BerandaTradisinesia
Rabu, 3 Sep 2019 16:19

Jejak Gemulai Lengger, Sejak Dahulu hingga Kini

Seorang penari Lengger. (myimage.id)

Gerak gemulai para penari apik menarikan gerakan demi gerakan. Iringan musik tradisional menambah semarak pentas. Yap, Lengger masih selalu menjadi tontonan yang menarik bagi masyarakat.

Inibaru.id – Berbagai tarian tradisional hadir mewarnai kekayaan seni dan budaya di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah Lengger. Tari tradisional ini merupakan salah satu kesenian dari daerah Banyumas, yang juga eksis di beberapa daerah lain di Jawa Tengah seperti Wonosobo dan Purworejo.

Lengger berasal dari kata eleng (eling) yang berarti “ingat” dan ngger yang berarti “nak”. Jika diartikan, Lengger adalah media untuk selalu berbuat kebaikan dan selalu mengingat Tuhan.

Ilustrasi Lengger Lanang. (myimage.id)

Dulu, tari Lengger dipercaya sebagai ritual pemujaan oleh petani pada Dewi Kesuburan. Lengger juga dipercaya telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit, Millens. Namun seiring berkembangnya zaman, Lengger banyak dipentaskan di berbagai acara dan hajatan. Misalnya, syukuran sehabis panen hingga pesta pernikahan.

Fyi, pada awalnya gerakan gemulai Lengger dibawakan oleh kaum lelaki yang berdandan laiknya perempuan. Itulah mengapa ada sebutan tari Lengger Lanang. Salah seorang maestro Lengger Lanang yang banyak dikenal orang adalah Dariah.

Lengger Masa Kini

Siapa bilang kesenian tradisional seperti Lengger bakal hilang tergerus zaman? Pentas-pentas Lengger masih bisa dijumpai dengan mudah, kok. Peminatnya pun nggak sedikit, baik tua maupun muda, lelaki maupun perempuan.

Di Purbalingga misalnya, ada kreasi baru dari Lengger bernama tari Lenggasor. Tari kreasi ini didominasi oleh gerakan yang energetik dan dinamis.

Para penari Lengger. (myimage.id)

Sementara, di Cilacap, ada tari Jalungmas yang merupakan kreasi dari perpaduan Lengger dan Jaipong. Tari Jalungmas memang nggak tergolong baru karena sudah ada sejak 1993. Namun kehadirannya turut menjadi bukti bahwa Lengger dapat berinovasi menjadi ragam gerakan apik lainnya.

Wah, jadi bangga ya karena banyaknya kekayaan seni dan budaya di Indonesia. Kalau ada pentas Lengger terdekat, yuk nonton bareng-bareng! (IB10/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Indonesia Uji Coba Sistem 4 Hari Kerja, Adakah Negara yang Telah Menerapkannya?

27 Jan 2025

Menjelang Perayaan Imlek 2025, Perajin Barongsai Semarang Untung Besar

27 Jan 2025

Kuburan yang Kian Penuh dan Ide Makam Tumpuk di Yogyakarta

27 Jan 2025

Lomba Lari Mengejar Keju di Inggris, Seru tapi Berbahaya!

27 Jan 2025

Berburu Kuliner Tradisional di Pasar Sore Karangrandu, Jepara

27 Jan 2025

Sejarah Lalapan; Hidangan Segar Khas Nusantara yang Kaya Manfaat

27 Jan 2025

Minum Air Langsung dari Keran Bukan Angan-Angan Lagi di Salatiga

27 Jan 2025

Siswa di Jawa Tengah akan Belajar Mandiri selama Ramadan 2025; Bukan Libur, lo!

28 Jan 2025

Berkaca dari Hup Teck, Pabrik Kecap Legendaris yang Memilih 'Tutup Usia'

28 Jan 2025

Musim Telur Menetas, Waspada Ular Masuk Rumah!

28 Jan 2025

Jadi Umpatan Populer di Drakor, Seberapa Kasar Kata 'Shibal' bagi Orang Korea?

28 Jan 2025

Berkaca dari Insiden di Pantai Drini, Begini Tips Selamat saat Terseret Ombak

28 Jan 2025

Sejarah Tradisi Petik Angpao di Pohon saat Imlek, Sesi Seru yang Ditunggu

28 Jan 2025

Gapeka 2025 Berlaku, Perjalanan Kereta di Daop 4 Semarang Lebih Cepat 466 Menit

28 Jan 2025

Kisaran Gaji Ketua RT di Jawa Tengah; Semarang Masih Tertinggi

29 Jan 2025

Ngrancasi, Upaya Petani Mawar di Sumowono Mempersiapkan Panen Raya menjelang Lebaran

29 Jan 2025

Begini Cara Nonton Drakor 'The Trauma Code: Heroes on Call' Sub Indo Termudah

29 Jan 2025

Perihal Imlek yang Selalu Identik dengan Hujan

29 Jan 2025

Indonesia-India Perkuat Kerja Sama Digital, Siap Bersaing di Pasar Global

29 Jan 2025

Mengapa Orang Rela Terjebak Macet Berjam-Jam Demi Liburan?

29 Jan 2025