BerandaTradisinesia
Selasa, 13 Jul 2020 17:47

Kian Langka, Ironi Pohon Asam yang Pernah Jadi Cikal Bakal Nama Semarang

Pohon asam di Pasar Peterongan Semarang. (Dotsemarang.blogspot)

Sejarah Semarang nggak bisa dilepaskan dari keberadaan pohon asam yang dulu banyak ditanam di jalanannya. Ironisnya, meski konon jadi cikal bakal nama "semarang", kini pohon asam semakin jarang kamu lihat.

Inibaru.id – Jika berbicara tentang sejarah Semarang, satu hal yang nggak bisa ketinggalan adalah pohon asam. Asam yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai asem ini dipecaya menjadi cikal bakal penamaan Semarang, yang merupakan akronim asem arang-arang (pohon asam yang jarang-jarang).

Dalam berbagai literatur, sejarah Semarang disebutkan bermula pada abad ke-6. Kala itu, Semarang merupakan daerah pesisir yang yang bernama Pragota di bawah pemerintahan Kerajaan Mataran Kuno. Daerah pesisir ini lama-kelamaan mengalami pengendapan dan membentuk daratan.

Komplek makan Ki Ageng pandan Arang di Bergota. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Kemudian, pada abad ke-15, Ki Ageng Pandan Arang ditempatkan oleh kerajaan Demak untuk menyebarkan Islam di daerah perbukitan Bergota (Pragota). Lambat laun, daerah tersebut semakin subur, yang secara mengejutkan mulai tumbuh pohon asam yang renggang jarangnya, hingga disebutlah Semarang.

Di Indonesia, pohon asam diketahui ditanam semenjak masa penjajahan Belanda. Pohon asam dikenal kuat dan akarnya menghujam ke tanah sehingga nggak mudah tumbang saat diterpa angin. Kayunya pun dikenal kokoh dengan kanopi rimbun, sehingga menjadi tempat favorit burung untuk bersarang.

Karena ketangguhannya, pohon asam banyak ditanam di Jawa, mulai dari kota besar hingga kecamatan, sepanjang Serang hingga Panarukan. Pohon asam juga akan tetap rimbun dan nggak akan gugur. Diameter pangkalnya sekitar 2 meter dengan ketinggian bisa mencapai 30 meter.

Pohon asam dengan buahnya yang sudah matang. (Dekochi)

Yang istimewa, meskipun rimbun, daun dan buah dari tanaman bernama latin Tamarindus indica ini nggak mengotori jalanan. Buahnya dikenal bermanfaat sebagai campuran berbagai masakan dan jamu. Kandungannya berupa protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, vitamin A, vitamin B1, dan C.

Nggak kurang dai 70 ribu pohon asam berdiri mengapit jalanan utama di Jawa dari zaman penjajahan hingga kemerdekaan. Sayang, proyek pelebaran jalan membuat tanaman yang berasal dari wilayah Afrika beriklim tropis ini terpaksa ditebang, dan sebagian lainnya ditebang tanpa alasan.

Yang lebih disayangkan, nggak ada usaha untuk menanam ulang pohon asam yang serupa sebagai penggantinya. Di sejumlah daerah, pohon asam ditebang karena alasan yang sepele, yakni untuk dibuat arang. Ya, arang kayu asam dikenal menghasilkan api yang panas dan tahan lama.

Asam, buah yang kerap menjadi bagian dari masakan tradisional di Indonesia. (Fwdlife)

Kini, pohon asam semakin jarang ditemui. Padahal, dahannya yang rindang bakal bikin siapa pun betah berteduh di bawahnya. Pun di Semarang, pohon asam semakin jarang ditemui, meski punya peranan besar dalam penamaan Semarang. Ironis? Ya, ironis! (Mem/IB27/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024