Inibaru.id - Sampah plastik adalah ancaman serius di tanah air. Keinginan masyarakat untuk meminimalisasi atau mengelola sampah plastik juga belum ada. Masyarakat abai, pemerintah pun bingung dibuatnya.
Kemudian muncul penelitian untuk menggunakan sampah plastik sebagai bahan campuran pembuatan aspal jalan. Pemerintah pun menyambut baik hal ini. Aspal itu segera diaplikasikan di sejumlah ruas jalan.
Pemerintah melalui Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, bahkan menargetkan akan menggunakan aspal yang berasal dari campuran sampah plastik di jalan-jalan raya nasional mulai 2018.
Program tersebut menyusul uji coba aspal sampah plastik di Bali dan nantinya merambah di jalan raya Bekasi.
"Aspal sampah plastik di jalan raya Bali baru uji coba sepanjang 700 meter. Lalu kita susul uji coba di Bekasi mulai Agustus ini karena dekat dengan Tempat Pembuangan Sampah (TPS)," kata Basuki usai menghadiri acara Puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Rabu (2/8), sebagaimana dilansir dari Liputan6.com.
Basuki menuturkan, aspal yang digunakan di Bali dan Bekasi berasal dari campuran sampah plastik sebesar 10 persen. Pemerintah akan menguji coba pada jalan raya sepanjang satu kilometer dengan menggunakan campuran 2,5 ton sampah plastik.
"Kita produsen sampah plastik terbesar nomor dua di dunia, jadi salah satu untuk kebersihan dan mengurai sampah ini dengan cara mencampurnya ke aspal untuk bikin jalan," jelas Basuki.
Ia mengatakan, pemerintah baru akan merealisasikan pembangunan jalan raya skala nasional menggunakan aspal campuran plastik pada 2018.
"Baru kita programkan di kota lainnya pada 2018 untuk aspal sampah plastik. Potensinya di Jakarta, Semarang, Medan, dan kota lainnya," tutur dia.
Basuki meyakini, aspal sampah plastik yang dicampur pada aspal sangat kuat sebagai bahan baku pembangunan jalan raya.
"Itu kuat kan campuran sampah plastiknya 10 persen. Jadi kayak aspal biasa," pungkas dia.
Sebelumnya, Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan, pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal merupakan salah satu solusi bagi permasalahan sampah plastik di Indonesia.
"Setiap 1 kilometer jalan dengan lebar 7 meter, membutuhkan campuran limbah plastik sebanyak 2,5 hingga 5 ton. Jadi bisa dibayangkan apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki jalan ribuan kilometer," tutur Danis dalam keterangan tertulis.
Jumlah sampah plastik di Indonesia pada 2019 diperkirakan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Dengan estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton per km jalan, maka limbah plastik dapat menyumbang kebutuhan jalan sepanjang 190.000 km.
Selain itu, aspal yang dihasilkan juga lebih lengket jika dibandingkan dengan aspal yang tidak menggunakan plastik sebagai campuran. Artinya, kata Danis, stabilitas aspal dan ketahanannya lebih baik.
"Stabilitasnya meningkat 40 persen, ini menjadikan kinerja lebih baik lagi," tambah Danis. (OS/IB)