori buku sesuai genre biar pengunjung nggak bingung.”
Nah, buat kamu yang lagi gabut atau pengin berburu buku baru, wajib banget menyambangi Bazar Buku Maring. Besok hari terakhir, lo! Ehm, siapa tahu lebih banyak lagi buku yang didiskon gede-gedean? Ha-ha. (Rizki Arganingsih/E03)